"selesai..." seru Zara ketika kue coklat buatannya rampung, ia sengaja membuat kue sebagai rasa terima kasih atas bantuan Aldi yang sama sekali tidak ia tahu.
Zara meletakkan kue pertama untuk Aldi pada sebuah kotak berwarna pink muda. senyum manis gadis itu menghadirkan lesung pipi yang begitu indah.
"mau kemana Zara " nyonya Almira menegur saat Zara bersiap mengambil kunci maticnya.
"mau ketempat kak Shanum sebentar Bun..."
"Zara pernikahan mu tiga hari lagi, pamali loh kalau kamu bepergian"
"sebentar saja ya Bun..." bujuk Zara pada bundanya "Zara hati-hati kok...ya bunda ya.."
Nyonya Almira menghela nafas tak kuasa menolak keinginan sang gadis.
"baiklah tapi jangan pulang malam..."
Zara melompat girang mendapat izin bunda.
***
Aldi mematikan laptop lalu beranjak dari tempat duduknya, entah kenapa hari ini ia merasa sangat lelah. Maminya sudah memperingatkan agar dia beristirahat saja untuk persiapan pernikahannya yang tinggal hitungan hari, tapi Aldi tetap bekerja karena ada banyak hal yang harus ia selesaikan sebelum mungkin nanti dia akan libur cukup lama.
"Dimas.. aku pulang lebih awal, nanti kirim ke email saja ya apalagi yang harus aku lihat"
"baik boss.. anda memang harus istirahat.. sebentar lagi energi anda akan banyak terkuras..." ledes Dimas seperti biasanya
pletakk!!! Aldi melempar pena kepada manager tak punya akhlak satu ini.
"selesai kan tugas mu dengan baik.. oke..aku pulang dulu" Aldi segera berlalu meninggalkan si pria playboy mengelus dahinya yang lumayan sakit.
.
Zara baru tiba di Als cake and resto.
Ia coba menemui Aldi tapi salah seorang karyawan bilang kalau boss mereka baru saja pulang. Zara tersenyum masam memang salahnya yang datang tanpa konfirmasi lagi. Zara segera melaju dengan maticnya menuju apartemen.
***
Langkah Aldi terhenti.
Seorang gadis bertubuh jenjang, berwajah oriental dengan rambut lurus dan tampilan modis berdiri di depan pintu apartemennya.
Sosok yang tak asing lagi, si gadis pencuri hati! gadis yang selalu anggun Dimata Aldi, namun aura yang berdiri di depannya nampak berbeda, gadis itu terlihat kacau, matanya sembab seperti habis menangis.
"Aura... darimana kau tahu aku tinggal disini??" Aldi bingung setahunya ia sama sekali tidak pernah memberi tahu Aura tempat persembunyiannya.
Aura tersenyum mendekati Aldi yang terpaku.
"kau tidak mengajakku masuk..?" kebiasaan Aura yang menjawab pertanyaan dengan pertanyaan!!
sipencuri hati hampir ambruk.
"apa yang terjadi padamu??" Aldi meraih tubuh Aura yang limbung.
Pintu terbuka, belum sempat Aldi mempersilakan sang tamu masuk, Aura menyambar tubuh pria yang kini membuatnya kalut.
Pelukan Aura begitu erat, baju Aldi bahkan basah karena manik bening yang tertumpah bak hujan di siang bolong.
"hiks.. hiks.. hiks...Aldi apa sebegitu mudah untuk mu melupakan ku??"
"kau yakin akan pergi dariku?? tidak bisa kau menungguku sebentar lagi.,." suara Aura bergetar ia tak sanggup lagi menutupi perasaan yang ia simpan lama. Perasaan yang hanya ia mau Aldi tau saat ia sudah meraih mimpinya. mimpi menjadi seorang designer terkenal. Siang malam ia berusaha sampai mengabaikan perasaan Aldi padanya.
Tapi tak dinyana sang pujaan malah memilih gadis lugu berwajah sendu berusia 21 tahun yang bahkan belum menyelesaikan kuliahnya.
"aku mencintaimu.. aku mencintaimu...aku mencintaimu...." desahan tepat di telinga Aldi .
Otak Aldi seakan kosong melompong!! ia tidak bisa berfikir secara rasional, kata cinta yang ia tunggu-tunggu dari seorang Aura..
akh!! sial...!!!
Seharusnya ia bahagia tapi semua kata cinta itu bagai duri yang tertancap begitu menyakitkan.
"aku begitu kacau bukan?!! katakan sesuatu Al..." kali ini Aura menatap Aldi yang membeku.
"a.. aura.. aku.. akan menikah..."
"kau mencintai gadis itu...?" desak Aura membuat Aldi kian kalut. Bagaimana dia harus menjawab bahwa Zara adalah pelariannya.
"dengar kita saling mencintai.. aku yakin Zara akan mengerti..." bujuk Aura meraih jemari Aldi.
Aldi merasa kini ada sesuatu yang meremas jantung nya.
"kenapa baru sekarang kau katakan??" suara Aldi terdengar dingin.
"maaf aku..."
"katakan padaku Auraaaaa!!!" suara Aldi meninggi ia mulai muak dengan perasaannya. "kau pergi dengan pria itu.. lalu kau di campakkan dan mau kembali padaku???" sinis Aldi mencoba meyakinkan hati bahwa sudah tepat yang akan ia lakukan dengan menikahi Zara .
"pria??"
"yahh.. pria yang kau tunjukkan di sosial media mu.."
Aura coba menggali ingatannya.
"oohh... jadi yang kau maksud kakakku Roby??"
Aldi mendengus kasar. Kesialan macam apalagi ini...!!!
"kau ingat aku pernah bilang,, saat orang tua ku bercerai,, papa membawa kak Roby ke Perancis dan aku tetap dengan mama,, selama beberapa tahun kami tidak pernah bertemu,, saat aku ke Perancis aku baru bisa bertemu dengan kakakku!! saat kembali ke Indonesia aku ingin berbagi cerita padamu.. tapi apa yang kudapat.. kau malah mau menikah!!!"
deg!!
.