Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

NIKAH KARENA TERPAKSA

chibee_chan
--
chs / week
--
NOT RATINGS
46.4k
Views
Synopsis
Di jodohkan tiba-tiba, mendadak abak ku (ayah) harus operasi dan hidup serba pas-pasan. Harus kah aku menyerah dengan cita-cita ku sedangkan pengumuman kelulusan SMA ku saja belum ku dengar. Itulah sekelumit hidupku. Denai Alya itulah nama ku. kehilangan wanita yang ku cintai, itu amat menyakitkan. Ketika di jodohkan aku hanya bisa pasrah tanpa ingin mengecewakan kedua orang tua ku. dr.Abbasya Arfan itulah nama ku
VIEW MORE

Chapter 1 - BAB 1 Kenyataan

Ku kayuh sepeda ku dengan kecepatan sedang ketika ibu menyuruh ku pulang. Ibu menelpon ku melalui gawai milik ibu pedagang di sebelah toko ku. Maklum di rumah kami hanya punya dua gawai, yang satu di bawa kakak ku yang kuliah di Medan dan yang satu lagi kami pakai bersama dalam 1 rumah.

"Alya, pulang lah dulu ke rumah, ada yang ingin mamak sama abak bicarakan dengan mu. Tutup saja toko dulu, lagi pula tidak apa sekali ini kita tutup sore hari."

"Baik mak" ucapku.

Sesampainya di rumah, ku letakkan sepeda ku dan ku kunci karena takut sepeda ku hilang, maklum sepeda ini kendaraan "termewah" ku yang ku gunakan dari aku SMP hingga hampir menamatkan tingkat SMA ku. Sambil menunggu pengumuman kelulusan SMA ku, aku membantu ibu ku menjaga toko baju anak milik kami di pasar.

"Assalamu'alaikum, mak...Alya pulang" setengah berteriak ketika membuka pintu.

Ku lihat ada wajah tegang bercampur sedih di wajah kedua orang tua ku yang sedang duduk beralaskan tikar.

"Wa'alaikumsalam, sini Alya duduk dulu. Abak dan mamak ingin berbicara serius dengan mu". Ucap bapak mengajak ku duduk sambil menepuk lantai menandakan untuk aku duduk berhadapan dengan kedua orang tua ku.

Aku pun mengangguk dan bergegas duduk di hadapan kedua orang tua ku.

"Alya, mamak dan abak sudah semakin tua. Serta kondisi abak pun sudah mulai sakit-sakitan, tak seperti dulu lagi."

Aku mengangguk dan mendengarkan dengan perasaan yang tak bisa ku gambarkan.

"Abak minta maaf." Ucap bapak sambil menahan tangis.

Ya Tuhan..Perasaan ku semakin berkecamuk, ada apa sebenarnya. Tak terasa mata ku pun berkaca-kaca sambil menunggu ucapan bapak selanjutnya.

"Abak dan mamak sayang sama Alya tapi..." ucap bapak seolah ada sesuati yang tersangkut di tenggorokan nya.

"Tapi apa bak?" Jawab ku pelan.

"Bisakah Alya menolong abak, mamak, kakak mu dan adik-adik mu?" Ucap bapak sambil memegang pundak ku.

"Bisakah kamu menikah dengan pria pilihan bapak?"

Seketika air mata yang sudah ku tahan jatuh tak tertahankan.

Kenapa bak, mak?

Alya masih muda, masih banyak yang ingin Alya kejar, Alya ingin kuliah, Alya ingin melanjutkan cita-cita Alya sebagai pelatih karate dan kerja sesuai ijazah Alya untuk mengubah kehidupan keluarga kita mak, bak. Lagi pula kelulusan SMA pun belum di umumkan. Alya hingga sekarang pun masih terdaftar sebagai seorang siswa di sekolah Alya " Ucap ku bergetar

"Ia, Alya sayang. Mamak dan Abak paham maksud Alya. Tapi ini demi kita semua nak. Alya tahu kan abak sudah tak jualan lagi, hanya kedai kita yang di pasar yang membantu kebutuhan kita selama ini." Ucap mamak

"Tapi kenapa harus Alya? Kenapa Alya? Bukan nya ada kak Sari, suruh kak Sari pulang dan minta ia menikah. Kenapa harus Alya? Ucapku berteriak sambil menangis.

Mamak dan abak hanya terdiam mendengar ku berteriak, karena selama ini aku termasuk anak yang selalu menuruti apa mau mamak dan abak.

"Dengarkan abak dulu Alya, baik lah ada yang belum abak dan mamak ceritakan. Kamu kan tau dulu abak hanya berjualan bumbu dapur untuk di bawa kepulau-pulau dimana tempat abak berjualan selalu berpindah-pindah sesuai dengan hari pasar daerah tersebut, hingga suatu hari kapal muatan yang membawa barang jualan abak dan teman-teman abak mengalami kecelakaan dan barang abak hilang tenggelam tanpa bisa abak bisa selamatkan. Saat itu semua modal sudah habis di sana dan abak harus tetap membiayai sekolah kalian berempat. Abak pinjam uang ke induk semang abak untuk modal baru, mencoba membuka kedai saja untuk berjualan baju, karena abak trauma dengan tenggelamnya barang jualan abak yang dulu tp apa yang terjadi modal itu pun habis karena kedai kita kebakaran. Terpaksa abak pinjam uang lagi barulah hingga sekarang kedai kita sudah ada lagi dan bisa untuk kakak mu kuliah." Ucap abak

"Lah.. kenapa harus Alya yang berkorban? Kan uang itu juga untuk kak Sari kuliah, suruh kak Sari yang menikah, lagi pula kak sari kan sudah kuliah tingkat tiga berarti sebentar lagi kak sari tamat kan? Aku pun membantah..

"Tapi nak.. jika kakak mu yang menikah, cita-citanya tinggal sedikit lagi nak, mamak mohon sama Alya. Mamak dan Abak tau jika kami egois, tapi kami terpaksa mengorbankan mu nak. Buk haji Asnah sudah berjanji, jika kamu mau menikah dengan anaknya maka semua hutang kita akan lunas nak. Mamak sudah tak sanggup membayar hutangnya nak, di tambah dua adik mu yang redo masih SMP dan febri masih Sd, kakak mu yang kuliah dan juga biaya pengobatan abak nak. Mamak mohon sekali ini nak..."ucap mamak memgang kedua tangan ku.

"AKU TIDAK MAU, TIDAK INGIN DAN TIDAK AKAN MELAKUKANNYA. AKU MASIH PUNYA CITA-CITA. JIKA MAMAK DAN ABAK MEMAKSAKU, AKU AKAN KABUR. JIKA MAMAK DAN ABAK TIDAK BISA MEMBIAYAI KULIAH KU, AKU AKAN CARI UANG UNTUK KU SENDIRI." Ucapku berteriak

Aku berjalan cepat menuju kamar ku dan membanting pintu kamar ku. Kaki ku lemah,aku tak bedaya, aku terjatuh dan terduduk sambil menangis. Ya Tuhan, kenapa ini yerjadi pada ku. Aku tak ingin, aku masih punya cita-cita dan aku masih mempunyai satu janji pada seseorang.