"kau tahu... aku menikahimu hanya ingin Aura menderita.. tapi kenyataannya aku yang menderita..." suara itu terdengar lemah penuh sesal, sinar mata Aldi begitu redup kehilangan cahayanya, sampai-sampai Zara tak tega melihatnya.
Dalam rasa iba lalu suara Aldi kembali meninggi bahkan cengkraman tangan kokoh itu lebih kuat dari sebelumnya,
"AKU MEMBENCII MUUU!!!!! AKU BENCI PERNIKAHAN INI!!! "
Zara hanya membeku menerima perlakuan suaminya dimalam pertama mereka. Rasa sakit di pipi tidak lebih sakit dari dalam hatinya.
Aldi melumat bibir istrinya dengan perasaan menggebu lalu menarik kasar piyama yang dikenakan Zara, gadis itu coba menahan diri tanpa membalas tiap ciuman dari suaminya. Tangan Aldi mulai mengembara ke bagian dua lingkaran kenyal milik sang istri yang masih terjaga.
Hanya berlangsung beberapa menit, Aldi seolah tersadar, ia menghentikan kegiatannya barusan, lalu mencengkram kembali wajah Zara ,, kali ini ia senyum mengejek.
"kau bukan Aura... jangan berharap apapun dariku!!!"
Akhirnya Aldi melepaskan cengkramannya meninggalkan istri yang tampak berantakan karena ulahnya,, seperti tidak terjadi apa-apa Aldi menghempaskan diri di atas sofa dan tertidur, tubuh Zara melorot kelantai akhirnya air mata gadis itu mampu meleleh juga setelah menahan manik bening itu dipelupuk mata.
***
Zara memandangi wajah suaminya yang kini tertidur pulas, ia letakkan selimut dan bantal agar sang suami bisa tidur dengan nyaman.
"maafkan aku..." lirih Zara sambil mengusap rambut hitam lurus Aldi, ia perhatikan dengan seksama wajah pria tampan Dengan garis wajah tegas, alis indah dan berhidung mancung sungguh penuh pesona. "katakan... bagaimana aku bisa menggantikan posisi kak Aura dihatimu??.." Zara tak berharap pria yang kini sudah jauh pergi ke alam mimpi akan segera menjawab pertanyaannya.
ah!! andaikan malam itu ia tidak datang untuk melihat keadaan Aldi mungkin hari ini tidak akan pernah terjadi.
***
Sebuah Lexus LS melaju deras dijalan tol, dibalik kemudi seorang gadis yang dirinya kini dipenuhi oleh rasa sesal, belum lagi perasaan menderita mengingat ini malam pertama orang yang ia cintai.
akh!!! sulit sekali untuk menggambarkan apa yang ia rasakan kini!!
Satu persatu bayangan Aldi menari-nari dipelupuk mata, menghadirkan ingatan tentang kegigihan pria itu untuk mendapatkan dirinya. Tinggal satu langkah lagi saat hendak membalas semua perasaan sahabatnya,, pria itu malah tercuri!
.
harapan yang terampas oleh dia yang entah darimana datangnya, tiba-tiba tanpa terduga menjadi pencuri ulung yang memaksa sang pujaan harus meninggalkan si pencuri hati.
Tangispun tak akan merubah apapun kecuali makin memperparah luka dihati.
Seandainya saat itu ia lebih awal menerima tawaran untuk bertunangan...
seandainya ia biarkan pria itu punya kesempatan menjadi penjaga hatinya...
seandainya ia tidak pergi dengan meninggalkan bejuta tanya bagi dia yang terus menanti...
Lexus itu makin tak terkendali, meliuk liar tak tentu arah, seakan sang pengemudi berpasrah sepenuhnya jika ia harus berakhir disini...
suara decitan rem terdengar begitu dahsyat, mobil putih itu hilang kendali lalu menabrak pembatas jalan terpental dan terseret di tengah malam yang begitu mencekam.
.
Semua tampak buram... malam seakan kian kelam....
Deru angin begitu dingin menusuk...
mata itu pun terpejam hilang jauh bersama mimpinya.