Chereads / LEGENDA PENDEKAR AMBO TUWO, SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO / Chapter 2 - Bagian 2 Kegundahan Hati Sang Ratu

Chapter 2 - Bagian 2 Kegundahan Hati Sang Ratu

Malam harinya....

Di sebuah kamar yang begitu luas serta dihiasi dengan interior yang serba mewah di mana tempat sang raja dan sang ratu beristirahat. Jendela kamar sengaja dibiarkan terbuka lebar agar hembusan angin yang bertiup dari luar bisa masuk ke kamar sang raja dan sang ratu.

Sang ratu terlihat termenung di dekat jendela kamar seraya menikmati hembusan angin yang semakin kencang yang membuat rambut panjang hitamnya tergerai sangat indah. Dia terlihat termenung seorang diri sambil sesekali menadahkan wajahnya ke arah langit untuk menatap bintang-bintang yang bersinar dengan terangnya. Wajah cantik sang ratu terlihat begitu natural tanpa polesan make up yang melekat di wajahnya. Meskipun demikian, rasa gundah gulanah yang dia pendam tidak bisa dia tutupi dari raut wajahnya yang terlihat murung sejak dari tadi pagi. Ada apa gerangan dengan sang ratu? Di saat suaminya telah diangkat sebagai seorang raja di istana kerajaan, dia seharusnya bersuka cita dengan hal tersebut. Namun kenyataannya berbeda! Dia sama sekali tidak menunjukkan raut kebahagiaan di wajah ayunya itu.

Sang raja pun masuk ke kamar. Dia mendapatkan istrinya sedang duduk seorang diri di dekat jendela seraya menatap gemerlapnya cahaya bintang-bintang di langit. " Beneku? " Engkako akkowe? Aga mopigau akkowe? " ( Istriku? Ternyata dirimu ada di sini rupanya. Apa yang sedang kau lakukan seorang diri di sini, istriku? ) tanya sang raja seraya mengelus-elus punggung mulus istrinya.

" Lakkekku kasi'. " ( Wahai suamiku. ) Sang ratu menyandarkan kepalanya di tubuh suaminya.

" Magitu beneku? Iye essowe akko uwitai tappamu murung tettu bawang! Engkaga masalahmu uaseng nademollei podakka? " ( Ada apa istriku? Sejak tadi pagi aku melihat wajahmu begitu murung! Memangnya ada masalah apa sehingga kau bersikap seperti itu? )

Sang ratu hanya tertunduk lesu dan seakan berat menceritakan kegundahan hatinya kepada suaminya itu.

" Degaga, lakkekku. " ( Tidak ada apa-apa, suamiku.) " Jawaban sang ratu sangat singkat namun masih mengundang beribu pertanyaan untuk sang raja.

" Aja je mabelle uaseng, " ( Jangan berbohong istriku )" jawab suaminya, " uessittu iya akko engka kegundahan iralenna pikiranmu, na demolle poddakka ero kegundahanmu. " ( Aku tahu ada sebuah kegundahan yang sedang kau pendam saat ini, namun kau tidak ingin menceritakan pada suamimu ini )

Sang ratu lalu berdiri dari tempat duduknya seraya berlalu pergi meninggalkan suaminya, " degaga' kasi'. Ajana masara ladde kasina: " ( Tidak ada apa-apa suamiku. Kau tidak usah menghawatirkan diriku ini )

" Deutteppe iyya. Yakin laddeka akko mobellekasi. Podanna uaseng masalahmu nasaba lakkengmu iya na engkato hakku missengi tentang idi. " ( Aku tidak percaya istriku. Aku yakin jika kau telah menyembunyikan sesuatu dariku. Tolong ceritakanlah padaku, bagaimanapun aku ini adalah suamimu dan aku berhak mengetahui semua tentang dirimu ) Kemudian sang raja pun menghampiri istrinya.

Kembali dengan kekerasan hati sang istri yang tidak ingin menceritakan masalah yang dipendamnya dengan suaminya.

" Beneku mabello? Ako demelo pudakka masalamu ke iya, deto marigaga! Yang pentingi idi selalu bahagia sibawa iya. " ( Istriku? Kalau kau tetap bersikeras tidak ingin menceritakan masalahmu kepadaku, tidak masalah! Yang penting kau tetap selalu bahagia mendampingi suamimu ini ) Ujar sang raja.

" Iye lakkekku magerattae. Iya to akan selalu hidup bahagia sibawa idi. Berharap laddeka ko idi dena engka musalaika meskipun hingga detik iye, iya kasi' deppa mampu alekki wija mappada keinginatta sibawa ambo indo ta. " ( Iya suamiku. Aku akan selalu bahagia hidup bersamamu. Aku berharap kau tidak akan pernah meninggalkan aku meskipun saat ini aku belum mampu memberikanmu seorang putra seperti keingananmu dan kedua orang tuamu ) Ungkap sang ratu yang secara tidak langsung telah mengungkapkan isi hatinya selama ini kepada suaminya.

" Ups! " ( Ups! ) sang raja langsung mengarahkan jari telunjuknya ke arah bibir istrinya, " aja je mabbicara makkoro. Meskipun usia bottingatta sudah mencapai seppulo tahun lebbi, apo iya akan tetap selalu mencintaimu dan setia pada idi. " ( Jangan bicara seperti itu istriku. Meskipun usia pernikahan kita sudah sepuluh tahun lebih, tapi aku akan tetap selalu mencintaimu dan setia kepadamu )

" Tongo-tongoko? " ( Benarkah itu suamiku? ) ucap sang ratu dengan mata sedikit berkaca-kaca, " namo pernikahatta degagapa wija? ( Meskipun pernikahan kita belum dikarunia seorang anak )

" Iyye, beneku. " Masalah engka wija atau de, itu sudah ketentuanna Puange, " ( Iya, istriku. Masalah anak itu adalah rahasia Tuhan )" sang raja hanya tersenyum mendengar jawaban istrinya, " lagipula masalah waktumi ero. " ( lagipula itu hanya masalah waktu saja )

" Nah magini kalo mateki nigani yang akan meneruskan tahtata sebagai raja? ( Tapi jika kita sudah tidak ada siapa yang akan meneruskan tahtamu sebagai seorang raja ) tanya sang ratu lagi yang merasa kegundahannya belum sepenuhnya lepas.

Lagi-lagi mendengar pertanyaan istrinya itu, sang raja hanya memberikan senyumannya. Dia tidak ingin membahas persoalan itu lebih panjang lagi karena menurutnya itu semua sudah kehendak Yang Maha Kuasa.

" Purani ucapan omong kosongmu wahai beneku, akko meloki makkabuani wija-wija iye wennie agar de mu gundah gulanah ladde. " ( Sudahlah istriku, hentikan bicara omong kosongmu itu. Kalau kau mau kita bisa memulai membuat anak malam ini agar batinmu puas dan tidak gundah gulanah lagi ) Ajak sang raja yang mulai menggoda istrinya untuk bercinta.

" Ah idi. Mammulaikisi malege-lege sibawa iya. " ( Ah suamiku. Kau mulai genit kepadaku ) Ucap sang ratu dengan ronah wajah yang mulai memerah.

" Serius laddeka iye kasi'. Metta laddeni usedding de mabbai mappada Romeo sibawa Juliet. Melokoga mabbai sibawa iya iye wennie? " ( Aku serius istriku. Sudah lama juga kita berdua tidak bercinta layaknya Romeo and Juliet. Kau mau kan melakukannya dengan suamimu malam ini ) sang raja mulai melancarkan gencatan senjatanya dengan mulai memeluk tubuh istrinya dengan sangat erat serta menciumi seluruh area lehernya sehingga membuat sang ratu begitu menikmatinya.

" Lakkekku, ahhhhh! " ( Suamiku, ahhhh! ) sang ratu mulai terangsang dengan treatment yang diberikan sang raja terhadapnya.

~~~~~

[ LALU APAKAH YANG TERJADI KEMUDIAN ANTARA SANG RAJA DAN SANG RATU? AKANKAH MEREKA MULAI BERCINTA AGAR SEGERA MEMPEROLEH ANAK SECEPATNYA? ]

AUTHOR'S NOTE

( AGAK SEDIKIT KESULITAN DI SAAT HARUS MENYERTAKAN DIALOG DALAM MENGGUNAKAN BAHASA BUGIS PADA CHAPTER KALI INI. JADI MAAF JIKA BANYAK KOSA KATA DALAM BAHASA BUGIS YANG AGAK MELESET DARI ARTI KATA SEBENARNYA, KARENA SEJATINYA BAHASA BUGIS HARUSLAH DITULIS MENGGUNAKAN HURUF AKSARA LONTARA, DAN BUKAN DENGAN HURUF LATIN.

TERIMA KASIH )