"ambillah ini Al.. makanan kesukaan mu..." aura menyodorkan fetucini saos tomat dengan taburan daging diatasnya.
"terimakasih..." Aldi acuh lalu ia menyendok fetucini pemberian aura kepada Zara yang duduk disampingnya "coba lah sayang.. ini kesukaan ku"
Zara yang baru selesai menyeruput teh sampai terheran-heran dengan perlakuan Aldi yang berbeda.
-mungkin dia kerasukan setan- pikir Zara ngeri.
Gadis polos itu patuh menerima suapan demi suapan dari calon suaminya.
Lagi-lagi kesabaran Aura diuji.. sebisanya Aura terlihat santai dengan apa yang dilakukan Aldi.
Kebersamaan menyantap kudapanpun berakhir hening.
.
Sebuah jendela besar kilau adalah tempat pengambilan foto dengan tema siluet. Kali ini Zara mengenakan gaun hitam selutut, berbahan silk dengan model Sabrina, heels warna senada dan rambut di bentuk spiral, Aldi mengenakan kemeja putih dengan rompi diluar.
-gaun itu...- desis Aldi dalam hati, mungkin Aura sengaja memilih gaun itu untuk Zara ,, sekilas pria yang kini tertegun coba menggali ingatannya.
***
"lihat Al.. bagaimana menurut mu gaun ini??" Aura menunjukkan sebuah gaun indah dihadapannya.
"cantik..."
"benarkah?? ini rancangan ku... baju untuk praweding" Aura mengembangkan senyum manisnya. Aldi memperbaiki posisi duduknya.
"praweding?? "
Aura mengangguk.. "kau tinggal katakan apa kau suka"
"ya aku suka..." suara Aldi terdengar kecewa!!
"tapi katakan apa kau punya pacar??!"
"mau menikah tidak harus menunggu punya pacar kan??" Aura menarik hidung mancung Aldi "kau bisa langsung menikah tanpa pacaran dulu..."
***
"aku suka... " Aldi mendesis.. Aura sengaja memilih gaun itu agar Aldi mengingat momen mereka berdua.
"oke siap... saling tatap ya..." sang fotografer memberi instruksi.
Aldi seakan tersihir..
dihadapannya ia seakan bukan melihat Zara tapi Aura.
Aldi meraih pinggang Zara lalu ia menunduk sedikit karena tubuh Zara tidak sejajar dengan dirinya, mengangkat wajah gadis yang tidak mengerti apa yang akan dilakukan Aldi...
Lalu...
Entah... dunia seakan sepi... cuma ada ia dan Aura disana, kesadaran Aldi seakan hilang mengembara mencari separuh jiwanya yang telah dicuri gadis berambisi seperti Aura.
Hanya Aura kini didalam pandangannya.
Aldi meraih bibir mungil Zara yang ia kira Aura... sungguh ingin rasanya ia tidak melepaskan apa yang sangat diinginkan,, menjadikan Aura miliknya!!!
beberapa pasang mata terperangah...
ohh ya Tuhan... pasangan romantis... pikir sang fotografer tak mau kehilangan momen langkah itu...
biasanya pasangan calon pengantin tidak akan sefulgar itu !!!
Jantung Zara seakan berlari dari tempatnya,, ia sungguh tidak siap dengan perlakuan Aldi yang absurd!! tak terprediksi sama sekali.
"Aldi..." Zara berdesis melepaskan ciuman Aldi.
Seakan baru kembali dari pengembaraannya Aldi malah tertawa sinis mengerikan. Dia sadar akan kekeliruannya!! bukan Aura yang menerima ciuman pertama pria itu.
Mata Zara memerah, ia tak bisa terima dengan apa yang dilakukan Aldi terhadap nya,, tapi gadis baik bunda itu berusaha menahannya.
Ada hati yang tak kalah terpukul dengan kejadian barusan,, seakan ada ribuan belati menusuk Jantung,, perih... sangat perih...
Aura tak tahan lagi dia segera menyeret langkah pergi dari tempat yang membuatnya muak. Ia meninggalkan beberapa pesan dengan asistennya. Berusaha tegar walaupun ia mulai goyah.
Sungguh niatnya yang hanya ingin Aldi mengingat si penguasa hati malah justru dialah yang harus tersakiti.
***
-kau keterlaluan Aldi...- umpat Zara yang kini menyesali yang terjadi... Zara pamit ke toilet untuk merapikan dirinya. ia melihat kearah cermin melihat dirinya sendiri dengan penuh marah.
"yaahh.. aku rasa nona Aura tidak bisa terima..." Zara mencuri dengar percakapan dua orang wanita yang berdiri disampingnya seakan tidak melihat keberadaan Zara disana.
"setahu ku.. tuan Aldi selalu mengejar nona Aura... tapi yahh... namanya juga belom jodoh..."
"eehh.." salah satu temannya menyikut. Mereka baru sadar bahwa pemeran adegan Romeo dan Juliet tadi ada ditoilet yang sama.
Wajah mereka pucat!
Zara menatap dingin kearah mereka. Mencoba mencocokkan tiap kejadian dari awal mereka praweding, cara Aldi yang manis dan selalu memanggilnya dengan sebutan 'sayang'.
-oohh ternyata ini alasannya...- Zara sampai pada kesimpulan.