deg!
Perasaan dingin menjalar ke sekujur tubuh Aldi, pengakuan dari Aura sangat membuatnya terpukul. Ia sangat menyesal kenapa tidak coba menanyakan pada Aura tentang pria yang ia lihat di Inst*gr*m .
Kebodohan macam apa ini?!!!! rasa cemburu terlalu menutupi otaknya untuk berfikir rasional.
.
Kali ini Aldi kehilangan kemampuannya untuk berdiri.
"maaf.. aku harus bagaimana.." desisnya kemudian.
"dengar... pernikahan mu belum terjadi.. masih ada waktu untuk perbaiki hubungan kita..." Lagi-lagi Aura coba meyakinkan pria yang nyaris lepas dari kehidupannya.
Aldi harus kembali padanya titik!!!
"aku tahu kau mencintaiku Al.. kalau tidak untuk apa kau sering menunggu ku di tepi jalan hanya untuk melihat ku"
.
yeah! tepat sekali... Aldi memang sering menguntit Aura setiap pagi, Aldi akan menunggu di seberang jalan di dalam mobil hanya untuk melihat Aura.
Dikira Aura tak tahu.. gadis itu sengaja selalu tiba di butik tepat di jam-jam Aldi sering menguntitnya, hanya untuk memastikan bahwa pria itu bisa melihatnya walau dari kejauhan.
.
Aura sungguh tak mampu lagi membendung perasaan yang kian hari kian menyiksa!! perasaan bahwa sebentar lagi ia akan kehilangan tujuannya untuk menjadi milik Aldi!!
Tangan Aura bergetar meraih wajah Aldi lalu mencium bibir pria yang kesadarannya belum kembali ke dunia nyata. Aldi mengikuti ritme ciuman yang diberikan oleh Aura, membalasnya dengan perasaan penuh kehangatan. Airmata nya mulai menetes. Sebuah penantian panjang yang entah akan berakhir dimana.. Aldi sama sekali tak yakin bisa bersama Aura saat ini.
Bruukkkk!!
Terdengar sesuatu yang terjatuh di ambang pintu. Membuat mereka yang terbuai oleh hangatnya ciuman segera kembali kealam sadar.
Berdiri seorang gadis yang akan ia nikahi tiga hari kedepan!
Mata Zara berkaca, ia berharap apa yang ia lihat hanya sebatas tontonan di film.
Aldi terperanjat demikian pula Aura, ada rasa sedikit senang, minimal baik dirinya maupun Aldi tidak perlu repot-repot harus menjelaskan pada gadis itu.
"ma..ma.. maaf.. aku mengganggu..." suara Zara bergetar menahan tangis, dia juga tidak mengerti untuk apa tangis itu. Bukankah selain keterpaksaan tidak ada dasar lain yang layak disebut untuk sebuah pernikahan dadakan mereka.
"Zara.. tunggu!!" pekik Aldi mengejar Zara yang mempercepat langkah menuju lift.
"Zara... ku mohon dengarkan aku dulu" Aldi menangkap lengan Zara...
"apa yang harus aku dengar?? apa kau ingin menjelaskan posisiku?? " Zara melepaskan diri dari cengkeraman Aldi .. ia coba masuk ke lift yang terbuka
"Zara .... aku..."
"jangan meminta maaf karena kau tidak bersalah..."
pintu lift tertutup.
-akh!! sial!!- gerutu Aldi kesal
Ia mencoba mengejar Zara yang kini sudah ada diparkiran motor. Ada kepedihan menyerang didada gadis berwajah sendu itu.
"Zara kumohon dengarkan aku..." kali ini Aldi memepet langkah Zara yang tak jua berhenti.
Zara berhenti menoleh kearah suara yang terus mendesaknya, baginya laripun tidak akan menyelesaikan masalah!
"baiklah.. kau yang harus dengarkan aku.. !!!karena tadi aku sudah dengar semuanya..." kali ini Zara coba menghadapi calon suami nya. Aldi menarik nafas panjang.
"kau yang menginginkan pernikahan ini bukan?? " Aldi mengangguk "kau yang akan putuskan semua... jangan memilih antara aku atau kak Aura.. tapi pilih lah hatimu.. " Zara menunjuk dada Aldi yang terdiam. "kau tidak mencintai ku..benarkan?? pikirkan lagi tentang pernikahan kita..."
Ada luka yang begitu pedih namun tak berdarah terasa menyayat dalam relung hati Zara kala ia menangkap sinyal bimbang dari wajah calon suaminya.
"aku hanya akan menghentikan pernikahan ini jika kau yang menginginkannya" Zara menatap lekat pada pria yang akan ia nikahi besok lusa. Perlahan Aldi melepaskan cengkramannya. Gadis baik bunda itu terlalu baik untuk disakiti. Sementara cinta yang ia inginkan selama bertahun-tahun kini ada dihadapannya.
Zara meraih wajah Aldi yang diam seribu bahasa. "aku kemari cuma mau berterimakasih atas bantuan mu pada kak Raihan,, " Zara mengulum senyum pahitnya, ia tak ingin terlalu berharap banyak pada pria yang hatinya dimiliki oleh wanita lain.
"aku pulang dulu... " Zara berpamitan segera menstater matic pink kesayangan, lalu menghilang dari pandangan Aldi.
.
Bagaimana bisa gadis itu punya sedikit marah pada dirinya setelah apa yang terjadi tadi??!!
***
Aldi kembali ke apartemen.. tampak sebuah kotak merah muda berisi kue coklat berserakan di depan pintu. Aldi memungut hasil kerja keras calon istri nya untuk sebuah ucapan terimakasih, lalu meletakkannya diatas meja.
Tampak Aura yang masih menunggu Aldi dengan perasaan tidak sabar.
"maaf Al.. aku membuat semuanya jadi runyam..." Aura menunjukkan rasa bersalahnya, gadis itu kembali memeluk Aldi yang tak mampu berbuat apapun "pikiran lagi apa yang membuat mu harus menikahi Zara,, yakinkan hatimu Al... karena aku akan selalu menunggu mu..." pungkas Aura meninggalkan Aldi sendiri dengan semua kebimbangannya.
.
.