Chereads / Satu nama di hati / Chapter 11 - Bab 10

Chapter 11 - Bab 10

Setelah acara makan bersama di salah satu restaurant yang baru dibuka oleh perusahaan tempat Cindy bekerja semua karyawan kembali ke kantor dan mulai bekerja.

"Cindy ada paket nih." Kata Adi salah seorang office boy.

"Terima kasih pak". Cindy menerima paket tersebut dengan dahi mengkerut dan terkejut, karena ia tidak merasa memesan apapun.

"Baru berapa hari kerja udah ada yang kirim bunga". Kata Rian menggoda Cindy.

Cindy hanya tersenyum lalu membaca tulisan yang terselip di antara bunga kiriman seseorang.

"Aku menyukaimu. F."

Cindy terkejut melihat pesan dari kertas tersebut.

"Siapa ini?" Batin Cindy.

Cindy lantas menaruh bunga tersebut lalu melanjutkan pekerjaannya.

Jam menunjukan pukul 17.00, waktunya untuk pulang.

Riska,Rian dan Cindy turun kebawah bersama.

"Hei.. Bagaimana jika kita minum kopi dulu sebentar?" Tanya Rian kepada Riska dan Cindy.

"Aku harus pulang tepat waktu, ibuku sendiri dirumah." Cindy berkata sambil membuat wajah sedih.

"Aku juga harus pulang, masih ada tugas kuliah" Sambung Riska.

"Baiklah. Bagaimana kalau besok?" Tanya Rian lgi

"Boleh." Jawab Cindy dan Riska bersama.

Lepas itu Rian dan Riska masuk kedalam mobil masing-masing.

Cindy sedang berjalan keluar menunggu taksi yang lewat. Sudah setengah jam Cindy berdiri tapi taksi yang lewat selalu berisi penumpang. Tapi ketika Cindy ingin memesan taksi online ada sebuah mobil pajero sport warna hitam yang berhenti di depan Cindy.

"Hei.. Masuklah." Sang pria membuka pintu penumpang sambil memandang Cindy.

"Tidak mau." Cindy berkata dengan ketus.

"Kau mau jalan sendiri masuk mobil ku atau aku akan menggendongmu." Ujar sang pria lagi.

"Kau tidak akan melakukan itu." Jawab Cindy.

Lalu sang pria jalan mendekat pada Cindy. Ketika Ia akan menggendong Cindy namun Cindy malah jalan menjauh meninggalkan sang pria.

"Jam segini taksi online selalu terisi. Jadi percuma kau memesan." Sang pria berkata sambil mengejar Cindy lalu menarik pergelangan tangannya menuntun Cindy agar masuk kedalam mobil.

"Lebih baik kau masuk mobil. Kau tidak ingat tadi pagi ibumu berkata apa?" Lanjut sang pria

Cindy akhirnya masuk kedalam mobil sambil cemberut. Lalu sang pria pun akhirnya masuk mobil dan mulai melajukan kendaraannya.

"Aku lihat tadi siang kau sangat menikmati makan siang mu." Sang pria memecah keheningan dengan mencoba mengajak Cindy berbincang.

"..." Tak ada jawaban dari Cindy.

"Aku lebih suka melihatmu tersenyum seperti tadi siang dari pada sekarang. Jika kau cemberut aku tidak tertarik."

"..." Cindy masih betah dalam diam.

Hingga akhirnya sang pria menepikan mobilnya.

"Aku minta maaf. Nanti jika sampai rumahmu aku akan menceritakan semuanya."

Tanpa menunggu jawaban Cindy sang pria melajukan mobilnya lagi.

"Untuk apa kau melakukan semua ini?". Tanya Cindy.

"Karena aku menyukaimu." Jawab sang pria.

"Jika kau menyukaiku kenapa kau perlakukan aku berbeda?"

"..." Tak ada jawaban dari sang pria.

"Ivan, kau tidak tuli kan? Mengapa ku diam saja? Cindy berkata sambil meninggikan suaranya.

"..." Ivan masih diam dan menatap jalan.

Akhirnya Cindy menyerah, Ia lebih memilih melihat jalan dibandingkan mencari topik pembicaraan.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam mereka sampai di rumah Cindy.

Cindy membuka pintu mobil lalu menutup dengan kencang dan meninggalkan Ivan sendiri di belakang.

"Ibu, aku pulang." Teriak Cindy pada ibunya.

"Dimana ibu ? Biasanya ia akan menjawabku." Cindy berkata sambil mencari ibunya.

Cindy membuka pintu kamar ibunya lalubia mendengar bunyi shower yang menyala.

"Ahhh ibu sedang mandi rupanya". Monolog Cindy.

Lalu ia menutup pintu kamar ibunya dan pergi menemui Ivan yang berada di teras rumahnya.

"Sekarang ceritakan semuanya padaku." Cindy berkata dengan ketus pada Ivan.

"Baiklah. Aku harap kau mengerti " Terdengar helaan nafas dari Ivan.

" Dulu aku menyukai seorang wanita. Aku memberikan apapun yang ia inginkan. Aku sangat mencintainya hingga aku melupakan semuanya. Sampai akhirnya aku mengetahui jika ia berhubungan dengan pria lain. lalu aku memutuskannya. Ia memanfaatkan ku hanya karena aku ada hubungan darah dengan om ku. Ia adalah karyawan om ku diperusahaan tempat kau bekerja sekarang. Tapi setelah mengetahui semua nya om ku memecat lelaki tersebut. Dan wanita itu ingin kembali kepadaku. Jelas aku menolaknya karena ia telah berkhianat." Ivan menceritakan masa lalunya sambil menatap lurus mengingat semua kejadian buruk 5 tahun silam.

"Lalu apa hubungannya dengan ku?".

"Biarkan aku menyelesaikan ceritaku, lalu setelah itu kau boleh bertanya."

Cindy akhirnya diam dan Ivan melanjutkan ceritanya, Namun pada saat ia ingin bercerita datang Metha menyapa keduanya.

"Kalian sudah pulang? Maaf tadi ibu sedang mandi. Ibu ambilkan minum ya." Metha berkata sambil tersenyum.

"Setelah kejadian itu aku benar-benar menutup hati ku untuk siapapun. Aku tidak ingin kejadian itu terulang kembali. Maka dari itu aku berusaha cuek terhadap sekitarku. Dan ketika aku melihatmu rasa ingin kenal dan memilikimu amat besar. Tapi aku tidak ingin menunjukan pada siapa pun bahwa aku menyukaimu. Jadi kuputuskan untuk seperti ini." Ivan melanjutkan ceritanya.

"Maksudmu, kau menyukaiku tapi tidak ingin orang lain mengetahuinya ? Kau mau menyembunyikan hubungan ini ?"

"Aku akan memperlakukanmu seperti karyawan yang lain ketika kita sedang bekerja. Tapi kau harus tahu bahwa aku benar-benar menyukaimu." Ivan berkata dengan sungguh-sungguh.

"Kalian bercerita serius sekali. Ini minumnya nak Ivan." Metha datang sambil membawa 2 gelas teh dan camilan."

"Kalau begitu ibu tinggal kedalam ya, kalian lanjut saja mengobrolnya."

Keduanya hanya tersenyum menatap metha.

"Dengar ya Pak Ivan yang terhormat. Aku memang menyukai anda saat melihat anda waktu aku interview. Tapi aku tidak suka jika kau melakukan itu padaku." Cindy berkata sambil berdiri hendak pergi, namun Ivan mencegahnya.

"Dengarkan aku dulu Cindy. Aku mencintaimu. Tapi aku tidak ingin mengulang kejadian 5 tahun lalu. Kita bisa dekat seperti rekan kerja biasa. Supaya teman-teman mu tidak curiga bahwa kita ad hubungan." Ivan berkata dengan lembut.

"Akan aku pikirkan. Lebih baik sekarang kau pulang. Sudah malam. Tidak bagus ada seorang pria datang hingga malam kerumah seorang gadis." Cindy berkata dengan ketus tanpa memandang Ivan.

"Aku akan terima apapun jawabanmu. Yang terpenting kau tahu perasaan ku." Ivan berkata sambil menggenggam tangan Cindy.

"Aku akan pamit pada ibumu.

"Akan aku panggilkan. Kau tunggu saja disini." Lalu Cindy masuk kedalam.

Setelah pamit pada Cindy dan Ibunya Metha. Ivan bergegas masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan rumah Cindy.

Setelah kejadian itu Cindy dan Ivan sudah berdamai, bahkan sekarang mereka terlihat sangat dekat.

Setiap hari ada saja kiriman bunga yang datang untuk Cindy. Itu membuat Ivan cemburu. Walaupun Cindy tidak mengetahui siapa pengirimnya.

Kata-kata dalam tulisannya pun sama.

"Aku menyukaimu. F."

Namun setiap kiriman bunga yang datang insialnya berbeda sehingga jika di gabungkan menjadi sebuah nama.

"Aku menyukaimu. F"

"Aku menyukaimu. E"

"Aku menyukaimu. R"

"Aku menyukaimu. Y"

Namun Cindy tidak paham, Sehingga ia selalu mengabaikan setiap bunga yang datang untuk nya.

"Aku tidak tahu siapa pengirim bunga tersebut."

"Tapi sudah jelas itu untukmu."

"Kenapa kau marah? Kita sudah sepakat untuk tidak mempunyai hubungan apapun. Aku lebih nyaman dekat denganmu tanpa adanya status diantara kita."

"Kau keterlaluan Cindy." Ivan berkata dengan menahan emosi. Lalu pergi meninggalkan Cindy.

"Gara-gara bunga sialan ini aku bertengkar. Aku memang menyukai Ivan. Tapi entah mengapa aku tidak ingin terikat dengannya. Aku senang berada didekatnya. Aku pun senang jika ia cemburu padaku. Apa sebenarnya yang aku rasakan saat ini? Aku pun tidak mengerti hatiku sendiri." Monolog Cindy sambil memandang bunga mawar merah lalu membuangnya ke tempat sampah.