Chereads / Psycopath CEO / Chapter 4 - BAB 4

Chapter 4 - BAB 4

Clara menatap geli pada pria dihadapannya yang begitu PD sekali jadi orang, meski memang wajahnya tampan, tapi PD-nya kelebihan dosis.

"Ya Tuhan, apa anda fikir wajah anda dapat membuat semua wanita bertekuk lutut, yang benar saja!" ucap Clara dengan nada suara yang semakin tinggi.

Pria itu mengernyit bingung kemudian menyilang tahgannya didepan dada dan menatap dingin pada wanita dihadapannya.

Pria itu segera pergi meninggalkan Clara dengan perasaan kesal, sedang Clara berdecak melihat hal itu.

"Dasar pria sombong!" ucap Clara kesal kemudian menoleh kearah butik miliknya.

"Syukurlah mereka sudah pergi," ucap Clara menghela nafas panjang kemudian meletakkan beberapa uang dollar dimeja dan berjalan keluar dari cafe itu.

* * *

Disisi lain, seorang pria memukul keras dinding didalam ruangannya, ia merasa sangat terhina saat seorang wanita meninggikan nada suaranya.

"Wanita itu ... jika aku bertemu dengannya sekali lagi, maka tidak akan kulepaskan," ucapnya kesal dengan menekan setiap kata-katanya.

Pukul 7 malam.

Didalam ruangan VVIP terlihat seorang pria meminum wine dengan wajah kesal, membuat kedua sahabatnya menatap aneh padanya.

"Kau kenapa?" tanya Joe yang penasaran dengan sahabatnya itu.

"Sial*n," umpat Leon dan beranjak dari duduknya berjalan keluar dari ruangan itu, dengan perasaan yang masih kesal.

Joe dan Daniel bertukar pandang satu sama lain, seolah bertanya apa yang terjadi.

* * *

Leon kini berada didalam toilet pria dengan menatap pantulan dirinya dicermin.

Ia membasuh wajahnya dengan perasaan kesal, Leon tidak mengerti kenapa ia terus-menerus mengingat wajah wanita itu, wanita menyebalkan yang berani meninggikan suaranya pada seorang Leonardo William.

Setelah selesai dengan urusannya, Leon berjalan keluar dari toilet dan terkejut saat tiba-tiba seorang wanita menabrak tubuhnya.

Wanita itu mendongak dengan wajah memerah dengan bibir yang sedikit terbuka dan menatap Leon sayu.

'Wanita sial*n,' umpat kesal Leon dalam hati saat melihat wajah wanita itu, ia tidak percaya bertemu kembali dengan wanita yang membuatnya kesal secepat ini.

Leon menelan salivanya dengan susah payah ketika melihat bibir merah wanita itu yang begitu menggoda.

Cup.

Leon membulatkan matanya dengan sempurna saat wanita itu tiba-tiba mencium bibirnya yang perlahan-lahan menjadi lumayan.

Leon mulai menikmati ciuman wanita itu, bahkan kini tangannya menarik pinggang wanita itu hingga semakin menempel pada tubuhnya.

Leon melepaskan pangutannya kemudian tersenyum penuh arti.

"Kita akan lanjutkan ditempat lain," ucap Leon dan mengendong tubuh mungil wanita itu ala bridel style.

Sedang didalam ruangan VVIP, Joe dan Daniel sedikit bingung dengan sesekali menoleh pada pintu ruangan itu.

"Apa kau sering kekamar mandi dan kembali sangat lama?" tanya Daniel pada Joe yang mengernyitkan alisnya.

"Tidak! Kecuali jika menemukan seorang wanita cantik yang siapa untuk kumasuki," ucap Joe santai dan tiba-tiba membuat keduanya saling menatap satu sama lain.

"Tidak mungkin! Kecuali dia ingin membuat korban selanjutnya," sangkal Daniel berusaha untuk menyembunyikan keterkejutannya.

"Yang benar?" tanya Joe memastikan.

Mereka kembali bertukar pandang satu sama lain dengan fikiran yang mengarah pada hal yang mustahil.

"Coba kau telfon nomornya!" ucap Joe, ia benar-benar ingin tau, kenapa sahabatnya itu belum juga kembali dari toilet.

Daniel segera mengambil ponselnya dan mengetik nomor Leon, kemudian menghubungi nomor Leon.

Cukup lama berdering, akhirnya Leon mengangkat telfonnya.

"Kenapa?" ucapnya to the point saat mengangkat telfonnya.

Daniel yang mendengar hal itu mengernyit heran, karena bukan hanya suara Leon saja yang ia dengar, tapi juga suara seseorang yang bisa ia pastikan adalah seorang wanita.

"Kau di mana? kenapa begitu lama ditoilet?" tanya Daniel berturut-turut dengan rasa penasaran yang samakin besar, lantaran suara wanita itu sudah terdengar seperti desahan.

"Aku sudah pulang dan dalam perjalan ke apartemen ku, jadi jangan menungguku lagi," ucap Leon kemudian mematikan panggilan sepihak membuat Daniel membelalakkan matanya.

"Kenapa?" tanya Joe yang penasaran tingkat tinggi.

"Sepertinya di ingin bersenang-senang," ucap Daniel membuat Joe terkejut.

"HAH!"

* * *

Mobil sport berwarna biru terparkir sempurna dibasemant apartemen mewah sepuluh lantai.

Seorang pria keluar dari mobil, kemudian memutari mobil untuk segera membuka pintu untuk seseorang yang akan memuaskannya malam ini.

Leon tersenyum kecil melihat wanita itu yang tertidur pulas, dengan cepat ia mengendong tubuh wanita itu ala bridel style dan berjalan kearah lift.

Leon berjalan mendekat kearah pintu apartemennya saat lift tiba dilantai sepuluh, apartemen miliknya.

Dengan susah payah, Leon menekan sandi untuk membuka pintu apartemennya dan segera masuk saat pintu itu terbuka.

Leon menutup pintu dengan kakinya dan berjalan kearah kamarnya.

Leon menidurkan wanita itu ditempat tidurnya dan kemudian menciumi wanita itu dengan nafsu.

Wanita itu melenguh dialam dan kembali membuka kelopak matanya yang terpejam, masih dalam keadaan mabuk berat.

"Aku tidak akan membiarkanmu tidur dengan nyenyak setelah membangunkan singa," ucap Leon mulai menciumi wanita itu dan perlahan-lahan turun keleher putih wanita itu.

"Emm ... ahh," desahan keluar dari bibir wanita itu membuat Leon semakin bersemangat memulai aksinya.

Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk Leon dan wanita itu, yang akan diringi suara desahan kenikmatan.

* * *

Pukul 6:05 pagi.

Seorang wanita mengeliat dibawah selimut tebal yang menutupi hampir seluruh tubuhnya, kecuali kepalanya.

"Ssh," ia mendesis saat merasakan sakit dibagian pangkal pahanya.

Wanita itu berusaha mendudukkan dirinya diatas tempat tidur dan seketika menyadari jika ia tidak berada didalam kamarnya.

"Di mana ini?" ucapnya bertanya pada dirinya sendiri.

Ia berusaha menelan salivanya dengan susah payah dan perlahan-lahan menundukkan kepalanya melihat jika dirinya tidak mengenakan bajunya, dan lebih parahnya lagi, ia melihat sesuatu yang terlihat seperti gigitan serangga, tapi sayangnya bukan.

Wanita itu mencoba untuk mengingat kejadian semalam dan bersamaan denga itu, pintu kamar mandi terbuka membuat i wanita itu mendongak dan terkejut melihat seseorang yang berjalan menghampirinya.

"Sial*n, dasar pria brengsek! beraninya kau melakukan hal itu padaku!" teriak wanita itu yang sangat emosi tingkat tinggi.

Leon menatap datar hingga pandangannya beralih ke dada wanita itu yang sedikit terekspose membuat sesuatu dibawah sana kembali terbangun.

"Ma ... mau apa kau!" ucap wanita itu yang mulai ketakutan saat Leon berjalan mendekat kearahnya

"Mengulang sesuatu yang kita lakukan tadi malam, di mana kau juga sangat menikmatinya," ucap Leon dengan tersenyum mesum dan seketika menindih tubuh wanita itu, mulai menciuminya lagi dengan nafsu.

Wanita itu mencoba untuk melawan, tapi tenaganya tidak bisa menandingi tenaga Leon, hingga kejadian tadi malam terulang kembali.

Pukul 9 pagi.

Leon mengerjapkan matanya berkali-kali saat mendengar suara tangisan di belakangnya.

Leon membalikkan tubuhnya dan menatap punggung seorang wanita yang kini menangis sesugukkan.

Leon menghembuskan nafasnya kemudian menyentuh kepala wanita itu perlahan, tapi belum sempat tangan Leon menyentuh rambut wanita itu, sebuah tangan sudah menepis tangannya dengan kasar.

"Ada apa denganmu? bukankah kau juga menikmatinya?" tanya Leon membuat wanita itu menoleh padanya dengan tatapan benci.

"Diam kau!" bentak wanita itu membuat Leon terdiam.