Jimin terbangun dari tidurnya pagi itu. Menatap langit-langit kamar itu dengan tatapan kosong. Sebenarnya ia tak sendiri saat ini, ada jungkook yang masih tidur dan memeluk perutnya mereka juga jangan lupakan mereka sama-sama telanjang saat ini karena mereka langsung tertidur akibat kelelahan. Jimin tak tahu perasaannya tengah kalut juga ada sesuatu perasaan aneh yang mengganggunya saat ia terbangun beberapa menit yang lalu.
Entahlah jimin tak mengerti perasaan apa itu namun ia masih saja teringat pada ucapan jungkook semalam saat mereka melakukan kegiatan panas mereka untuk yang pertama kalinya.
"Aku sangat mencintaimu baby... Ahh.. Aku benar-benar mencintaimu.. Ku mohon.. Ahh.. Shh.. Cobalah menerima ku... Aku... Akan memberimu.. Kebahagiaan yang lebih... Ahh.. Dari pria itu berikan... Padamu..."
Meski jungkook melakukan nya dengan kasar namun, kata-katanya terdengar sangat tulus di telinga jimin. Sesaat kemudian jimin menepis semua ingatan yang mulai menggoyahkan hatinya karena ingatan jungkook yang memperlakukannya dengan kasar muncul kembali di kepalanya membuat dirinya kembali diliputi rasa benci yang masih bersarang di hatinya.
Jimin mencoba bangkit dari ranjang untuk ke kamar mandi guna membersihkan dirinya. Namun saat ia akan turun dari ranjang jungkook menahan lengan jimin dan membuat jimin menghentikan niatnya.
"Ada apa jungkook?" Ucap jimin sambil menoleh ke arah jungkook yang berbaring dan menatapnya.
"Kau mau kemana?" Jimin memutar bola matanya.
"Aku ingin ke kamar mandi. Badan ku sangat lengket aku ingin membersihkannya." Jungkook menaikkan sebelah alisnya kemudian melepaskan lengan jimin.
"Kau ingin makan apa? Aku akan pesan makanan." Ucap jungkook yang sudah memegang ponselnya.
"Tak perlu aku akan memasak setelah mandi." Ucap jimin seraya berjalan memasuki kamar mandi.
Jungkook meletakkan ponselnya kemudian mendudukkan dirinya di tepi ranjang dengan matanya menatap lurus ke arah pintu kamar mandinya. "Aneh. Dia sudah tak terlihat menunduk lagi saat berbicara padaku dan berani menatapku secara langsung. Apa karena mood kehamilannya?" Ucap jungkook dalam hati. Ia Sangat bingung karena perubahan sikap jimin namun, jungkook memilih acuh dan segera meraih bathrope yang ada di sofa kamarnya.
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
Pintu kamar mandi pun terbuka. Jimin keluar dengan memakai bathrope nya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil berwarna putih.
"Setelah sarapan kita akan belanja. Karena keperluan dapur akan habis."
"Kau tidak ke kantor?" Tanya jimin heran karena ini masih hari rabu.
"Tidak, aku ingin di rumah saja." Ucap jungkook seraya berjalan ke arah kamar mandi.
"Ck, seenaknya saja. Mentang-mentang CEO bertingkah sesukanya. Seharusnya menjadi atasan harus disiplin dan menjadi panutan bawahannya." Gerutu jimin sambil mengenakan pakaiannya. Namun, jungkook masih bisa mendengar jimin yang menggerutu membuat jungkook tersenyum tipis.
***
Saat ini jungkook dan jimin sudah berada di salah satu mall terbesar di daerah gangam. Jimin sebenarnya tak mengerti jalan pikiran jungkook. Karena menurut jimin mereka hanya akan membeli kebutuhan dapur kenapa harus ke mall padahal di supermarket kecil pun mereka dapat membeli beraneka macam kebutuhan dapur di sana dan juga tersedia lengkap tapi, kenapa harus jauh-jauh ke mall?
"Sekarang apalagi yang kurang?" Tanya jungkook sambil berjalan perlahan sambil membawa troli yang ia dorong dengan jimin di sampingnya yang sedang memilih tepung kemudian meletakkannya ke troly.
"Tinggal membeli daging saja. Ah... Iya, em.. Boleh aku membeli ice cream?"
"Ne, beli lah tapi jangan terlalu banyak kau sedang hamil." Jimin pun mengangguk dan segera berlari kecil ke arah tempat ice cream berada.
"Yak! Jangan lari!" Ucap jungkook yang mengikuti jimin dari belakang.
"Wah... Um yang mana ya? Baby kau ingin yang mana? Mommy ingin yang rasa strawberry dan vanilla. Kau sutuju sayang?" Ucap jimin sambil tangan kirinya mengusap perutnya yang mulai sedikit membuncit dan tangan kirinya meraih sekotak ice cream yang ia inginkan.
"Sudah mendapatkannya?" Ucap jungkook yang sudah di samping jimin.
"Sudah." Ucap jimin seraya meletakkan satu kotak ice cream rasa strawberry dan vanilla.
"Baiklah kita ke tempat daging dulu baru setelah itu kita ke kasir." Ucap jungkook pada jimin sambil berjalan ke arah tempat daging berada. Setelah selesai mereka pun ke kasir untuk membayar belanjaan mereka.
Jungkook dan jimin pun sudah berada di lantai satu untuk menuju keluar namun jungkook menarik jimin ke salah satu toko perhiasan yang ada di toko itu.
"Selamat datang tuan! Ada yang bisa saya bantu?" Ucap salah satu pelayan di toko itu.
"Aku ingin mengambil pesanan sebuah kalung dan sepasang cincin pernikahan." Ucap jungkook.
"Eoh? Untuk apa kalung nya kook? Bukankah hanya butuh cincin saja?" Tanya jimin pada jungkook yang menatapnya heran. "Kenapa dia terlihat biasa saja? Ah.. Sudahlah." Batin jungkook.
"Kau lihat saja nanti." Jimin pun diam hanya menatap penasaran ke arah dua benda kotak yang ada di depannya dan jungkook.
Tampak sebuah kalung dari Channel dan sepasang cincin bermata berlian berada di depannya.
"Atas nama Jeon Jungkook, benar?"
"Ya benar, hum bagus sekali." Ucap jungkook sambil meraih kalung milik brand ternama Chanel.
"Eh?" Jimin terkejut saat memasangkan kalung itu ke leher jimin.
"Wah.. Pasangan anda sangat cantik tuan." Puji pelayan itu.
"Hum.. Dia semakin cantik saat mengandung." Ucap jungkook menatap kagum pada jimin yang kini wajahnya tengah memerah.
"Eh? Tuan cantik sedang mengandung? Selamat tuan semoga ibu dan bayi anda sehat selalu."
"Nde terima kasih. Baiklah aku bawa sekarang. Katakan pada tuan kang kalau aku sudah mengambil pesanan ku."
"Nde tuan terima kasih atas kedatangan anda." Setelah itu jungkook dan jimin pun pergi dari mall itu dan segera pulang.
Jimin dan jungkook pun sudah berada di apartemen nya dan jimin saat ini tampak sangat lelah. Ia pun membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu apartemen itu.
"Baby, tidurlah di kamar."
"Hum." Jimin memang menyahut tapi tubuhnya tak bergerak sesenti pun. Jungkook yang selesai meletakkan belanjaan nya ke dapur dan meletakkannya pada tempatnya kembali ke ruang tamu karena tak mendengar suara pintu kamarnya terbuka atau pun tertutup.
Dan benar saja jimin sudah terlelap di atas sofa itu dengan posisi meringkuk terlihat tak nyaman. Dengan cekatan jungkook mengangkat jimin bridal style menuju kamarnya.
"Hari ini sikapmu sangat berbeda. Apa kau sudah membuka hati untukku?" Gumam jungkook sambil mengusap wajah terlelap jimin. Kemudian jungkook mengecup kening jimin sayang dan ia pun ikut merebahkan tubuhnya di samping jimin kemudian membawa tubuh jimin kedalam pelukannya.
"Aku mencintaimu baby. Sangat sangat mencintaimu. Kumohon berikan aku kesempatan untuk menunjukkan rasa cinta ku padamu. Dan bukalah hatimu untukku."
Setelah itu jungkook segera memejamkan matanya menyusul jimin ke alam mimpi di sore itu.
𝙏𝘽𝘾