"Apakah itu berarti...aku boleh tinggal di sini?" tanya Alexander menatap penuh wajah Carolline dengan hati yang berbunga-bunga.
"Ya Lex, kamu bisa tinggal di sini sesuka hatimu. Tapi kamu harus janji tidak akan mengangetkan aku atau merusak kamarku." ucap Carolline dengan tatapan sedikit mengancam.
Alexander tersenyum sambil memberikan kode tanda setuju.
"Caroll, ponselmu masih berbunyi terus." ucap Alexander dengan menahan senyum karena Carolline melupakan panggilan Lucas.
"Ya Tuhan, hampir saja aku lupa. Aku akan menerimanya, dan aku harap kamu diam dan jangan bicara dulu." ucap Carolline dengan wajah memerah.
"Baik Ratuku." ucap Alexander seraya menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang untuk memulihkan tenaganya.
Carolline menatap Alexander dengan tatapan melotot karena seenaknya tidur di ranjangnya dengan memakai sepatu.
Alexander tertawa lirih, kemudian melepas sepatunya dan berbaring nyaman di ranjang Carolline.
Dengan nafas panjang Carolline menerima panggilan Lucas yang tertunda lama.
"Hallo Lucas, maaf...aku dari kamar mandi tidak tahu kalau kamu meneleponku." ucap Carolline yang sedikit berbohong pada Lucas.
"Carolline, nanti malam aku akan menjemputmu. Aku ingin mengajakmu makan malam di suatu tempat yang romantis." ucap Lucas dengan serius.
"Baiklah, aku tunggu...jam berapa kamu menjemputku Luc?" tanya Carolline dengan hati yang berbunga-bunga.
"Jam tujuh malam aku menjemputmu." ucap Lucas dengan suara berat di sana.
"Oke Luc, sampai nanti." ucap Carolline kemudian mengakhiri panggilan Lucas kekasihnya.
Dengan hati bahagia Carolline mengembalikan ponselnya di atas meja.
Tak sengaja Carolline melihat Alexander yang sudah tidak bersuara lagi sejak dia menerima panggilan dari Lucas.
"Alex." panggil Carolline melihat Alexander yang tak bergerak dengan kedua matanya yang terpejam.
Alexander masih tak bergerak dan sama sekali tidak mendengar panggilan Carolline. Bagi Alexander yang perpaduan antara Demon dan Vampire di saat dia tidur suara apapun tidak bisa di dengarnya kecuali suara hati orang yang di cintainya menderita.
Caroline duduk di samping Alexander yang tidur lelap.
Di amatinya wajah Alexander dengan seksama, terlihat tampan dengan karakter keras pada rahang yang terlihat kokoh namun teduh pada tatapan kedua bola matanya.
"Kamu sangat tampan Alex, andai saja kamu seorang manusia mungkin aku sudah jatuh hati padamu." gumam Carrolline dengan tatapan penuh kekaguman.
"Kamu mengamatiku Carolline?" tanya Alexander yang tiba-tiba membuka matanya dan wajah Carolline tepat berada di depan wajahnya.
Wajah Carolline memerah saat itu juga Carolline menjauhkan wajahnya.
"Aku tidak mengamatimu! aku hanya melihat ada nyamuk di wajahmu." ucap Carolline beralasan asal.
"Benarkah? apa kamar kamu begitu jorok sehingga ada nyamuk?" tanya Alexander dengan tatapan teduhnya.
Carolline mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya yang tampak rapi dan bersih. Dan tentu saja di pastikan tidak ada nyamuk yang datang.
"Apa kamu ada bilang kalau wajahku tampan dan mataku terlihat teduh?" tanya Alexander yang membuat wajah Carolline semakin merah padam menahan malu.
"Sebaiknya aku cepat pergi, sebentar lagi Lucas datang mengajakku makan malam." ucap Carolline seraya beranjak dari duduknya, namun tangan kokoh Alexander dengan cepat menahannya.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku, aku menunggu jawabanmu." tatap Alexander dengan tatapan tak berkedip.
"Aku harus cepat berangkat, pasti Lucas sudah menungguku di luar." sahut Carolline yang malu untuk menjawab pertanyaan Alexander.
"Kamu tidak akan bisa pergi sebelum menjawab pertanyaanku, please Carolline." pinta Alexander dengan tatapan sendu.
"Aku akan menjawabnya setelah selesai makan malam bersama Lucas. Bye Alexander." ucap Carolline dengan sebuah senyuman dan berjalan keluar kamar tanpa mengingat ponselnya yang tertinggal di atas meja.
Di luar Lucas, sudah menunggu Carolline di dalam mobil.
"Hai Lucas, sudah lama menungguku?" tanya Carolline dengan tersenyum manis.
"Tidak terlalu lama, ayo masuklah." ucap Lucas sambil membukakan pintu buat Carolline.
Dengan hati yang di penuhi kebahagiaan, Carolline masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Lucas.
"Kita mau kemana sekarang Luc?" tanya Carolline dengan tatapan penuh menatap wajah Lucas yang fokus pada jalanan di depan.
"Ada restoran di pinggir taman dekat danau, kita bisa makan malam dengan tenang di sana." jawab Lucas menatap wajah Carolline sekilas kemudian kembali fokus pada jalan di depannya.
Tiba di restoran suasana restoran memang tampak sepi dan temaram. Ada beberapa pasangan yang lebih memilih duduk di meja luar restoran, hingga bisa melihat danau dan hutan buatan.
Lucas menggenggam tangan Carolline dan mengajaknya duduk di gazebo dekat danau.
Tampak pelayan restoran menghampirinya dan menanyakan menu makanan apa yang di pesan. Setelah memesan makanan yang di pilih Lucas, pelayan itu pergi dengan sebuah seringaian di bibirnya.
"Lucas, kenapa kamu selalu memilih menu daging asap mentah? bukannya kamu dulu tidak suka makanan daging?" tanya Carolline yang sudah lama ingin bertanya tentang hal itu.
"Sepertinya sudah pernah aku jawab bukan? sejak aku sakit, aku harus makan asupan yang bergizi tinggi terutama makan daging." ucap Lucas dengan sorot mata yang berkilat tertimpa cahaya bulan.
"Aku tidak tahu, semakin hari aku serasa tidak mengenalmu. Dulu kamu yang begitu ramah dan mudah tersenyum sekarang terlihat dingin dan jarang sekali tersenyum." ucap Carolline mengungkapkan pendapatnya tentang pribadi Lucas yang sekarang.
Lucas menatap wajah Carolline dengan tatapan berkabut.
"Bagaimana aku harus menjelaskannya pada Carrolline." ucap Lucas seraya pandangannya melihat ke sekeliling restoran yang sudah berdiri beberapa orang dari klannya yaitu Vampire yang sudah siap untuk mengambil darah suci Carrolline.
"Memang ada apa? jelaskan padaku?" tanya Carolline dengan perasaan yang tidak nyaman setelah mendengar ucapan Lucas yang sepertinya menyembunyikan sesuatu.
"Emm, tidak apa-apa. Aku rasa hal yang wajar kalau kita ada berubah demi kebaikan kita." ucap Lucas yang mengurungkan niatnya karena semua mata klannya sedang mengawasinya dengan ketat.
"Sepertinya, kamu menyembunyikan sesuatu dariku Lucas. Aku ingin kamu jujur padaku! Itu kalau kamu benar-benar mencintaiku." ucap Carolline sambil melihat pelayan yang datang dengan membawa sepiring daging mentah dan dua minuman yang berwarna merah pekat.
Carolline melihat minumannya dari dekat, kemudian mencium baunya.
"Lucas, minuman apa ini? baunya seperti bau anyir apa ini darah?" tanya Carolline meletakkan minumannya dan menatap tajam ke mata Lucas.
"Carolline diamlah! jangan banyak bertanya! aku sedang bingung sekarang! aku tidak tahu harus bagaimana padamu!" ucap Lucas yang lebih sering kehilangan jati dirinya sejak dia sakit dan hampir mati, seorang Vampire datang dan memberi kehidupan pada dirinya.
"Aku mau pulang Luc! antarkan aku pulang sekarang!" ucap Carolline dengan kecurigaan yang sudah tidak bisa di tahannya lagi. Apalagi melihat Lucas seperti orang yang panik dan kebingungan.
"Carolline, minumlah darah ini... nyawa kamu akan selamat. Aku ingin membantumu sekarang! cepat minum darah ini Carrolline! sebelum semuanya terlambat!" ucap Lucas sambil memberikan minumannya pada Carolline.