Di ruangan yang tidak terlalu besar, Kaili merenung. Dia tidak lagi menahan air matanya, melainkan membiarkan terus mengalir silih berganti seakan tidak ada habisnya membanjiri pipi merah Kaili.
Rumah ini tidak besar, bahkan sangat kecil, tetapi terasa sangat sunyi, hingga menyiksa relung hati yang memang sedang merana. Kaili mengingat momen saat dirinya pertama kali berinteraksi dengan Dexter. Walau ini bukan pertemuan pertama mereka, tetapi kisah keduanya di mulai dari sini.
Flashback On-
Malam itu, Kaili Goh, putri seorang pengusaha kaya raya dari `Goh Group Comp` pergi ke bar untuk melampiaskan seluruh kekesalan akibat perjodohan gila yang diputuskan ayahnya. Terlebih lagi, Richard Goh mengancam, jika sampai menolak perjodohan itu, maka dia harus pindah universitas dan tidak akan menerima uang bulanan, serta segala fasilitas seperti mobil, ponsel, kartu kredit, dan lain-lain, akan ditahan dengan alasan, keuangan keluarga yang sudah tidak sanggup lagi untuk mendukung hidup dalam kemewahan. Perusahaan mereka sedang di ambang kehancuran. Kaili tahu, papanya hanya menggertaknypapany, namun tetap saja dia tidak akan bisa menghindar dari perjodohan yang sudah ditetapkan tersebut.
Memikirkan itu semua, membuat kepala Kaili serasa akan pecah, sehingga pergi minum sampai mabuk, hingga pulang pun tidak bisa. Tidak hanya itu, di dalam bar dia melakukan kekonyolan yang gila. Yang tidak akan pernah dilakukan kalau sadar.
Dengan berjalan sempoyongan, Kaili naik ke atas panggung dan meminta salah satu lelaki yang ada di bar untuk tidur bersamanya. Pikirnya itu adalah satu-satunya jalan untuk menolak lelaki yang ingin dijodohkan dengannya.
"Buat seluruh lelaki yang ada di sini, siapa pun kalian, gigolo dari mana pun asalnya, aku memesan kalian satu malam bersamaku. 1M, itu bayaran yang akan aku berikan! Harga yang cukup fantastis bukan?" paparnya. "Syaratnya hanya satu, kalian harus bisa membuatku hamil!" lanjut Kaili tanpa mengambil napas terlebih dulu.
Dexter yang saat itu menjadi salah satu pengunjung dari bar segera naik ke atas panggung.
"Hei! Kau bukannya Kaili Goh? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dexter, mencoba untuk menyadarkan Kaili.
"Lelaki yang sangat tampan. Jadi kau yang ingin membuatku hamil? Baiklah, jangan menunggu lagi, kita pergi sekarang. Ke hotel mana yang kau pilih? Silakan pilih sendiri karena aku sudah tidak sanggup untuk memilihnya." Kaili langsung merangkul leher Dexter, tangannya dengan nakal membuka kancing kemeja yang di pakai Dexter.
"Hentikan tingkah konyolmu! Ayo, aku antar kau pulang!"
"Ternyata kau sangat tidak sabaran, tetapi aku suka." Setelah mengatakan demikian, Kaili langsung memungut bibir dekter dan menciumnya di depan banyak orang.
Gadis ini! Apa dia sadar akan hal yang dilakukannya? Dia membangkitkan gairah yang tidak seharusnya bangkit, batin Dexter, dengan cepat langsung melepaskan ciuman tersebut.
Namun, Kaili seakan tidak mengizinkan ciuman itu berakhir dengan cepat, sehingga Dexter menggigit bibirKaili agar menghentikan wanita yang sedang mabuk itu.
"Apa yang kau lakukan! Kau sangat tidak profesional! Mana ada gigolo yang tidak bisa berciuman sepertimu!" umpat Kaili. "Tetapi, rasamu sangat manis, ditambah wajahmu yang tampan. Benar-benar menyejukkan hati," sambung Kaili.
Wanita ini mengataiku tidak ahli berciuman, padahal dia sendiri yang tidak mengerti teknik berciuman sedikit pun, batin Dexter, dia sangat kesal!
"Ohh… jadi aku tidak pandai berciuman? Akan aku tunjukkan seperti apa itu kata tidak ahli. Dan, apalagi kau berkata rasaku sangat manis. Jadi, aku pikir bagaimana kalau kita lanjutkan?" ucap Dexter.
Ketika Dexter ingin mencium Kaili kembali, tiba-tiba Kaili muntah mengenai baju Dexter.
Sadarlah Dexter, wanita ini mabuk berat! Kenapa kau bergairah kepada seseorang yang mabuk? Dexter memperingati dirinya.
"Wanita memang selalu menyusahkan!" umpat Dexter, dan langsung menggendong Kaili, membawanya ke mobil.
"Katakan, di mana rumahmu?" tanya Dexter begitu sampai di dalam mobil.
"Kau akan mengantarku pulang sebelum membuatku hamil? Tidakkah kau menginginkan uang 1M dariku? Gigolo mana yang tidak menginginkan uang? Dasar munafik!"
"Kau... Buka matamu lebar-lebar dan lihat siapa aku, mana ada gigolo setampan aku!" Dexter menggertakkan gigi, menahan kekesalannya.
"Apa aku tidak cukup cantik menurutmu? Lantas kenapa kau menolak untuk menyentuhku?"
Kaili meraba-raba dada Dexter, yang kini sudah telanjang karena bajunya terkena muntahan Kaili.
"Apa kau sadar dampak dari perbuatanmu ini? Kau membangkitkan gairah yang tak seharusnya untuk bangun!" gerutu Dexter, lalu dia merapikan posisi duduk Kaili dan memakaikannya seat belt.
Dexter menjalankan mobil, membawa Kaili ke sebuah hotel. Dia tidak tahu di mana rumah gadis itu. Dia pun sudah mencoba menghubungi Achiera (dalam novel, Wanita di titik terendah) untuk menanyakan alamat rumah Kaili, tetapi tidak ada jawaban. Tidak ada pilihan lain lagi, Dexter pun membawa Kaili ke hotel yang menurutnya menjadi pilihan satu-satunya.
Sesampainya di kamar hotel, Kaili masih saja tidak berhenti menggoda Dexter. Membuat pertahan pria itu hampir gagal. Bagaimana tidak, Kaili selalu menguji batas pertahanannya.
"Kau harus membuatku hamil, karena kalau tidak, kau tidak akan dapat uang 1M." Kaili selalu saja mengatakan hal yang dengan mudah membangkitkan bara di hati Dexter.
Dexter, kau tidak mungkin mengambil keuntungan dari seorang wanita yang tidak sadar, bukan?" Dexter berkali-kali memperingati diri sendiri.
Tetapi Kaili terlalu mengujinya, sampai berada di puncak pertahanannya. Ditambah lagi, Kaili yang imut, entah sejak kapan telah mendapatkan tempat yang istimewa di hati Dexter.
"Kalau kau sadar nantinya, ingatlah kau yang inginkan ini. Kau yang terlalu memaksaku untuk melakukannya," ucap Dexter, lalu membuka seluruh baju Kaili.
Yang berada di dalam Kaili, yang ditutupi oleh bajunya selama ini sangatlah indah. Sampai membuat Dexter lupa diri. Kini, dia pun tanpa sungkan-sungkan membalas ciuman Kaili, karena memang sejak tadi Kaili yang selalu berinisiatif untuk menciumnya.
Setelah berciuman cukup lama, Dexter berpindah ke leher, dan seakan tidak ingin mengabaikan buah persik merah ranum, yang telah mengeras seakan-akan meminta untuk dihinggapi. Dexter pun bermain di sana, tidak lupa selalu meninggalkan 'kiss mark' sebagai hadiah-hadiah kecil di sekitar tubuh Kaili yang disentuh.
Setelah sadar tidak ada perlawanan ataupun gerakan seperti sebelumnya, Dexter menoleh ke arah Kaili, wanita itu sudah tidur dengan pulas.
"Dasar perempuan pengacau, sudah membangkitkan gairahku tetapi tidak berniat untuk meredakan," umpat Dexter.
"Aku akan membiarkanmu lolos malam ini, karena aku ingin kau dapat mengingat setiap rasa dari sentuhanku di malam pertama kita. Tidurlah, malam masih panjang," gumam Dexter.
"Karena kau sudah membangkitkannya tadi, maka aku harus menyelesaikannya sendiri di toilet. Hais, Kau terlalu menyiksaku!" sambungnya, sebelum pergi ke toilet.
Keesokan paginya Kaili bangun. Dia merasa ada tangan kekar yang melingkar di perutnya dengan sangat intim. Betapa terkejutnya dia, begitu mengetahui bahwa seorang lelaki yang tidur bersamanya. Kaili langsung menjerit dengan sangat kuat.
"Ahhhhh..." jerit Kaili lalu menarik seluruh selimut untuk menutupi tubuhnya yang tidak berbusana itu.
Jeritan itu, membuat Dexter terbangun.
"Kenapa pagi-pagi sudah menjerit?" tanya Dexter santai. Seakan wajar baginya, bangun dan mendapati wanita tidur di sampingnya.
Melihat Dexter yang setengah duduk, membuat perutnya terekspos, membuat Kaili sejenak melupakan hal yang ingin ditanya.
"Kenapa mendadak diam? Tadi bukannya kau menjerit sangat kuat? Jangan katakan kalau kau terpesona dengan bentuk tubuhku?" goda Dexter.
"Tentu tidak, bagaimana mungkin aku terpesona dengan lelaki brengsek seperti mu!"
"Apa katamu? Brengsek? Setelah kau menganggapku sebagai gigolo sekarang kau mengataiku brengsek," Dexter langsung mendorong Kaili, lalu naik ke atas tubuhnya. Tangan Dexter menahan berat badannya.
"Kau, apa yang kau lakukan?" tanya Kaili gemetaran.
"Menurutmu, apa yang akan kulakukan?"
"Kau, kau jangan kurang ajar!" Kaili memalingkan wajah dan semakin menarik selimut untuk menutupinya.
"Jadi aku kurang ajar? Kau lupa, siapa yang menggoda lelaki polos ini semalam dan membuatnya menghabiskan malam bersamamu?"
"Aku ... Tidak, kau pasti berbohong! Aku tidak mungkin melakukan-"
Kaili menghentikan ucapannya, ingatan tentang semalam mendadak muncul, ia menggoda Dexter dan menganggapnya sebagai gigolo.
"Kenapa diam? Jadi kau sudah mengingat semuanya? Itu bagus bukan dan rasamu sangat nikmat." Dexter menjulurkan lidahnya ke atas. "Walau tanpa pengalaman," tambahnya.
"Kau? Jadi semalam kita telah melakukannya?" Kaili hampir tidak bisa berkata-kata, matanya sudah berkaca-kaca.
"Ada apa denganmu, bukankah semalam kau sangat agresif?" goda Dexter.
"Tidak! Aku tidak merasakan apa pun di tubuhku, tidak ada sakit atau sejenisnya. Kau pasti berbohong!" Kaili langsung mendorong Dexter, entah datang dari mana kekuatan itu datang, tiba-tiba saja bisa menyingkirkan lelaki itu dari hadapannya.
"Kau boleh saja bilang kalau aku berbohong, untuk menipu dirimu, tetapi tanda yang ada di tubuhmu tidak bisa berbohong," ucap Dexter, lalu bangkit duduk.
Lelaki berdiri di depan Kaili yang polos tanpa menggunakan sehelai benang pun di tubuhnya, membuat Kaili langsung memalingkan wajah.
"Tanda?" Kaili langsung memeriksa tubuhnya, dan benar saja di sana ada bekas cupang yang di tinggalkan oleh Dexter.
"Kenapa? Kau sudah mengingatnya? Semalam kau telah mencuri keturunanku!" jawab Dexter.
"Keturunan kepalamu! Kau hanya meninggalkan tanda ini. Itu tidak bisa menjamin kalau semalam kita melakukan hal itu. Aku tidak merasakan apa pun juga ketika bangun." Kaili mencoba untuk menenangkan diri.
"Tentu kau tidak akan merasakan kesakitan, karena bersamaku yang kau rasakan hanyalah kenikmatan," goda Dexter. "Kau ingin mandi bersamaku?" tanyanya lagi.
"Apa maksud ajakan mu itu! Kau pikir aku sudi mandi denganmu. Kau sudah merebut semuanya dariku, ciuman pertamaku, malam pertamaku, yang kujaga selama ini dan hanya akan kuberikan kepada seseorang yang kucintai, yang menikahiku kelak. Tapi kau sudah merebut semuanya," jerit Kaili dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Aduhh… sakitnya hatiku. Aku yang merebut ciuman pertamamu? Menurutmu mana yang lebih di rugikan, kau yang kehilangan ciuman pertama dan malam pertamamu, atau aku, yang kau rebut benihnya."
"Bagaimana bisa kau bicara sesantai itu setelah semua ini? Kau benar-benar gila!"
"Aku memang akan gila kalau kau nanti tidak menyerahkan anakku. Itu akan menjadi anak pertamaku. Jangan mencoba untuk membunuhnya ataupun tidak menyerahkannya kepada ku, aku akan mencarimu hingga ke lubang semut sekalipun! Dan akan membuat hidupmu menjadi tidak tenang," ancam Dexter.
"Kau sakit jiwa! Kau menuntut sesuatu hal yang belum jelas akan menjadi anak atau tidak!" jawab Kaili.
"Jika memang semalam tidak berhasil menjadi anak, maka kita tinggal melakukannya lagi dan lagi sampai jadi anak. Dalam hal ini kaulah penjahatnya, menggodaku, lelaki tampan yang penuh dengan kepolosan ini."
💮💮💮💮
Ini belum malam yang sesungguhnya. Ini memang bukan pertemuan pertama Kaili dan Dexter, tetapi ini adalah momen awal mereka pertama kali saling berbicara. Sebelumnya hanya pernah bertemu di rumah sakit, karena Achiera sakit. Dexter cinta pada pandangan pertama dengan Kaili.