"[Shield Aura]"
Sesaat Marigold meneriakkan kalimat itu, cahaya biru muncul menyelimuti tubuhku. Mereka membuat es yang akan menyelimuti tubuhku meleleh dan hilang. Hal yang sama juga terjadi pada Rose dan Marigold.
Tanpa es yang tidak lagi mencoba menyelimuti kami. Serangan yang tadi berhenti sekali lagi kembali berlanjut.
Dan... Undead Shogun menjadi lebih menyeramkan. Beberapa bagian tubuhnya di selimuti oleh es. Mereka bagaikan baju pelindung. Tidak hanya itu, sekarang dia bahkan memiliki sepasang tanduk besar menakjubkan yang juga terbuat dari es. Kekuatan monster itu juga bertambah. Dia lebih cepat dan kuat dari sebelumnya. Dia menjadi lebih mematikan.
Rattle! Rattle! Rattle!
Aku tahu suara ini. Ini adalah suara bahaya.
"Semua menghindari!. Serangan datang"
Peringatku dengan suara nyaring.
Mendengarku, Rose dan Marigold berhenti menyerang. Melangkahkan kaki, mereka langsung menjaga jarak. Tentu, aku melakukan hal yang sama. Dan sesaat kemudian, empat ayunan tombak membelah tempat di mana kami berada tadi.
Jika kami tidak menghindar, aku bisa membayangkan kami mendapat luka serius. Kami akan berada dalam bahaya.
"Marigold, Eclaire, tingkatkan kewaspadaan kalian. Jangan menyerang sembarangan, seranganlah setelah aku membuat celah"
"Siap capt"
"Saya mengerti"
"Bagus!, ayo kita mulai"
Menghunus Great Sword, Rose kembali mendekati Undead Shogun.
"Tak! Tak! Tak!"
Membuat suara aneh, Undead Shogun menyambut terjangan Rose. Sekali lagi, mereka bertukar serangan dengan sengit.
Pertarungan mereka kali ini berbeda dengan yang tadi. Mereka bergerak lebih cepat. Aku bahkan kesulitan untuk mengikuti ayunan senjata mereka.
Rose tiba-tiba menjadi lebih kuat dan cepat. Hal ini membuat aku bertanya-tanya, apakah Rose belum mengerahkan seluruh kemampuannya?.
Pertarungan menakjubkan diantara mereka berlangsung untuk beberapa menit. Kemudian...
"[Defense Break]"
Rose berhasil membuat sebuah celah menggunakan sebuah Technique.
"Tak! Tak!"
Melihat kesempatan terbuat, aku dan Marigold langsung mendekati Undead Shogun dari sisi kiri dan belakang dengan senjata terhunus. Saat jarak diantara kami menjadi satu langkah, aku dan Marigold menggunakan Technique untuk melukai Undead Shogun.
"[Foconswi]"
"[Cross Slash]"
Dan, tanpa sengaja kami membuat Combo Attack sederhana. Namun sayangnya, serangan kombinasi kami bagaikan permainan anak kecil di depan Undead Shogun yang di selimuti baju pelindung es.
Tentu saja kami tidak menyerah meski Technique Kami tidak melukai Undead Shogun. Kami tetap mengayunkan senjata dengan tujuan untuk mengalahkan monster itu.
Rose kembali bergabung ke dalam pertarungan. Dia mengambil peran besar di pertarungan ini. Dan meski begitu, kami masih kesulitan untuk membuat Undead Shogun kembali ke makamnya.
Meski kami kesulitan bertarung monster itu, kami tidak menyerah. Kami terus berusaha. Dan kemudian kami berhasil memberikan beberapa luka. Kami bahkan berhasil menghancurkan beberapa baju pelindung es miliknya. Tentu kami juga harus membayar hal tersebut dengan luka luka baru.
Kemudian, gaya bertarung Undead Shogun berubah. Mendapat semua luka luka tadi. Sekarang dia menjadi lebih ganas. Dia terus menyerang sambil menambah kecepatannya. Beberapa lama kemudian…
"Tak! Tak! Tak! Tak!"
Undead Shogun menembus pertahanan kami. Tombak yang dia genggam merobek tubuh kami tanpa belas kasih.
"Arh!!"
"Uwaa!!"
"Marigold!, Eclaite!"
Memanggil nama kami, Rose menangkis tombak Undead Shogun. Dia kembali mengambil peran besar lain dengan cara menjauhkan monster itu dari kami.
Kami terselamatkan.
Aman dari ancaman serangan lain, aku mencoba mengokohkan sikap bertarungku.
(Ugh!, tanganku mati rasa)
Berhenti sejenak, aku melihat kondisi tubuhku sambil mengatur pernafasan. Baju pelindung yang aku kenakan robek di sana-sini, dan aku di penuhi oleh luka-luka. Pertarungan ini membuatku kelelahan.
Menoleh ke kiri, aku melihat kondisi Marigold tidak jauh dari kondisiku. Dengan nafas terengah-engah, dia mencoba memperbaiki posisi perisai yang dia gunakan.
KLANG!!
Suara hantaman antar senjata membuat aku kembali menoleh ke arah Rose dan Undead Shogun. Di sana, mereka saling menjaga jarak. Sekarang, Rose tidak terlalu jauh dari sisi kami.
"[Area Heal]"
Cahaya hijau muncul menyelimuti kami, membuat luka-luka ditubuh kami menghilang dalam sekejap.
Sungguh penyembuhan yang luar biasa. Sihir benar-benar menakjubkan.
"Pemilihan waktu yang baik"
Ucap Marigold yang mengokohkan sikap bertarungnya.
Melirik ke belakang, aku menyadari penyembuhan tadi diberikan oleh Sakura. Acardia dan Pluion juga bisa melakukan penyembuhan, namun sekarang, mereka masih sibuk menyiapkan Spell Santuary Area. Mereka juga tidak bisa menggunakan Spell Turn Undead untuk membantu kami.
KLANG!! KLANG!! KLANG!!
Aku kembali fokus pada lawan di depanku.
Ugh!! Kenapa Undead Shogun benar-benar susah untuk di kalahkan sekarang?.
Kenapa dia sangat berbeda dari kemarin?.
Apa karena semakin banyak penantang yang datang, dia menjadi semakin kuat?.
Tidak mungkin. Itu di luar nalar, namun. Setelah melihat semua ini, aku tidak bisa menyangkal kemungkinan ini dengan kuat.
"Kita tidak bisa mengalahkannya jika terus seperti ini"
Komentarku saat melihat sosok Undead Shogun yang kembali bersiap untuk bertarung.
"Sakura!, Siapkan Spell Turn Undead dan segera gunakan saat kesempatan muncul!"
"Sakura mengerti!"
Perintah Rose dengan teriakan nyaring yang kemudian langsung di jawab oleh Sakura. Rose mungkin mendengar komentarku.
Tentu, menggunakan Spell Turn Undead pada Undead adalah keputusan yang tepat. Mereka bisa mendapat kerusakan yang besar karena Spell itu, namun. Undead Shogun yang kami lawan tidak bisa dikalahkan oleh sebuah Spell Turn Undead.
Bagaimana aku bisa tahu?.
Aku tahu karena dulu, saat aku masih bermain Ark Fantasy Online. Aku pernah melawan Undead Shogun. Waktu itu, aku dan party-ku menggunakan enam Spell Turn Undead untuk mengalahkan Undead Shogun. Tentu kami tidak hanya menggunakan Spell. Kami juga banyak memberi kerusakan fisik pada monster itu. Mengetahui hal itu membuat aku yakin, satu Spell Turn Undead tidak akan memberi banyak kerusakan pada monster itu.
Rose mengambil sikap bertarung, dan saat dia melakukannya, tiga anak panah bercahaya dan empat bola api besar menghantam Undead Shogun.
"Persiapan Spell Santuary Area sudah selesai!. Kita bisa mengaktifkan Spell itu kapan saja!"
Teriak Clemantis untuk memberitahu kami.
Mendapat informasi itu, Rose mengangguk. Dia kemudian berlari mendekati Undead Shogun yang terbakar.
"[Flash Cut]"
Rose langsung menggunakan sebuah Technique setelah menghindari tusukan tombak Undead Shogun. Dia berhasil memotong kaki kanan monster itu, membuat dia terpincang dan kesusahan untuk berdiri.
Tidak lama kemudian, hujan anak panah dan Spell kembali menghantam Undead Shogun. Hujan serangan ini membuat dia terjatuh.
"Sekarang Sakura"
"Baik. [Turn Undead]"
Sakura langsung menggunakan Spell yang dia siapkan setelah mendapat aba-aba dari Rose.
Lingkaran cahaya muncul di bawah kaki Undead Shogun. Kemudian, pilar cahaya terbentuk. Menelan monster itu seutuhnya.
"Tak! Tak! Tak!"
Undead Shogun berteriak dan meronta saat berada didalam pilar cahaya. Dia tersiksa, namun dia tidak menghilang. Seperti dugaanku, satu Spell Turn Undead tidak akan cukup.
Pilar cahaya menghilang meninggalkan Undead Shogun terbaring di lantai.
"Tak! Tak! Tak! Tak! Tak! Tak! Tak!"
Dan tiba-tiba Undead Shogun membuat suara aneh yang menakutkan.
"Apa yang terjadi?, Kenapa dia membuat suara seperti itu?"
Tanya Marigold yang sedikit panik.
"Semua bersiap!. Para Zombie akan segera keluar!. Priestess Acardia, tolong segera aktifkan Spell Santuary Area!"
Peringatan yang aku ucapkan membuat semuanya mengambil sikap bertarung. Dan sesuai dengan perintahku, Acardia mengaktifkan Spell Santuary Area. Lingkaran cahaya dengan diameter dua puluh meter terbentuk di lantai halaman ini. Lingkaran cahaya itu memancarkan hawa suci yang kuat. Dia akan menjadi benteng dan tempat perlindungan kami saat para Zombie datang untuk menyerang.
Mengetahui situasi ini akan menjadi semakin buruk. Aku memutuskan untuk segera mengakhiri Undead Shogun. Ini adalah saat dimana aku harus mengeluarkan kartu as milikku.
"[Gather Mana]"
Dan rencana ini membutuhkan Mana yang cukup banyak.
"Aku harus membunuh monster itu jika para Zombie itu akan segera keluar"
Meninggalkan kalimat itu di belakang, Rose berlari mendekati Undead Shogun dengan pedang terhunus. Dia bermaksud memberikan serangan terakhir namun...
KLANG!!
"Sial, aku terlambat"
Ya. Rose terlambat memberikan serangan terakhir. Dia tidak bisa mengakhiri Undead Shogun karena monster itu mengurung dirinya sendiri di dalam bongkahan es. Ini adalah pertahanan terakhir monster itu. Dan hal ini sungguh merepotkan.
Untuk mengalahkan Undead Shogun. Kita harus menghancurkan bongkahan es yang tebal itu. Hal ini tidak akan berjalan dengan mudah karena bongkahan es itu dapat meregenerasi diri. Untuk menghancurkan bongkahan es itu dengan mudah, kami setidaknya memerlukan Spell Fire Magic yang kuat atau Weapon Technique tingkat menengah keatas. Serangan di bawah kriteria itu akan sia-sia.
Kartu as yang aku miliki adalah Spell tingkat rendah, namun aku yakin Spell ini dapat menghancurkan bongkahan es Undead Shogun dengan mudah.
Kenapa bisa begitu?. Kau tanya.
Itu karena Mana yang aku gunakan untuk mengaktifkan Spell itu berkali-kali lipat lebih banyak dari yang seharusnya. Dan sekarang, aku masih mengumpulkan Mana yang diperlukan.
"[Gather Mana]"
Bersamaan dengan saat aku mengumpulkan Mana, tiga pintu kayu yang menghubungkan tiga bangunan dengan halaman ini terbuka. Di sana, berada di balik pintu. Berdiri puluhan Zombie yang menakutkan. Gore atau Thriller bukanlah genre yang cukup aku sukai.
"Ruciel!, Tolong beri saya sebuah pedang"
Pintaku dengan suara sedikit nyaring dan panik pada gadis Fallen Elf yang cantik.
"Ini Master!"
Balas Rucie yang kemudianl melemparkan sebuah pedang ke arahku.
Menghadapi pedang yang di lempar kearah kita. Bukankah hal itu berbahaya?. Itu benar, hal ini berbahaya, namun. Karena ini adalah dunia Fantasy dimana sihir dan Level ada, aku bisa menangkap pedang itu tanpa terluka. Status AGI berperan besar disini.
Kemudian, para Zombie mulai berlari mendekati kami.
"Rose!, Tolong fokus pada para Zombie itu. Serahkan tanggung jawab untuk mengalahkan Undead Shogun pada saya"
"Baiklah"
"Marigold, tolong lindungi saya. Jangan biarkan mereka mendekat"
"Serahkan padaku"
Dengan demikian, pertarungan kami menghadapi gelombang para Zombie dimulai.
Rose menjauh dari Undead Shogun yang kini berada di dalam bongkahan es. Sekarang dia berada di depanku dan Marigold. Mengayunkan pedang, dia dengan cepat memotong Zombie yang datang. Dia bertarung dengan baik, namun beberapa Zombie berhasil melewatinya. Menghadapi para Zombie yang lolos ini adalah tugas Marigold. Dia melindungi aku dari para Zombie dengan sempurna.
"[Covering]"
Marigold menggunakan Technique untuk menarik perhatian para Zombie, kemudian mengalahkan mereka satu persatu.
"[Gather Mana]"
Dan beberapa waktu berlalu sejak aku menggunakan Spell Gather Mana untuk ketiga kalinya. Aku merasakan Mana yang begitu besar terkumpul di tangan kananku. Sekarang aku sudah siap. Mengangkat tangan kanan itu keatas kepala, aku mengucapkan.
"[Blade of Light]"
Cahaya terang tiba-tiba muncul menyinari tempat ini. Tentu saja, cahaya itu terpancar dari pedang cahaya raksasa di atasku.
Mengamati keadaan sekitar, aku melihat Rose, Marigold, dan para Zombie berhenti sejenak. Sedangkan untuk Undead Shogun. Tentu saja dia tidak bergerak karena berada di dalam bongkahan es. Mengetahui semua itu aku berfikir, ini adalah sebuah kesempatan. Karenanya, aku mengucapkan.
"Rose, Marigold. Tolong menyingkir dari hadapan saya"
Mereka membalas dengan anggukan kemudian dengan cepat langsung melangkah ke belakangku. Kembali tersadar, para Zombie berlari mendekatiku, namun mereka terlambat.
"Rasakan ini"
Ucapku yang kemudian mengayunkan Blade of Light raksasa kearah Undead Shogun dan para Zombie.
Cahaya terang kembali muncul. Berbeda dengan yang tadi, kali ini dia ditemani suara gemuruh yang nyaring. Tidak lama kemudian, cahaya terang itu menghilang, memperlihatkan lantai halaman yang berwarna merah karena terbakar.
Diantara asap yang mengepul aku mencoba mencari Undead Shogun. Dan aku menemukannya. Dia terbaring di atas lantai merah dengan kondisi mengenaskan. Kaki kiri dan kedua tangan monster itu hilang, dan sangat mengejutkan. Dia masih hidup?. Undead adalah monter yang sudah mati, jadi. Dia belum kalah.
Bagaimana dia bisa bertahan disaat para Zombie yang ada disekitarnya musnah.
Undead Shogun menggerakkan kepalanya, dia melihatku dengan mata merahnya. Dan jujur, tatapannya sungguh menakutkan. Aku bisa merasakan kebencian dari tatapan itu.
"Aku tidak menyangka dia masih bisa bertahan setelah menerima serangan itu"
Ucap Rose dengan nada terkejut.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Dengan pertanyaan itu, aku menoleh kearah Rose.
"Kita berkumpul dengan yang lainnya. Dengan kondisinya yang seperti itu, Priestess Acardia dapat memurnikannya dengan mudah"
Mendapat jawaban, aku mengangguk. Kemudian, kami berlari mendekati Ruciel dan lainnya. Kami harus membantu mereka mengalahkan para Zombie yang berlari lurus kearah Santuary Area, dan meminta Priestess Acardia untuk memurnikan Undead Shogun.