Zara terenyuh mendapati suaminya masih setia duduk di kursi koridor menunggui seseorang yang berarti baginya.
"minumlah ini..."Zara menyodorkan segelas kopi hangat lalu duduk disisi Aldi.
"terimakasih..." sambutnya kemudian.
"he.. kak Aura belum siuman?"
Aldi menggeleng, kali ini ia beranikan diri menatap istrinya yang juga masih setia menemaninya disana.
"Zara... maaf liburan mu jadi batal.."
"batal?! siapa bilang?? tidak batal kok cuma tertunda hehhehe..." protes Zara ringan seolah tidak ada beban bahkan sempat-sempatnya Zara pamer gigi,, Aldi tersenyum tipis mengelus rambut lurus Zara yang terurai.
"sudah malam... kau pulang lah lebih dulu kerumah utama, momy meminta kita tinggal disana, nanti sopir yang akan mengantar mu pulang..."
"baiklah.. " Zara mulai beranjak meninggalkan suaminya sendiri disana. Entah lah kegetiran dari mana datangnya, ada sedikit perasaan ikhlas tapi enggan merelakan,,
Harus beginikah Indahnya masa awal pernikahan yang harus ia lewati??
jika pasangan pengantin baru akan menghabiskan waktu dengan melihat indahnya matahari tenggelam seakan ditelan oleh laut... mereka malah melewati masa itu di rumah sakit!
yeah!! begitulah..
***
Rumah yang masih asing bagi Zara ,, ia harus melangkah sendiri untuk pertama kali sebagai seorang menantu tanpa didampingi suaminya.
"dimana Aldi??!" pertanyaan itu yang terlontar dari mulut sang momy yang mendapati menantunya pulang seorang diri.
"ngg.. tadi mas Aldi mau ikut pulang tapi tidak ada yang menunggui kak Aura ,, jadi Zara pulang sendiri saja"
"ooo.. begitu ya..." nyonya Lia mencari pemahamannya sendiri. "ayo masuk nanti momy langsung yang akan tunjukkan kamar kalian..."
Zara mengikuti sang mertua menaiki tangga menuju lantai dua, berbelok sedikit kekiri dan tiba di depan pintu kamar dengan ornamen ukiran bewarna coklat.
seorang pelayan membukakan pintu dan mempersilahkan sang pemilik baru memasuki daerah kekuasaannya kini.
Kamar yang luas.. mungkin hampir empat kali luas kamar di apartemen shanum, terdapat ranjang king size, dengan nakas dikiri dan kanan, sebuah kamar mandi dan ruang pakaian dengan lemari berukuran besar, Tak jauh dr tempat tidur ada sebuah jendela kaca yang juga berukuran besar.
"ini kamar kalian... semoga betah ya..."
"terimakasih mom.."
"momy tinggal dulu ya kalau butuh sesuatu disana ada telpon, Zara bisa telpon pelayan.." nyonya Lia menunjukkan letak telpon di nakas samping ranjang.
Sepeninggalan sang mertua Zara segera membersihkan diri, ia mengenakan piyama bewarna abu-abu yang sudah tersedia di dalam lemari, lalu menyiapkan piyama couple bewarna sama untuk suaminya.
***
Sudah lama Aldi tidak masuk kedalam kamarnya dirumah utama, ia meraih handle pintu dengan ragu lalu menekan tuas nya hingga daun pintu terbuka.
Zara mengangkat kepalanya yang bersandar disofa saat Aldi mulai memasuki kamar mereka.
"kau belum tidur??" Aldi belum tahu tentang kebiasaan Zara yang akan sulit tidur jika tidak ada yang menemaninya.
Gadis itu segera menyeret langkah menyiapkan piyama untuk suaminya.
"mau ku siapkan sesuatu?? kau sudah makan?"
"tidak.. tadi aku sudah makan.."
Zara kembali kesofa lalu mulai bermain dengan ponselnya, sementara Aldi membersihkan diri.
Aldi keluar dari kamar mandi mengenakan piyama couple seperti Zara, sebenarnya ia tidak terbiasa tidur memakai pakaian lengkap, cukup pakai boxer saja sudah selesai, tapi mungkin akan aneh bagi gadis yang belum terbiasa dengan dirinya.
Mereka tampak canggung serba salah apa yang harus dilakukan, Aldi lebih dulu merebahkan diri di spring bed king size, lalu Zara menyusul merebahkan diri diujung. Saling memunggungi, diam tak ada yang dibahas.
Dan malam berlalu begitu saja...
.
.