Flashback on
Suatu pagi seorang wanita sedang bersiap-siap untuk melakukan sesi wawancara di suatu perusahaan di bidang kontraktor. Setelah beberapa hari yang lalu ia melamar di perusahaan tersebut. Perempuan itu memakai pakaian sederhana untuk melakukan sesi wawancara. Sebelum pergi ia berdoa terlebih dahulu supaya tidak gugup pada saat menjawab pertanyaan yang di ajukan perusahaan tersebut.
"Selamat pagi Bu. Saya Cindy ingin bertemu bagian personalia untuk melakukan sesi wawancara, kemarin saya mendapat telpon untuk datang hari ini." Sapa perempuan berkemeja putih pada seseorang di bagian receptionist sambil tersenyum ceria.
"Selamat pagi. Baiklah silahkan tunggu." Jawabnya ramah.
Cindy lalu duduk di bangku tunggu. Cindy melihat ada beberapa orang juga yang ingin melakukan wawancara. Cindy terus berdoa agar ia diterima.
Sekarang giliran Cindy untuk melakukan sesi wawancaranya. Ia menjawab dengan tenang semua pertanyaan yang diajukan oleh bagian personalia.
Setelah semuanya sudah melakukan wawancara tiba saatnya pengumuman siapa yang akan diterima diperusahaan kontraktor tersebut. Cindy mendengarkan dengan seksama siapa saja yang namanya dipanggil untuk melanjutkan kebagian HRD. Mendengar namanya disebut oleh bagian personalia membuat Cindy tersenyum bangga sambil matanya berkaca-kaca.
Sebelum Cindy masuk keruangan yang di tunjuk oleh bagian personalia, ia menangkap sosok pemuda yang tampan. Sesaat mata mereka bertemu lalu Cindy tersenyum.
"Woow.. Pemuda itu tampan sekali. Kerja di bagian apa pemuda itu. Aku jadi tidak sabar untuk masuk bekerja disini.
Setelah melakukan wawancara oleh bagian HRD Cindy akan mulai bekerja besok.
Cindy lalu mulai melajukan mobilnya untuk pulan kerumahnya dan mempersiapkan dirinya untuk mulai bekerja besok.
Keesokan harinya Cindy sudah bangun pagi-pagi untuk mempersiapkan dirinya memasuki kantor barunya.
Setelah sampai dikantornya Cindy langsung di antar ke lantai 2 dimna ia akan mulai bekerja hari ini. Setelah perkenalan dengan teman-teman barunya Cindy mulai duduk di depan komputer dan mengerjakan pekerjaannya dengan perlahan.
"Mengapa aku tidak menemukan pemuda itu, kerja di bagian apa dia, aku juga bahkan tidak tahu namanya." Gumam Cindy sambil menarik dan menghembuskan nafasnya pelan.
Jam makan siang pun tiba Cindy diajak oleh teman-temannya untuk makan siang diluar.
"Cindy sebelum kau kerja disini kau bekerja dimana?" Tanya salah seorang teman Cindy yang bernama Aura.
"Aku hanya bekerja menjaga toko perhiasan punya keluargaku di salah satu mall di kota ini." Jawab Cindy sambil mengunyah makannannya.
"Berarti kau orang yang kaya jika punya toko perhiasan." Tanya aura lagi dengan nada yang terkejut.
"Itu punya orang tuaku, aku tidak punya apa-apa selain motor kesayanganku." Jawab Cindy.
Disaat pertengahan acara makan diluar Cindy dengan teman-temannya Cindy menangkap sosok pemuda yang ia kagumi dikantornya. Ketika pemuda tersebut menghampiri meja Cindy, Cindy langsung terkejut dan mengalihkan pandangannya ke lain arah.
Kemudian Aura mengenalkan Cindy pada pemuda tersebut. Ketika mereka saling bersalaman mata mereka bertemu dan saling menatap mata masing-masing.
"Cindy." Sambil tersenyum menyambut uluran tangan lelaki tersebut.
"Ivan". Dengan nada sedikit dingin sambil meremas tangan Cindy pelan.
Mereka duduk berhadapan lalu Ivan memesan makanannya. Suasana hening mendominasi makan siang Cindy di hari pertama ia bekerja di kantor barunya. Cindy tiba-tiba kehilangan selera makannya. Ia bngung harus berbuat apa didepan lelaki yang ia suka dari pertama kali melihatnya.
"Kenapa tidak kau makan makananmu itu." Tanya Ivan.
"A..a..aku su..sudah kenyang." Jawab Cindy terbata karena terkejut.
"Tapi makananmu masih banyak, tidak bagus jika membuang-buang makanan. Diluar sana masih banyak yang ingin makan tapi tidak bisa." Jawab Ivan panjang lebar.
"Hhmmm." Hanya itu jawaban Cindy.
Lalu ia melanjutkan makanannya pelan.
Setelah menyelsaikan makan siangnya Cindy dan teman-temannya langsung kembalinke kantor karena jam makan siang hampir habis.
"Cindy sejak tadi kau diam saja, kenapa ? Apa kau memikirkan Ivan, hhmmm ?" Tanya Dian salah satu teman Cindy.
"Aku hanya terlalu kenyang, jadi aku diam saja." Jawab Cindy sambil tersenyum.
"Tapi aku melihatmu diam setelah berkenalan dengan Ivan. Biasanya kau banyak bertanya." Tanya Dian lagi.
"Aku banyak bertanya kan masalah pekerjaan, jadi wajar kan ? Untuk soal Ivan, kenapa dia dingin sekali, aku takut." Jawab Cindy sambil mengingat wajah Ivan.
"Jika baru bertemu dengannya memang seperti itu. Ia memang dingin dan pendiam." Jawab Dian lagi.
"oohh.." Ujar Cindy
Setelah sampai di kantornya Cindy dan teman-temannya langsung masuk dan bekerja kembali di meja masing-masing.
Jam menunjukan pukul 04.50 sore. Semua karyawan sudah siap untuk pulang. Satu persatu karyawan sudah meninggalkan kantor, tapi tidak dengan Cindy, karena pekerjaan ia belum selesai.
Ketika jam menunjukan pukul 06.
"Apa kau akan lembur di hari pertamamu bekerja disini ?" Ujar Ivan mengagetkan Cindy.
"Ada pekerjaan yang harus selesai hari ini, jadi aku harus lembur." Jawab Cindy tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer.
" Boleh aku menemanimu?" Tanya Ivan.
"Hhmmm." Jawab Cindy.
Lalu tiba-tiba suasana hening mendominasi. Cindy yang sadar diperhatikan oleh Ivan hanya menghembuskan nafas perlahan sambil terus berkonsentrasi.
"Rumahmu dimana ? Apa boleh aku mengantarmu ? Apa ada yang marah jika aku kerumahmu ?" Tanya Ivan pada Cindy.
"Terima kasih, tapi aku membawa kendaraan sendri." Jawab Cindy sambil menunduk.
"Tinggalkan kendaraan mu disini. Aku sudah memutuskan akan mengantarmu pulang Aku tunggu kau dibawah 10 menit." Lalu Ivan berdiri meninggalkan Cindy tanpa mendengar jawaban Cindy.
Cindy hanya diam sambil melihat Ivan yang sudah turun terlebih dahulu.
Cindy merapihkan barang-barangnya dan memasukannya kedalam tas. Cindy bingung harus melakukan apa.
"Apa ia seperti itu, kenapa sangat pemaksa tanpa mendengar jawaban orang lain." Gumam Cindy smbil menarik nafas.
"Tuhan.. Aku harus apa ?" Aku memang memyukainya tapi kenapa dia sangat menyebalkan." Lalu Cindy turun kebawah dengan detak jantung yang semakin berdetak kencang.