Tuan Wildan dibuat panik setengah mati karena ulah Aldi yang menghilang sejak tiga hari sebelum pernikahan.
Sabtu pagi itu Tuan Wildan sibuk memerintahkan beberapa orangnya untuk mencari putra bungsu yang entah dimana rimbanya. Akad akan dilaksanakan siang setelah waktu Dzuhur tapi sang calon pengantin pria malah tidak menampakkan batang hidungnya!!
"kalian cepat cari dimana putraku!! jangan datang sebelum kalian berhasil membawa nya kesini!!!" perintah tuan Wildan lantang kepada beberapa ajudannya yang belum juga bisa menemukan sang calon pengantin.
sementara nyonya Lia terduduk lemas memegang pelipis nya tak habis pikir dengan tingkah Aldi yang kadang tak bisa mereka duga.
Kemarin mati-matian mau menikah, setelah semua dipersiapkan dia seakan lenyap ditelan bumi.
"ahh.. semua salahku... salahku yang tidak mendidik putraku dengan baik..." keluh nyonya Lia mulai bercucuran air mata, disampingnya duduk sang menantu wanita coba menenangkan momy mertuanya.
"momy tenang saja ya.. mas Esa pasti bisa menemukan dimana Aldi...*
"bagaimana momy bisa tenang.. anak itu selalu saja buat masalah"
Tuan Wildan mengepalkan tinju... ingin rasanya ia menghajar sang anak yang selalu membuat istri tercintanya meneteskan air mata!
***
Beberapa perias mulai memoles kan make up di wajah baby face Zara ,, gadis itu nampak anggun dengan mengenakan kebaya putih ala pengantin Sunda.
Jantungnya tak berhenti berdebar ia harus siap dengan semua keputusan Aldi., hari ini akan jadi hari yang sangat bersejarah baginya, ada dua kemungkinan yang akan terjadi..
Pertama kemungkinan baik dia dan Aldi akan jadi menikah.
kedua kemungkinan terburuk dia adalah sang pengantin yang ditinggal lari calon suaminya.
"zaraa... kau cantik sekali.. " puji Nanda yang menemani Zara diruang rias tempat acara akad sekaligus resepsi diadakan.
"melihat mu begini aku yakin widya juga pasti ingin segera menikah..." sindir Nanda iseng pada Widya yang juga ada disana
"huu.. dasar bilang saja kau juga sudah tidak tahan kan... " Widya tak mau kalah... mereka bertiga saling melempar sindiran dan tawa.
Lumayan lah kehadiran dua orang itu cukup membuat Zara sedikit melupakan dua opsi yang ada di otaknya.
tok! tok! tok!
Terdengar suara pintu diketuk seseorang.
"permisi..." suara itu berasal dari seseorang yang tidak asing bagi mereka yang ada diruang itu.
Zara menelan ludah, sementara Nanda memasang muka malas,Widya sendiri yang tidak tahu banyak senang melihat kehadiran idolanya.
yaahh!! Widya sangat suka dengan beberapa gaun rancangan Aura, bahkan untuk gaun yang akan dikenakan Zara nanti malam pun adalah rancangan sang idola.
"waahhh... kak Aura.. aku sangat suka karya-karya kak aura.. boleh ya kita Selfi dulu..." Widya mulai beraksi tak mau kehilangan momen.
Aura menyambut ramah gadis yang meminta Selfi kepadanya.
"terimakasih ka..." Widya jingkrak-jingkrak membuat Nanda mual saja.
"maaf apa aku bisa bicara berdua saja dengan mu...?" pinta Aura kemudian Zara memberi isyarat agar dua sahabatnya membiarkan mereka bicara.
"tentu..." Zara mengulum senyum pahit, Nanda pun terpaksa keluar dengan hati jengkel.
Aura mendekati sang calon pengantin yang nampak memesona itu cukup meremas hatinya kini.
"katakan...." Zara meminta Aura tidak banyak membuang waktu.
"baiklah... aku kemari tidak untuk meminta maaf pada mu soal kejadian tempo hari... aku hanya mau kau melepaskan Aldi untukku..." tegas lugas dan penuh intimidasi begitulah Zara menangkap maksud ucapan Aura.
Zara mendengus kasar tidak yakin dengan apa yang dikatakan wanita yang tampak terhormat tapi nyatanya....
"aku dan Aldi saling mencintai.. anggap saja apa yang Aldi lakukan adalah kehilafannya,, aku harap kau bisa mengerti.. aku..mengatakan ini juga demi kebaikan mu..." Aura memulai
sesaat Zara tertegun, namun kali ini ia beranikan diri menatap Aura.
"terimakasih sudah mengingatkan ku kak... tapi.. pernikahan ini Aldi yang menginginkan.. aku hanya akan menikahi nya jika Aldi sendiri yang memutuskan, kalau Aldi lebih memilih kak Aura, aku tidak akan mencegah nya...."
Ada kemarahan dalam hati Aura mendengar pernyataan dari orang ketiga bagi nya, kata-kata yang sama sekali tak ingin ia dengar.
"kau begitu naif... apa kau kira Aldi sungguh ingin menikahimu...??" nada suara Aura sedikit mengejek.
"mungkin saja aku gadis yang naif... hanya saja aku percaya bahwa Aldi bukan seseorang yang suka mempermainkan orang lain..."
"huh..! untuk apa bersama seseorang yang tidak mencintai mu..." Aura coba mempengaruhi Zara yang nampak sangat siap dengan segala resiko yang akan terjadi beberapa jam kedepan.
.