Chereads / Penjaga hati Zara / Chapter 39 - Duda keren

Chapter 39 - Duda keren

Daun pintu terbuka, didalam nampak seorang pria berbalut jas hitam duduk di tepi ranjang pasien sembari menyuapi Oma Diana.

"permisi tuan... Oma... " suara suster Anna membuat sang tuan muda bernama Tristan itu menoleh kearah mereka yang berdiri diambang pintu. "maaf tuan... lihat siapa yang saya bawa.." suster Anna menunjukkan keberadaan Zara disana. "ini nona Zara yang saya ceritakan tempo hari..."

Tristan mengerenyitkan dahi ia ingat dimana ia pertama kali bertemu Zara..

yah!! tentu saja Zara adalah gadis yang ponsel nya terjatuh karena dirinya.

"benarkah... akhirnya kita bertemu juga..." kali ini Oma Diana bersuara dengan semangat, Zara segera menghampiri sang Oma yang masih berselang infus.

"terimakasih sudah membantu ku dan mendonorkan darah mu.." Oma Diana menggenggam jemari Zara.

"tidak perlu sungkan Oma.. senang bisa membantu..."

Merekapun bercengkrama akrab bahkan Zara yang mengambil alih membantu menyuapi Oma Diana.

"maaf Oma.. Zara pamit dulu.. semoga Oma cepat sembuh ya.." Zara berpamitan.

Tristan yang sendari tadi duduk disofa sambil sibuk dengan laptop akhirnya bergeming mendengar Zara hendak beranjak.

"maaf nona.. bisa kita bicara?" Tristan menghentikan langkah zara, gadis itu memulas senyum termanisnya.

***

Kantin rumah sakit.

Zara menyeruput cofee late yang barusan ia pesan.

"terimakasih nona Zara,, anda sudah menolong Oma.."

"ahh tidak masalah itu hal yang kecil.. lagipula kebetulan aku sedang ada disana.. " Zara mulai menyendokkan sepotong brownies kedalam mulut,, sebenarnya ia sangat lapar hanya saja ia tak enak hati untuk memesan hal lain. "jangan panggil aku nona.. panggil saja Zara "

"ya baiklah.. Zara " Tristan tersenyum simpul menampilkan sepasang lesung pipinya. Tak lama ia mengeluarkan selembar cek disodorkan kearah Zara .

Gadis itu terperangah heran.

"apa ini??"

"maaf jangan tersinggung ini hanya hal kecil sebagai ucapan terimakasih.. itu cek.. kamu bisa isi nominalnya sendiri... " Tristan coba berhati hati agar gadis dihadapannya tidak merasa tersinggung.

Zara menarik napas panjang.

"Anda yakin aku bisa mengisi nominalnya sendiri??"

"ya.. tentu kenapa tidak..."

"he.. baiklah.. bisa aku pinjam pulpen?"

Tristan menyodorkan pulpen yang melekat di saku jasnya, Zara mulai menulis nominal didalam cek tersebut.

"apa aku boleh meminta sebanyak itu..."

Kali ini mata Tristan membulat,, ia tak menyangka gadis yang terlihat polos itu menulis angka satu dengan dua belas digit nol.

"hahhahaha..." Zara tertawa lepas melihat ekspresi kaget pria yang sebelumnya tampak sangat percaya diri. "maaf.. maaf aku mengerjai anda.. hahahha.."

Tristan menghela nafas sementara Zara masih mempertahankan tawanya.

"upppS.. maaf.. tuan Tristan.."

"panggil aku Tristan saja..." selanya kemudian

"baiklah... Tristan... jujur aku tidak butuh semua itu.. tidak semua hal bisa dinilai dengan uang.. bagiku bisa membantu Oma dan bisa mengenal beliau itu sudah cukup,.." ucap Zara tulus "tapi kalau anda memaksa aku tidak keberatan.. traktir aku makan saja ya... aku sangat lapar..." Zara nyengir malu-malu tapi dia sungguh sangat lapar!

gantian Tristan yang tertawa melihat ekspresi kelaparan gadis ini dengan polosnya minta traktir.

-gadis unik- batinnya,

gadis ini berbeda dengan gadis lain yang mendekatinya sejak ia kehilangan istri tercinta dua tahun yang lalu.

yah!! Tristan bisa dibilang seorang duda keren tanpa anak,, CEO berusia 33 tahun yang ditinggal istri karena sakit, tampan, punya kedudukan, terhormat namun ia hanya seorang pria yang bisa dibilang gagal move on!

pria kesepian yang coba meraih serpihan sisa kenangan dengan sang istri yang kini di nirwana.

.

.