Qiana sedang sibuk di dapur pagi ini. Tak biasanya dia melakukan itu karena memang di rumahnya sudah ada asisten rumah tangga. Dan entah apa motivasinya kali ini dengan melakukan nya sekarang. Qiana memang bisa memasak, tapi tentu saja tak seenak itu.
"Yang penting usahanya." Begitu gumamnya dalam hati.
Ketika ibunya melihat, beliau langsung bertanya. "Tumben?" Katanya dengan heran. Melihat ayam goreng, kentang goreng, dan sekarang Qiana sedang menumis brokoli dicampur dengan sosis.
"Buat Bang Rado." Jawabnya to the point sama sekali tak malu mengatakannya.
"Wah-wah, sepertinya putri Bunda ini sedang kasmaran ya." Itu adalah godaan, tapi Qiana sama sekali tak menanggapi dengan berlebihan.
"Sedang diusahakan, Bunda." Jawabnya enteng tanpa beban sedikitpun. Bahkan ketika menatap ibunya pun dia tersenyum.