Chereads / Should Be / Chapter 21 - Bab 21 : Perselisihan Berakhir

Chapter 21 - Bab 21 : Perselisihan Berakhir

Lukas saat ini mengikuti Yera yang berjalan didepannya, sesuai permintaan Yera kemarin. Lukas menatap Dery yang sedang menunggu didepan kelasnya sambil menatap dan tersenyum ke arah Yera.

"Loh, Lukas? Maksud lo dia, Bol?" Ujar Dery sambil menatap Lukas dan menunjuk Lukas. Yera hanya mengangguk membalasnya.

"Oh oke, selamat bergabung ya Lukas! Sini duduk aja dulu didepan, nunggu yang lain," ujar Dery sambil mempersilahkan Lukas untuk duduk di bangku yang diletakkan didepan kelas Dery.

Lukas duduk sambil memainkan ponselnya, ia menatap sebentar ke arah Yera yang tengah mengobrol dengan Dery.

Tak lama kemudian, dua orang pria datang dari arah berlawanan menghampiri Yera dan mengajak Yera mengobrol.

"Loh, Lukas?" Ujar Markus sambil menunjuk Lukas dan Lukas tersenyum ramah kepada Markus.

"Eh, halo Markus, Arjuna." Sapa Lukas kepada kedua anak adam tersebut sambil tersenyum ramah.

"Halo juga Lukas, panggil aja Juna." Ujar Juna.

"Jadi isinya kita berlima ini?" Ujar Markus sambil menatap Yera yang sedang asyik mengobrol bersama Dery.

"Iya, oiya kalian semua ayok ikut gue ke ruang klub musik!" Ajak Yera kepada mereka semua, Yera berjalan paling pertama lalu disusul oleh Dery, Lukas, Markus dan Arjuna.

Lukas merasa canggung karena ia belum terlalu dekat dengan ke-empat orang tersebut, ia melirik sebentar ke arah Markus dan Juna yang jalan berdampingan. Dery dan Yera yang berjalan berdampingan di depannya.

Sekarang mereka sedang berada di depan ruang musik, Yera dan Dery masuk ke dalam dan membiarkan Markus, Juna dan Lukas berada diluar. Itu membuat suasana menjadi canggung lagi karena mereka bertiga hanya diam saja. Markus dan Juna tengah bermain dengan ponselnya, sedangkan Lukas hanya memandangi ruangan tersebut.

"Oiya Lukas, lo dekat sama Yera?" Perbincangan kali ini dibuka oleh Markus sambil menatap Lukas yang berada di sebelahnya.

"Enggak juga, ya cuman teman sekelas aja sih. Kenapa emangnya Markus?" Ujar Lukas.

"Panggil aja Mark. Nggak, tanya aja. Kok bisa gabung sama bandnya?" Ujar Markus menatap Lukas.

"Oh itu, diajakin sama Yera. Ya udah, gue terima aja," ujar Lukas.

"Oh gitu, okedeh. Selamat bekerjasama ya Lukas," ujar Markus sambil mengulurkan tangannya untuk mengajak Lukas berjabatan dan Lukas membalasnya.

"Mark, sini dulu!" Panggil Dery dari dalam ruangan menyuruh Markus pergi meninggalkan Lukas.

"Eh, sebentar ya Luk, Jun. Gue masuk dulu, dipanggil." Ujar Markus sambil berjalan masuk menuju ke dalam ruangan tersebut. Juna dan Lukas mengangguk paham dan terjadi keheningan seketika.

"Lukas, lo kenapa mau ikut lomba ini?" Tanya Juna sambil menaruh ponselnya ke dalam saku bajunya dan menatap ke arah Juna.

"Ah ini. . . Gue pengen nambah pengalaman aja," ujar Lukas sedikit kikuk karena bingung harus membalas jawaban seperti apa.

"Ohh. . . Oiya selamat bekerjasama ya!" Lukas membalas jabatan tangan yang diberikan oleh Juna.

**

Yera dan Dery masuk ke dalam ruangan menemui ketiga adik kelas mereka yang merupakan pengurus klub musik sekolah mereka.

"Halo kak!" Sapa ketiga adik kelasnya dengan ramah kepada mereka berdua dan mempersilahkan keduanya untuk duduk di bangku kepengurusan tersebut.

"Oh iya Eric, udah baca pesan kakak?" Ujar Yera setelah menyapa balik salam mereka. Eric—adik kelasnya mengangguk paham dan tersenyum kepada Yera.

"Jadi gini, saya sama Yera boleh nggak ikut perlombaan yang diadain sama Purwakarta itu?" Ujar Dery sambil menatap ketiga adik kelasnya.

"Tapi kak, kita sudah masukin proposal kami ke sekolah. Gimana ya kak?" Ujar Cici sambil menatap ke arah Dery.

"Tapi punya kalian belum ditanda tangani dari pihak sekolah, gimana? Boleh nggak diganti sama band kita aja?" Ujar Dery yang membuat suasana ruangan tersebut menjadi hening seketika.

"Tapi kan kakak udah kelas dua belas. Emang boleh ikut perlombaan kayak gini? Harusnya kan kakak-kakak ini belajar buat persiapan ujian-ujian sekolah," celetuk Kevin yang tak terima dengan usul Dery.

"Gini dek, kakak jelasin dulu. Tadi Yera sudah ngomong sama pihak kesiswaan dan pihak kesiswaan nerima proposal itu, asal ada satu syarat. Kalau pihak dari kalian menarik kembali proposal tersebut."

"Nggak bisa gitu dong kak! Yang duluan masukin, yang menang!" Bentak Kevin yang membuat Eric dan Cici merasa tidak enak hati kepada Dery dan Yera.

"Bukan gitu Vin, ini juga menyangkut harga diri sekolah kita. Maaf sebelumnya kalau kakak lancang, kalian masih ingat nggak sama kejadian di sekolah Mesra? Masih ingat sama perkataan siswa-siswi tempo itu?" Perkataan Dery lantas membuat suasana ruangan tersebut semakin diam mencengkam. Yera menatap sinis kepada Kevin yang tak terima dengan usulan tersebut.

"Maaf kalau kakak bahas itu lagi, jadi gimana? Kali ini aja," mohon Dery.

"Nggak bisa gitu kak, yang pertama maju, yang akan menang!" Ujar Kevin tak terima begitu saja untuk menarik mundur proposal miliknya.

"Eh lo adik kelas, nggak bisa apa narik mundur tuh proposal? Entar kalau kacau siapa yang malu? Sekolah kita!" Bentak Yera sambil menunjuk-nunjuk Kevin yang berada di hadapan Dery.

Ini akibatnya jika terjadi perselisihan di antara kedua pihak, tidak ingin mengalah. Maka itu dari tadi yang mengobrol adalah Dery agar tidak terjadi pertengkaran mulut di antara mereka.

"Maaf ya kak, tapi kita nggak bisa narik proposal itu!" Telak Kevin sambil mendobrak meja tersebut. Eric segera menarik Kevin ke belakang dan mencoba mengajak berdamai dengan kakak kelas mereka.

"Udah udah sana Der, panggil sih Mark!" Suruh Yera kepada Dery. Dery segera keluar dan tak lama Dery kembali ditemani oleh Markus yang berada di belakangnya.

Mereka berenam duduk di bangku yang tadi disiapkan oleh Eric. Mereka kembali mengobrol dengan damai, tetapi Yera masih menatap sinis ke arah Kevin yang sekarang duduk di depan Markus.

"Maaf ya kalau kesannya kami kurang ajar sama kalian. Ini, terakhir kalinya permintaan kami sebelum kami lulus. Tolong turutin permintaan terakhir kami, setelah itu kami tidak akan menganggu kalian lagi." Ujar Markus yang sepertinya sudah pasrah. Harusnya ini merupakan job adik kelasnya untuk mengikuti perlombaan band seperti ini.

"Oke kak, saya akan menarik proposal tersebut." Final Eric membuat Yera, Dery dan Markus lega. Yera menatap sinis ke arah Kevin yang pertamanya tidak terima dengan usulan ini. Tapi dia harus menerima keputusan sang ketua.

"Oke, makasih banyak Eric." Ujar Markus sambil mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan Eric dan Eric membalasnya.

Sebelum dimulai perbincangan ini, Eric beserta Cici dan Kevin mengobrol sebentar membahas tentang masalah ini. Eric juga pertamanya tidak setuju, tapi mengingat dia harus berurusan dengan yang lebih tua dan mengingat lagi harus berurusan dengan mantan ketua Osis dan MPK. Eric menyetujuinya, asalkan di perlombaan lainnya nanti, mereka tidak merebut job yang seharusnya milik mereka.

Perselisihan ini berakhir dan dimenangkan oleh pihak Yera. Yera tersenyum penuh kemenangan dan mengucapkan terima kasih kepada adik kelasnya.