Rachel memilih untuk membagikan sedikit masalah yang kini ia hadapi kepada cowok yang kini duduk bersandar di ranjang. Berat memang, tapi mau bagaimanapun cowok tersebut sudah seharusnya tahu meskipun hanya secara eksplisit, terlebih ia akan menumpang hidup kepadanya untuk beberapa waktu.
"Mantep nggak tuh cerita gue, dah kek novel aja ye kan wkwkwk" celetuk Rachel yang dibarengi dengan tawa sumbang.
"Nggak" jawab cowok tadi singkat.
"Dih amit-amit, irit bacot bener sih lo! kelamaan dikacangin apa gimana?" tanya Rachel sarkastik. Tidak ambil pusing cowok tadi langsung mengalihkan pandangannya.
"Anak orang laper nih" rengek Rachel sambil memasang wajah memelas. Cowok yang ada di seberang hanya menoleh sebentar sebelum akhirnya kembali fokus ke ponsel.
"Woi gue beneran laper astaga. ajak gue makan napa" gerutu Rachel sambil melempari cowok tidak berperasaan tadi dengan polpen yang kebetulan ada di depannya. cowok tersebut terlihat kesal, ia kemudian menarik nafas dalam dan menghembuskanya pelan.
"Apa?"
"Laper, pen makan"
"Apa?" tanya si cowok seraya menggulir tampilan aplikasi Gofut.
"Pengennya makan diluar, engap dari tadi di sini mulu" Jawab Rachel sambil memasang puppy eyesnya. memandangi penampilan Rachel terlebih dahulu. entah mengapa ia merasa enggan membawa gadis tersebut makan dengan pakaian seperti ini.
"Nggak"
"Lah, ajak makan ke luar dong. gue pengen banget ke luar. ke warung depan apart juga nggak papa. ok yaa?" pinta Rachel lagi.
"Bawel" cowok tersebut kemudian berdiri dan beranjak dari ranjang, Rachel yang sedang tidak dalam suasana hati yang bagus dibuat makin badmood dengan tingkahnya. Turutin aja apa susahnya sih, lagian gue juga nggak nyusahin gerutu Rachel dalam hati. Tiba-tiba saja sebuah hoodie mendarat tepat di hadapanya. Rach yang tidak tahu menahu asal muasal hoodie tersebut hanya bisa cengo.
"Cepet"
"hah, apaan?" tanya Rachel tetap dengan ekspresi cengo.
"Pakek"
setelah itu cowok tersebut keluar dari kamar, tanpa berbasa-basi Rachel langsung mengenakan hoodie tersebut dan menyusul cowok tadi.
Mereka berdua berjalan keluar area apartemen, menyeberang jalan, dan akhirnya berhenti di salah satu angkringan di tepi jalan. Cowok yang diikuti Rachel masuk ke dalam angkringan tersebut sementara Rachel hanya diam mematung di depan angkringan. Meskipun tidak ada yang membuatkannya makanan, ia selalu makan di kafe, restoran, maupun delivery. Ia belum pernah makan di tempat seperti ini sebelumnya, tempat dimana dapur dan meja makan berada dalam satu tempat.
"Woi" panggil cowok tadi dari dalam angkringan yang dapat segera menyadarkan Rachel. Rachel langsung berlari masuk sambil menutup mulut dan hidungnya dengan hoodie yang menutupi ujung tangannya.
"Turunin" titah cowok yang kini duduk tepat di hadapannya.
"Nggak mau. Ngapain juga makan disini" tolak Rachel dengan suara yang dipelankan.
"Lo yang minta" jawab cowok tadi.
"hah?. Kapan gue minta makan di tempat kayak gini. Gila lo"
"makan apa?"
"Nggak mood makan lagi gue. Ayo balik"
"Ok. Bang, Nasi goreng dua sama air mineral 2" ujar Cowok tersebut kepada abang-abang angkringan.
"Dih apa banget lo. ayo buruan balik" ucap Rachel sewot
"Nggak"
"Ayooo"
"nggak"
"Yaudah gua balik duluan"
"Ok" jawab cowok tadi singkat yang membuat Rachel makin kesal.
Tak lama kemudian pesanan mereka tiba, karena Rachel sedang lapar wangi nasi goreng sempat membuatnya tergoda. Namun Rachel sudah terlanjur bilang jika ia tidak akan makan dan yang pasti ia akan gengsi jika tiba-tiba saja memakannya. Alhasil ia hanya minum air mineral dan menunggui cowok tersebut makan. Karena angkringan tersebut tidak sepenuhnya tertutup udara malam tentu saja bebas berhembus. Rachel yang hanya mengenakan celana pndek setengah paha pun cukup merasa kedinginan.
"Udah belum sih?" tanya Rachel sambil meletakan tangannya di atas paha.
"Hem" Cowok tadi bangkit dan meminta Rachel untuk menunggu di luar. Udara malam terasa lebih dingin di luar membuat Rachel harus berjongkok agar tidak terlalu kedinginan.
"Kenapa?" Tanya Cowok tadi setelah keluar dari angkringan
"Nggak papa" Rachel yang menyadari kehadiran cowok tadi langsung berdiri dan hendak berjalan, tapi langkahnya terhenti saat cowok tadi menarik sebelah tangannya
"Eh?"
"Nih" cowok tadi melepas jaketnya dan memberikanya kepada Rachel.
"Eh, serius? ntar lo dingin lagi"
"Hem"
"Okedeh thanks"
"Pakek celana yang bener" ujar cowok tersebut mengingatkan Rachel.
"Biasanya nggak dingin sumpah.By the way nama lo siapa? gadir banget gue sampe sekarang belum tahu" tanya Rachel.
"Raga" jawabnya singkat.
"Gue Rachel, salken. Anje telat nggak sih?". Raga tidak merespon Rachel dan memilih untuk masuk kedalam apartemen terlebih dahulu.
— — — — — — —
Rachel dan Raga sedang bersama-sama duduk di sofa. Raga fokus kepada ponsel sementara Rachel fokus ke televisi.
"Ga?" panggil Rachel
"hem"
"Lo anak HIS kan, Lo sekarang kelas berapa?" tanya Rachel tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
"Dua"
"Lah, tua an lo ternyata. gue kira lo anak utas. Mau gue panggil apa? Aa'? Kakak? apa Oppa? wkwk"
"Hem yaudah deh, lo gue panggil abang aja gimana? cakep gak tuh?"
"Serah"
"Sok cuek amat sih jadi orang. bodoamat dah gue mau tidur" ujar Rachel.
Malam sudah semakin larut, berjam-jam Rachel tidak bisa memejamkan matanya karena ia merasa kelaparan. Sialan laper banget, batinnya. Karena jarum jam sudah menunjukan pukul 2 dinihari dan Rachel masih kelaparan ia tidak memiliki pilihan lain selain mencari makanan. Nahasnya kulkas sedang dalam keadaan kosong dan tidak ada makanan yang tersisa. Mau tidak mau ia terpaksa membangunkan si empunya rumah untuk menyambung hidup.
"Bang"
"Abang Raga"
"Bangun woi" Ucap Rachel sambil menggoyang-goyangkan lengan Raga yang sedang terlelap di sofa.
"Hemmm" sahut Raga.
"Bangunn anjing!". Raga yang terusik pun akhirnya membuka mata dan mulai beradaptasi.
"Apa?"
"Gue laper. mau makan. tapi nggak ada apa-apa" jelas Rachel.
"Terus?"
"Gue mau makan Mie instant"
"Lemari"
"Tahu, tapi gue nggak bisa masaknya bego"
"Tidur"
"Nggak bisa, masakin yaaa please"
"Nggak"
"Jahat lo. Gue kalo udah kelaperan ntar bisa mati"
"Argghh.Ngerepotin" ucap Raga lelah sambil bangkit dari tidurnya. Jujur Raga masih sangat mengantuk dan enggan melakukan apapun. Tapi pernyataan bak ancaman yang baru Rachel lontarkan membuatnya tak ada pilihan lain.
"Bang Raga" Panggil Rachel dari meja patry.
"Hem"
"Gue maunya mi rebus, kasih sawi 2 lembar sama telur 1 biji. direbusnya 3 menit pas terus dikasih bawang goreng" ucap Rachel panjang lebar
"Bawel" .
"Makasih. Ghe tunggu"
setelah beberapa saat akhirnya mie rebus buat Raga sudah jadi , namun siapa sangka Rachel dengan sedapnya sudah tertidur duluan di atas meja patry. Kesal, Raga tentu kesal dan ingin marah. Namun niat itu ia urungkan dan saat ini ia lebih memilih untuk membaringkan Rachel di ranjang agar dapat tidur dengan nyaman.
🌻🌻🌻
TBC!!