"arrgghhhh.... kau tidak bisa bigini Allddiiii... aku tidak akan membiarkan gadis itu mengambil mu dari ku....!!!!" teriak histeris Aura memporak porandakan meja yang penuh makeupnya.
Tangisan terdengar lirih, tangisan penuh rasa sesal!! tak dinyana keinginan yang hanya sekedar membangkitkan kenangan ia dan Aldi malah berbalik jadi adegan yang begitu membuatnya hilang kendali...
Aura bersimpuh,, manik bening terus membasahi wajah cantiknya.
"aku berjanji... kau akan kembali padaku Aldi..." desis Aura,, tatapannya kosong hilang entah kemana.
***
ciitt...!!
suara rem mobil Aldi berdecit di depan rumah Raihan, sejak tadi ingin rasanya Zara memaki pria mesum yang mencuri ciumannya, tapi semua tertahan karena ia tak enak hati pada Nanda.
"dengar.... aku tidak mau kau melakukanya lagi....!!" pinta Zara dingin
Aldi mendengus resek.
"sebentar lagi kita menikah... bagaimana aku tidak melakukannya padamu..." Aldi mulai ingin menggoda si wajah sendu. "bahkan... kita akan melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman..."
Hati Zara seakan ngeri sendiri mendengar ucapan pria yang akan segera jadi suami nya ini.
"apa.. mau mencoba nya lagi..." goda Aldi belum puas sambil menarik wajah Zara yang melengos.
deg!
Desiran hati yang membabi buta tak karuan, seakan mencari tempat persembunyian dari perasaan yang entah datang darimana.
Mata mereka saling bertemu, Zara sangat gugup..dahinya berkeringat, jantungnya kembang kempis. Jemari Aldi mulai mengelus pipi halus yang hari ini banyak tersentuh makeup.
Bibir mungil yang indah itu seakan memanggil dan menggoda untuk disentuh.
Wajah Aldi kian mendekati sasaran....
Ting!
seolah ada yang menyadarkan.
"kyaaaa... dasar pria mesum..." Zara menimpuk dahi Aldi dengan Sling bag yang ia kenakan.
"aauuhh..." pria mesum Dimata Zara mengaduh.. "kau ini awas ya..." ancam Aldi memegang dahinya, Zara tidak mau melewatkan kesempatan, ia segera turun dari mobil Aldi.
"tunggu saja pembalasan ku..."
"ya... akan kutunggu...." Zara tersenyum puas minimal itu untuk pembalasan bahwa Aldi telah memperalatnya selama proses praweding!!!
***
[bisa keluar sebentar? aku didepan rumah mu] pesan dari seseorang yang dinanti membangkitkan Aura untuk mengusaikan tangisnya. ia segera beranjak ke wastafel dan membersihkan sisa tangisnya.
Tak lama terdengar notifikasi kembali.
[tidak usah aku titipkan tasmu di pos satpam] pesan itu meluluh lantakkan perasaan Aura,, sebuah pesan yang tidak menyakitkan jika tidak ada hati yang berharap tapi terasa sakit bagi si penggarap !!
Dari balik jendela kamar gadis yang kini matanya sudah sembab melihat mobil Aldi keluar dari pelataran parkir rumahnya.
Aura sengaja meninggalkan tas miliknya,, berharap Aldi sendiri yang akan mengembalikannya, biasanya Aldi akan punya seribu alasan agar bisa bertemu dengan sipencuri hati tapi kali ini...
Waktu sudah merampas harapannya.
Aura luruh... ia kembali dalam sesalnya.
***
Sebenarnya Aldi ingin melihat Aura setelah mengantar Zara pulang, tapi niat itu ia urungkan.
Lebih baik tidak bertemu daripada ia harus mengekang perasaan yang tak terkendali ketika harus berhadapan dengan Aura.
kali ini Aldi sudah sampai di apartemen, ia membanting tubuh ke ranjang berlapis sprei putih.
matanya kini memandangi langit-langit kamarnya yang gelap. Satu persatu rangkaian kejadian yang ia lalui hari ini hadir dipelupuk mata,,
"aahh... maafkan aku Zara" Aldi melapaskan kata yang sulit untuk ia ucapkan, ada sedikit rasa bersalah pada gadis polos berwajah sendu sang anak baik bunda, gadis itu benar-benar ia manfaatkan keberadaannya untuk melihat reaksi Aura .
Benar saja walau tak terlalu nyata tersirat semburat rasa kecewa yang disimpan rapat seorang Aura ,, ekspresi wajah yang tak pernah mampu ia artikan .
Aldi merasa puas walaupun ada rasa nyeri menyergap, selain rasa senang karena sedikit banyak bisa membuktikan pada Aura bahwa luka yang tertoreh sudah berhasil ia obati sendiri... meski kenyataan tidak sama seperti yang terlihat.
"aura aku ingin lihat sebatas mana kau bisa bertahan....?"
perlahan mata Aldi terpejam, ia mulai kelelahan.
.
.