Jam 5 kurang 10 aku bangun dan bersiap untuk pergi joging dengan kak Alin, selesai joging kami pulang ke tempat masing masing dan jam setengah 9 kak Alin kembali menjemput ku untuk pergi ke gereja, sesampai di gereja aku mencari keberadaan bang Doni, benar saja dia sudah menunggu kak Alin di pintu gereja, aku mengantar kak Alin sampai di pintu saja.
"Pagi ..?." Bang Doni menyapa kami.
"Pagi juga jawabku, bukankah bapak ini yang kemaren bertemu kita di gerai stik itu ya ..?" Tanyaku pura-pura nggak kenal.
"Iya kebetulan banget kita ketemu lagi di sini? Dek Rani mau beribadah ya?."
"Enggak pak, saya cuma nganter kakak saja, kak Alin buruan masuk sana!."
"Maaf saya mau masuk dulu ya?."
Kak Alin memotong pembicaraan kami.
"Oh iya saya juga mau masuk?." Jawab bang Doni, lalu bang Doni melangkah pergi, yes semoga berhasil.
Aku menunggu kak Alin di taman gereja, sambil menunggu aku buka-buka artikel tentang kaum lesbi, ya tiga trik sudah aku jalankan.
1. Penampilanku sudah berubah yang dulu suka pake baju kurang bahan sekarang aku lebih suka pake celana jeans dan kaos biasa.
2.aku mengajak kak Alin untuk beribadah, semoga hati kak Alin bisa sedikit dapat pencerahan, dan semoga bisa merubah diri kak Alin menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
3. Aku mengenalkan kak Alin dengan bang Doni dan semoga bang Doni bisa mengambil hati kak Alin.
Ya Allah lancarkan lah usahaku ini, sebab aku nggak mau lama-lama hidup di kubangngan dosa ini, aku ingin segera menghapus sisi gelap dalam hidup ku ini.
Tiga jam sudah berlalu, aku melihat kak Alin keluar dari gereja bersama bang Doni, mereka berjalan beriringan, kak Alin ku lihat lebih banyak diam dan bang Doni yang selalu berbicara, aku memanggil mereka, dan mengajak mereka duduk sebentar di taman.
Sengaja aku menyiapkan cemilan juga minuman buat kak Alin dan bang Doni, tujuanku satu, aku ingin kak Alin bisa lebih lama ngobrol dengan bang Doni, setelah semua dirasa cukup kami pulang, aku melihat mobil bang Doni belum keluar dari parkiran sebelum kami berangkat, sebenarnya tadi bang Doni mengajak kami makan siang bersama, namun kak Alin menolak.
"Kak Alin bang Doni kayaknya baik ya ..?."
"Iya nampaknya dia pria yang baik, tadi di gereja sebelum pastur berpidato, dia ngobrol banyak tentang agama, aku jadi merasa malu karena aku nggak pernah beribadah, makasih ya Rani? Kamu mau mengingatkan kak Alin untuk pergi ke gereja, memang kamu itu calon istri yang baik."
Aku menelan salifa saat kak Alin mengucapkan kata istri, bulu kudukku juga langsung meremang.
"Apa benar bang Doni itu teman SMA kak Alin ..?."
"Iya benar, ternyata dia itu memang benar teman 1klub futsal bang Jimmy Abang kakak yang sekarang tinggal di Amerika."
"Waah kalau bang Jimmy bisa ketemu bang Doni pasti dia sangat senang."
"Iya, dan ternyata mereka dulu teman dekat juga, cuma kak Alin nggak begitu kenal sama Doni."
"Kapan-kapan kalau bang Jimmy pulang ke Indonesia kabari bang Doni kak, pasti itu bisa jadi reuni yang sangat menyenangkan buat mereka."
"Iya tadi kak Alin sudah kasih no hp Jimmy ke Doni, biar mereka bernostalgia lewat hp dulu sebelum mereka kopdar."
Alhamdulillah, semoga ini adalah petunjuk dari Allah, dan semoga ini jawaban dari do'a-do'a bang Doni selama ini, ya Allah bantulah kami.
"Rani kita makan dulu ya ..?"
"Nggak usah kak, Rani mau langsung pulang saja, Rani banyak cucian jadi Rani mau nyuci, lagian hari ini Rani juga kerja, biasanya kalau Minggu kafe rame pengunjung."
"Okey ya sudah kak Alin langsung anter kamu pulang."
Setelah pulang dari gereja aku langsung tidur, aku benar-benar lelah dan capek, nyuci baju itu cuma alasanku saja biar aku bisa membatasi kebersamaanku dengan kak Alin.
Sore ini, seperti biasa aku berangkat kerja, sepanjang jalan menuju kafe aku pergunakan untuk belajar, ya sebentar lagi ujian kenaikan kelas, ya ..? aku mau naik ke kelas 12, itu tandanya aku memiliki waktu 1 tahun lagi untuk merubah Kak Alin, semoga misiku lancar, dan semoga aku juga bisa lulus dengan hasil yang baik.
Sampai di kafe aku langsung melakukan semua tugasku benar saja hari ini kafe sangat ramai, sampai aku lupa waktu, pas aku mau bersiap mau pulang pergantian shift tiba-tiba bang Doni datang menemui, aku menyempatkan diri untuk berbincang sejenak, ternyata bang Doni minta no WA Kak Alin, dan pingin tau jam kerja kak Alin, aku memberi no wa kak Alin, tapi aku bilang jangan buru-buru menghubungi kak Alin, lebih baik bang Doni mendekati kak Alin dengan sistem kopi darat alias bertemu langsung, atau bisa juga bang Doni meminta tolong ke bang Jimmy untuk melancarkan niat baik bang Doni.
Bang Doni nampak setuju dengan semua usulanku, dan bang Doni pamit pulang, sebab sebentar lagi aku juga akan pulang juga.
Hari ini, dua bulan sudah berlalu, aku melihat hubungan bang Doni dan kak Alin makin membaik, semoga saja kak Alin bisa membuka hati untuk bang Doni, dan aku juga selalu membuat alasan agar mereka bisa kopdar berdua, misalnya pas kami lagi makan berdua nanti aku suruh bang Doni datang, lalu setelah bang Doni datang aku mencari alasan agar aku bisa meninggalkan mereka, sungguh selama dua bulan ini aku benar-benar merasa capek, karena sering main kucing-kucingan, tadi bang Doni wa ke aku, kalau bang Jimmy hari ini datang ke Jakarta dan mereka akan ketemuan, semoga saja urusan mereka bisa sukses.
Aku sangat berharap kak Alin dan bang Doni bisa bersatu, dan semoga bang Jimmy bisa menyatukan mereka, sebab kalau aku dengar dari cerita bang Doni, sebenarnya bang Jimmy dan keluarga juga sangat prihatin dengan keadaan kak Alin, hanya saja mereka bingung mencari cara menghilangkan trauma dihati kak Alin.
bang Jimmy juga bercerita tentang tragedi yang menimpa kak Alin hingga kak Alin bisa menjadi sekarang ini, keluarga juga sudah mencari piskiater dan lain sebagainya untuk merubah kak Alin, namun dari diri kak Alin sndiri kak Alin nggak mau berubah, dan katanya bang Jimmy juga ingin bertemu denganku, dia pingin tau lebih dekat tentang aku.
Hari ini seperti biasa aku bekerja, entah kenapa suasana hatiku sangat riang, dan sudah satu Minggu ini aku juga nggak berjumpa dengan kak Alin, dengar kabar kak Alin sedang sibuk karena kedatangan bang Jimmy dan keluarganya, Alhamdulillah aku bersyukur setidaknya ada jarak buat kami untuk tidak bertemu.
Pas aku sedang mengantar minuman salah satu waiter, ada yang memanggilku, katanya aku disuruh menemui seseorang di salah satu meja, aku mencari meja yang di maksud, dan disana aku menatap ada pria yang masih kelihatan sangat muda namun bersahaja duduk bersama seorang wanita, wajah pria itu benar-benar mirip dengan kak Alin, batinku berbicara apakah ini bang Jimmy Abang kandung kak Alin?
*Pertemuan Ku Dengan Keluarga Kak Alin*
Dengan menahan debaran jantung aku menuju meja yang di maksud
"Selamat malam Bapak, ibu, apakah bapak dan ibu memanggil saya?."
"Iya benar, mari silahkan duduk."
"Maaf ada perlu apa bapak dan ibu memanggil saya?."
"Begini ..? apa benar kamu yang bernama Rani
.?."
"Iya benar!."
"Kenalkan saya Jimmy dan ini Laura istri saya, saya adalah kakak kandung Alin."
"Benarkah kamu pacar Alin?."
"Beeenar tuan."
Aku menjawab sambil menunduk.
"Jangan panggil tuan, panggil saja pak Jimmy."
"Baik pak Jimmy, apa ada yang bisa saya bantu?."
"Aku sudah mendengar semua ceritamu dari Doni, dan katanya kamu berniat menjodohkan Doni dengan adik saya Alin benar begitu?."
"Iya benar pak!."
"Kalau begitu mari kita bekerja sama, kamu sebagai orang yang paling dekat dan dipercaya Alin harus berperan lebih aktif lagi agar Alin bisa berubah, aku tau kamu anak baik, jadi aku percayakan semua kepadamu,.
Alin itu sifatnya keras, namun lembut, hati dia bisa disentuh oleh kelembutan, namun kemauan dia sangat keras, dia bisa menentang apa saja agar kemauan dia bisa terpenuhi, sebenarnya sebelum ini kami dari pihak keluarga sudah mencari cara agar dia berubah, tapi dia nggak mau berubah, dan selama ini pasangan dia hanya memanfaatkan dia, jadi dari pihak pasangan memang malah semakin menjerumuskan dia, saya senang dengan i'tikad baikmu, dan saya mendukung sepenuhnya niat baikmu, kalau ada apa-apa, hubungi saya, ini kartu nama dan itu ada no telpon saya yang bisa kamu hubungi sewaktu-waktu."
Setelah bicara seperti itu kami bertiga membahas rencana apa yang harus aku lakukan, ya aku harus semakin mengarahkan kak Alin agar kak Alin bisa lebih rajin beribadah dan pergi ke gereja, dan pihak keluarga juga akan menghubungi pihak pengurus gereja untuk memasukan materi tentang bahaya lesbi di dalam ceramah para pendeta, jadi kak Alin dinasehati secara halus agar lebih mengena.
Semoga saja cara ini bisa membantu kak Alin dan bisa melepaskan aku dari jerat kak Alin.
Setelah pak Jimmy memberi banyak nasehat dan setelah kami menyusun rencana, akhirnya beliau pamit untuk pulang, Alhamdulillah lega rasanya hatiku sebab aku mendapat dukungan dari keluarga kak Alin
*Misi Yang Gagal*
Segala macam cara sudah aku coba untuk menyadarkan kak Alin dari penyimpangan seksual, dan satu tahun lebih aku dan bang Doni berjuang untuk merubah kak Alin, satu tahun lebih juga aku berperan menjadi pasangan seorang lesbi,
Dan hari ini adalah hari kelulusanku, aku menyambut dengan sangat gembira, namun aku juga sedikit takut sebab aku ingat dengan perjanjian yang sudah aku sepakati dengan kak Alin.
Bahwa setelah lulus sekolah aku akan diajak kak Alin keluar negri, dan kami akan menikah, untuk itu sebelum aku berangkat ke sekolah aku menghubungi bang Doni dan bang Rio, aku takut akan terjadi sesuatu yang nggak di inginkan.
Hari ini aku pergi ke sekolah untuk menghadiri acara kelulusan dengan ditemani kak Alin, ya? Siapa lagi yang akan menghadiri kelulusanku kalau bukan kak Alin, sebab kak Alin lah yang menyekolahkan aku disini