Davie.
Seminggu berlalu dan ini adalah waktunya. Aku tak berniat untuk datang karena tahu itu akan menyakitkan bagiku. Devie kembali masuk ke dalam kamarku dan memastikan lagi apakah aku benar-benar tidak akan datang ke acara pertunangan Qiana atau aku bisa mengubah keputusanku untuk datang. Tentu saja aku tetap pada keputusanku.
"Abang tunjukkan dong pada Kakak kalau Abang ini bisa." Katanya. Tapi aku tidak bisa melakukannya.
"Kamu sama Mama Papa saja yang datang. Salam dariku." Kataku sambil menatapnya. Adikku itu sudah terlihat cantik dengan gaun hitam yang melekat di tubuhnya.
Devie menatapku dalam sebelum dia mengangguk. "Oke!" katanya, "Aku tahu ini berat buat Abang, dan aku nggak akan maksa Abang lagi." Aku juga melihat kekecewaan di mata Devie sayangnya aku tidak tahu itu karena apa.
