Chereads / Should Be / Chapter 17 - Bab 17 : Impian Echan

Chapter 17 - Bab 17 : Impian Echan

"APA?"

Dery menatap dengan tatapan aneh ke arah Yera. Saat Yera mengatakan hal tersebut, Dery langsung dibuat melongo tak percaya.

"Yer Yer. . . Stop it! Gue nggak yakin sama hal itu!" Ujar Dery memegang kepalanya pusing karena perkataan yang keluar dari mulut Yera.

Yera tiba-tiba mengajaknya membuat sebuah grup band untuk mengikuti perlombaan band yang sedang hangat-hangatnya dibahas di kalangan remaja sekarang.

"Lo gila, Yer? Kita udah kelas dua belas, pasti nggak dibolehin sama sekolah Yer." Tolak Dery sambil memegang kepalanya yang penat.

"Ih nggak apa kali, kita minta izinnya pakai surat formal gitu dengan syarat tidak menganggu kegiatan belajar mengajar," Ujar Yera sambil tersenyum bahagia tak luput memegang poster yang berisi perlombaan tersebut di tangan kirinya.

"Lah terus lo yakin sama keputusan itu? Kita tuh belum latihannya, belum ini itunya. Terus masa band isinya dua orang aja?" Ujar Dery menatap heran ke arah Yera.

"Soal itu gue yakin, kan itu diluar jam sekolah. Dan perlombaannya itu sebelum USBN, ya gue sih nggak perduli sama menang atau kalahnya. Yang penting kita tampil, titik." Ujar Yera penuh semangat tak luput dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.

"Yakin nih? Tapi kayaknya kita ditolak deh Yer sama pihak sekolah. Pasti pihak sekolah maunya kita fokus belajar terus supaya nilai kita bagus. Terus soal perlombaan itu disuruh adik kelas yang ikut," Ujar Dery yang menolak mentah-mentah ide Yera tersebut.

"Lo nggak ingat apa sama kejadian di SMA Mesra? Sampai penampilan mereka diblacklist sama sekolah itu?" Ujar Yera sambil menatap tajam ke arah Dery yang membuat Dery menjadi bungkam.

"Nggak bisa jawab kan lo? Ini juga buat perwujudan mimpi Echan sebelum dia meninggal, Der. Lo ingat, harusnya hari Sabtu itu sesudah kematian Echan sama mami. Echan harusnya tampil sama bandnya. Tapi dia nggak bisa wujudin mimpinya itu sebagai vokalis di band itu. Lo tau kan Echan dari kecil pengen jadi penyanyi? Gue pengen wujudin mimpinya itu sebelum gue pergi dengan semestinya." Ujar Yera sambil menunduk perlahan karena mengingatkannya kepada kedua orang yang selalu ia kenang didalam hatinya dan benaknya.

"Lo nggak ada niatan bundir kan, Yer? Jangan gila deh ya kalau gue dengar lo tewas karena bundir! Lo harus sayang sama nyawa lo, mami sama Echan aja sayang sama lo masa lo nggak sayang diri lo sendiri? C'mon, don't be sad sis!" Ujar Dery sambil merentangkan tangannya dan dibalas pelukan oleh Yera diselingi tangisan haru dari Yera.

"Gila aja lo kalau gue bundir, gue emang pengen nyusul mereka. Tapi nggak segila itu ya caranya!" Ujar Yera sambil memukul dada bidang milik Dery.

"Oiya, terus masalah anggota bandnya. Siapa aja emang? Dan rencana yang lo maksud apaan?" Ujar Dery sambil melepaskan pelukannya dan menatap bingung ke arah Yera.

"Nanti lo juga tahu, hehe."

**

Kini Markus berdiri didepan cerminnya dengan membiarkan badannya terekspos, ia hanya memakai celana pendek selutut dan sebuah handuk biru tergantung di lehernya.

Rambutnya masih basah karena ia habis keramas. Ia melirik sebentar ke arah luar jendela, sore tadi hujan melanda kotanya dan ia terkena rintikan hujan. Setelah sampai rumah, Markus segera membersihkan dirinya berhubung dia belum mandi sore setelah pulang dari bimbingan belajarnya.

Rasanya sekarang, semenjak kelas dua belas jadwalnya padat sekali, setiap hari ia akan pulang sore sekitar jam enam menuju jam tujuh. Ia mengikuti bimbingan belajar agar ia bisa mencapai nilai yang memuaskan saat ujian nasional nantinya.

Belum lagi malamnya, jika ada tugas rumah yang diberikan oleh guru-gurunya. Markus akan mengerjakan tugasnya, belum lagi ia melepaskan penatnya dengan bermain alat musik yang berada di studio musik miliknya.

Markus bercermin sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk miliknya. Hingga sebuah notifikasi layar ponselnya berbunyi pertanda ada pemberitahuan yang masuk ke dalam ponselnya.

Pertama yang ia buka ialah pesan yang dikirimkan oleh teman-temannya. Beberapa temannya menanyakan materi mengenai pelajaran kimia. Ia pelan-pelan menjelaskannya melalui aplikasi pesan tersebut.

Hingga notifikasi asing berada di berandanya membuatnya selonjak kaget. Ada angin apa tiba-tiba manusia tersebut mengirim pesan Instagram kepada dirinya?

Markus membukanya dan mendapatkan pesan singkat dengan sapaan singkat tersebut dan segera ia membalasnya.

deryasphati82

Halo

Ap ada Markusnya kak?

Bilangi dia jgn lupa

pertandingan cs wkwk

Wkwk |

Apaan Der? |

Tumben ngedm gue? |

Oiya bro

Gue mau ngasih tau ssuatu

deryasphati82 mengirim gambar

Join kgk?

Lumayan bang kl menang

dpt duit

Wkwk |

Udah kls 12 |

Takutnya gadibolehkn

sm sekolah |

Pake surat keputusan

Kayak si Dara anak kesygan Juleha

Dia aj skrg lgi di manado, lg lomba

karya ilmiah

Asal nggak ganggu kegiatan ujian

pang

Bgmn bos?

Anda tertarik?

Gue lg fokus belajar kyk ap ya? |

Hmm |

Gue nggk yakin sih |

Nnti gue pertimbangin |

Kl lo mau

Satu band sm gue mau nggk?

Nanti soal ngurusi surat gmpang aj

asal lo yg ngasih ke pihak sekul

Hmm, liat aj nanti |

Emg siapa aja isi band lo der? |

Baru 2 org sih

Lah gpp 2 org |

Dia nyanyi km main alat musik |

Atau dia nyanyi smbil main alat

musik, lo main drum |

Lo kan jago ngedrum tuh |

Apalgi ngedrum hati perempuan |

Wkwk

Lo mau nggak?

Isinya gue sama Yera sih

Lo tau kan Shayera anak mipa 2?

Yg teman gue itu

Oh itu |

Tapi emg kalian yakin

sm keputusan kln? |

Gue yakin

Klo gak yakin entar Yera

ngamuk

Wkwk |

Yaudah deh |

Besok gue kasih tau gue setuju

atau gak |

Okay

Gue harap sih lo iya

Syg banget kl gaikut kan?

Iya wkwk |

Oke sip |

Markus pernah menatap heran ke arah layar ponselnya, tumben sekali Dery mengirim pesan kepadanya. Markus dan Dery memang dekat, tapi mereka dekat karena membahas game karena mereka suka bermain game.

Tapi tiba-tiba Dery mengirim pesan kepadanya dan mengajaknya ikut perlombaan band yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan saat ini. Rencananya ia juga pertama ingin ikut, tapi ia berpikir lagi jika ia ikut. Ia akan sangat kelelahan karena ia berlatih terus bersama bandnya, belum lagi ia belajar di sekolah dan mengikuti bimbingan tambahan.

Saat ini ia membuka aplikasi pengirim pesan, ia segera membuka ruang pesan dengan teman karibnya dan segera mengetik di atas layar ponselnya.

Dia ikut lomba band itu

anjir |