Jika Kaili mengakui hal itu sekarang, apakah Dexter akan mempercayainya? Mustahil! Mana mungkin. Yang ada pria ini malah akan berpikir kalau dirinya sedang beromong kosong. Dan itu akan semakin membuat Dexter membencinya.
Sejak saat itu, saat Kaili mengatakan perkataan itu, keduanya tidak pernah bertemu lagi. Dexter bak hilang ditelan kegelapan dunia. Hilang dan tidak berjejak.
Bukan Kaili tidak pernah mencarinya. Diam-diam, setelah bersusah payah menghindar dari Peter, dia langsung bergegas mencari Dexter ke tempat di mana pun yang pernah dia dengar tentangnya. Di rumah sakit, di bar tempatnya biasa berkumpul, di lapangan golf, ternyata pria itu tidak ada. Dan saat itu Kaili juga baru sadar, ternyata tidak banyak yang ia ketahui tentang Dexter. Bahkan tempat bermainnya pun tidak. Rumahnya ada di mana pun, Kaili tidak tahu.
Padahal apa yang tidak Dexter lakukan padanya? Siapa pun yang tidak buta, dapat melihat cinta Dexter yang begitu besar untuk Kaili. 5 tahun yang lalu, pria ini meninggalkan segalanya, hanya untuk memulihkan Kaili yang kala itu kecelakaan. Padahal di negara F, rumah sakit di kota B, tempatnya bekerja, yang merupakan 10 dari rumah sakit terbaik di dunia, hampir mengangkatnya menjadi direktur. Tetapi Dexter malah meninggalkan itu, dan membawa Kaili untuk melanjutkan pengobatannya di negara J ini. Merawat serta menjaga Kaili yang koma, membuatnya hingga pulih selama 2 tahun lamanya. Berjuang dalam operasi yang tidak tahu sudah ke berapa kali. Saat orang tua Kaili hilang harapan tentang kesembuhan Kaili, Dexter malah orang yang terus berjuang dan optimis dalam penyembuhan Kaili.
Semua orang tahu itu, terkhususnya para perawat, anggota medis dan para dokter di rumah sakit 'Danka' di kota B, dari negara J, yang kini menjadi tempat Dexter bekerja.
Tapi apa yang didapatkan setelah wanita ini pulih? Penghinaan yang tiada habisnya! Dexter tidak melakukan semua itu agar Kaili jatuh cinta padanya, bahkan Dexter sudah merancang akan mengejar Kaili secara perlahan dengan cara seperti mengejar seorang putri raja. Harus ada usaha yang kuat, begitu pikir Dexter.
Tetapi kata-kata 'Alergi terhadap pria miskin', benar-benar mematahkan Dexter. Dia murka dan pergi sejauh mana pandangan Kaili.
Hingga akhirnya mereka bertemu beberapa jam sebelum pemberkatan pernikahan Kaili dengan Peter, tatapan lembutnya dulu sudah tidak terpasang lagi di wajah tampannya. Pandangan dan matanya menggelap. Dunia Dexter yang lembut dan hangat dulunya kini menjadi dingin dan tersirat kekejaman di dalamnya.
Saat Dexter membela Kaili, hampir saja wanita itu berpikir, apakah Dexter masih tetap mencintainya? Namun begitu Dexter berbisik di cuping telinganya yang dengan kejam mengatakan, 'ingin menuntaskan segala yang hilang', Kaili pun segera paham maksud dari perkataan Dexter tersebut. Dia ingin balas dendam.
Sejak saat itu, Kaili sudah mencoba menguatkan diri menerima segala siksaan Dexter, jika memang penyiksaan yang Dexter berikan bisa menjadi jalannya untuknya mendapatkan maaf, demi Tuhan, Kaili sangat ikhlas. Tetapi, mendengar langsung kata-kata yang penuh penghinaan, Kaili tidak kuasa menahan hatinya yang meringis. Ternyata dia sangat tidak kuat.
"A-aku..." Kaili mencoba membuka suara. Banyak hal yang ingin dikatakan, tetapi semua kata-katanya hanya bagaikan udara, tidak terlihat, tidak terdengar, anehnya tidak ada juga yang dapat merasakan.
"Aku? Aku kenapa? Kenapa kau berhenti? Apa lagi yang ingin dilontarkan mulut pedasmu ini? Aku rindu mendengar semua penghinaanmu, istri tersayangku."
"Aku minta maaf." Akhirnya kata itu pun keluar dari mulut Kaili. Walau sangat pelan dan cepat, tetapi sangat jelas di telinga Dexter.
"Maaf? Ha ha ha... Seorang putri besar sepertimu tahu caranya meminta maaf?" Lagi dan lagi Dexter mencemooh.
Kaili menggigit bibir bawahnya, menghela napas dan membuangnya dengan kasar. "Aku minta maaf atas sikapku di masa lalu," ungkapnya. Kini ia memandang Dexter dengan berani.
Dexter memicingkan matanya kecilnya, membuat kelopak mata itu semakin menyipit. Tidak ada kata yang diucapkan, malah kini dia duduk di sofa mini yang ada di apartemennya. Menyilangkan kaki dan melebarkan tangannya di headboard sofa.
"Minta maaf? Apa begitu caramu meminta maaf?"
"Huh?" Kaili langsung menatap Dexter dengan matanya yang kini sudah membulat.
"Tunjukkan padaku keseriusanmu meminta maaf!" tambah Dexter lagi.
"Aku? Apa yang harus aku lakukan?"
"Bukankah kau ini istriku? Kalau begitu layani aku!" Dexter mengatakan hal itu secara terang-terangan.
Seketika tubuh Kaili menegang. Baginya itu adalah mimpi buruk, bagaimana pria ini bisa mengatakan hal yang ingin dilupakan Kaili seumur hidupnya. Bahkan sampai sekarang dia belum tahu siapa pria brengsek yang membuatnya sudah tidak suci lagi. Mencicipi tubuhnya dan meninggalkannya begitu saja.
Keringat membasahi pelipis Kaili. Dia sangat gemetaran. Tapi tampaknya Dexter tidak memedulikan itu. Dengan santai, pria bertubuh ramping itu malah menggoyang-goyangkan kakinya. Dengan mata elangnya yang sipit yang terlihat jahat, menatap Kaili dengan mencemooh. Bibir tipisnya yang dingin tanpa ada senyuman di sana, semakin membuat auranya begitu menakutkan.
"A-aku lelah," kata Kaili, lalu meneguk air liurnya di menit berikutnya.
"Lelah? Kau pikir apa aku peduli dengan itu? Aku suamimu dan kau harus melayani aku!" ucap Dexter tanpa sungkan. "Jangan membuatku memaksamu untuk melakukannya!" tambah Dexter.
"Tapi..."
"Kenapa? Kau sangat tidak ingin berhubungan denganku? Apa kau mengharapkan kau melakukannya dengan Peter?"
'Duaaarrr....'
Bagai disambar petir di tengah jalan, tubuh Kaili langsung menegang. Kali ini Dexter benar-benar keterlaluan. Dia sudah menghina Kaili hingga tidak ada harga diri yang tersisa. Apa pria ini juga berpikir bahwa Kaili wanita yang hina?
Hampir saja air mata membasahi pipi Kaili yang lonjong. Tetapi tidak, itu hanya akan membuat pria yang ada di depannya ini merasa menang. Kaili harus menahan air matanya. Tetapi alasan apa yang akan digunakan untuk menolak Dexter? Sungguh, Kaili sangat tidak siap untuk melakukan hal itu sekarang.
5 tahun yang lalu, sejak kejadian malam itu, Kaili menjadi wanita yang tidak memiliki rasa percaya diri. Dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Semua karena kebodohannya hingga berakhir dengan hina. Menyerahkan tubuh indahnya ditatap dan dijadikan santapan pria tidak dikenal. Seperti apa pun warna matanya, tatapannya, postur tubuhnya, Kaili tidak tahu.
"Harus berapa lama aku bisa menikmati tubuh istriku? Apa kau masih terus berencana berdiri di sana?" Suara dan kata-kata Dexter terkesan seperti desakan, yang mana membuat Kaili semakin ketakutan.
Tidak bisakah malam ini berlalu tanpa hal itu? Gumamnya.