"Qia, bagaimana kalau kita segera menikah?" Malam ini, Rado dan Qiana sedang bersama dan Rado memutuskan untuk mengatakan hasil dari pemikirannya selama beberapa minggu ini. Dia tahu kalau Qiana masih belum mencintainya. Tapi apa salahnya mencoba.
Terkaget. Itulah yang terjadi pada Qiana sekarang. Dia tak tahu jika Rado akan senekat itu. Bahkan dia seolah dejavu. "Bang!" katanya dengan parau. Makanan yang masih belum tertelan sepenuhnya itu terasa akan menghalangi tenggorokannya.
Rado memberikan minuman kepada Qiana dan perempuan itu meneguk minuman itu sampai habis. Tangannya saling meremas di pangkuannya. Tidak ada jawaban yang diberikan kepada lelaki itu karena terlalu bingung dia akan mengatakan apa.
"Aku tahu inilah yang akan terjadi ketika aku mengatakannya." Sambung Rado lagi, "Tapi aku sudah lega karena sudah mengatakan itu kepadamu." Qiana menunduk dan tak berani menatap Rado.