Chereads / D I L E M A / Chapter 53 - Pernikahan Teman (3)

Chapter 53 - Pernikahan Teman (3)

Tentu Syifa bisa melihat gelagat aneh dari Hali namun ia diamkan saja. Dia tak mau mendapat masalah setidaknya untuk sekarang.

Jam tiga sore mereka pun tiba di George Town. Syifa dan Hali pun pergi ke sebuah hotel yang mana bosnya sudah pesan tinggal konfirmasi saja.

"Hali, berapa hari kita akan di sini?"

"Setelah pernikahannya selesai," jawab Hali lugas.

"Kalau begitu boleh tidak aku jalan-jalan?"

"Boleh tapi kamu pergi sendiri!" padahal Syifa sudah tersenyum senang namun pria itu meruntuhkan kebahagiaan dengan satu kata saja.

"Bos Hali, aku ini tidak tahu jalan dan juga di tempat mana yang bagus, aku butuh seseorang," pinta Syifa.

"Kalau begitu cari saja orang yang mau." Hali langsung menutup pintu kamar tepat di depan wajah wanita berwajah oval tersebut. Dia mendecih kesal lalu masuk ke dalam kamar.

Kebetulan kamar antara dua orang itu bersebelahan. Syifa langsung merebahkan diri begitu masuk dan mendadak ada notifikasi masuk. Rupanya wa dari Hali yang mengingatkan diri jika besok dia tak boleh terlambat.

Akad nikah berlangsung jam sembilan pagi. Ponsel ditaruh kembali ke meja setelah membaca pesan singkat dan dengan lesu Syifa beranjak dari tempat tidur.

"Aku lapar," gumamnya pelan. Lantas dirinya berjalan keluar menuju lobi di bagian di sampingnya terdapat restoran yang biasanya orang-orang akan makan di sana.

Setelah merasa uangnya cukup dia langsung menuju lift namun belum sampai dari arah belakang Hali muncul dan mengejar Syifa dengan gerakan kaki yang gesit.

Segera begitu dekat pria itu menarik pergelangan tangan Syifa yang membuat si pemilik terkesiap. Matanya terpaku kala menatap sepasang manik coklat, memandang teduh.

Dia sadar ketika Hali bertanya. "Kau mau ke mana? Kok tak ajak aku?" Sontak wanita berusia 23 tahun tersebut melepas genggaman Hali seraya membuang muka ke tempat lain.

"Terserah aku mau pergi ke mana, kau tak perlu tahu," ketus Syifa.

"Hei kau lupa siapa yang membawamu ke sini? Aku, jadi secara tak langsung aku yang bertanggung jawab," Hali berujar.

Penjelasannya masuk akal dan mau tak mau Syifa harus mengatakannya pada si bos. "Aku mau makan, lapar sekali."

"Oh kenapa kau tak bilang dari tadi ayo bersama-sama, perutku juga keroncongan," ajak pria itu dan sekarang mereka berdua memasuki lift.

"Syifa mengenai besok kalau kita sampai di acara kau harus dekat denganku ya?" pinta sang bos tiba-tiba.

"Kenapa harus?"

"Ya hanya untuk berjaga-jaga saja." dilihatnya Syifa yang kini memasang wajah  penuh kecurigaan dan hal itu jelas membuat Hali jadi agak gugup.

"Sebagai gantinya sebelum kita pulang ... Aku akan mengajakmu jalan-jalan," sergah Hali.

"Serius, mau jalan-jalan?" semringah ditampakkan oleh Syifa begitu mendengar imbalan yang ditawarkan. Terus terang dia tak akan melewatkan kesempatan bagus ini.

"Baiklah, aku mau! Asal kau menepati janjimu!" Begitu Syifa menoleh ke tempat lain, Hali bernapas lega. Setidaknya satu masalah sudah selesai tapi bagaimana dengan besok?

❤❤❤❤

Jam sembilan tepat Syifa sudah siap dengan baju terusan menunggu di depan kamar Hali. Kadang-kadang dia melihat ke cermin yang dibawa berharap jika make upnya tidak menor.

"Hali minta aku agar bergegas tapi dia sendiri lambat seperti kura-kura," decak Syifa kesal. Sudah lebih dari 30 menit wanita itu menunggu tapi tak ada tanda jika Hali akan keluar.

Tak mau mengetuk beberapa kali, dia menggunakan WA untuk menghubungi sang bos. Kalau masih belum datang maka Syifa akan meneror dengan menelepon Hali terus menerus.

Tak peduli kalau nantinya pria cerewet itu marah besar, ia juga kesal sebab merasa dipermainkan. Mendadak pintu kamar terbuka dan muncul sosok Hali.

Tampan seperti biasanya namun ada yang salah. Syifa tak bisa melihat senyuman atau pun raut wajah gembira terpancar dari si atasan sedang Hali memandang penampilan sekretarisnya.

Dia tampak lebih cantik dari penampilan yang lalu. Apa sebab Syifa memakai make up yang agak terlalu tebal?

"Kau ternyata pandai make up, kamu jadi lebih cantik," puji Hali namun bukannya tersipu malu Syifa memutar matanya bosan.

"Kenapa lama sekali sih? Aku bosan menunggu, katanya mau pergi lebih cepat!?" Syifa memprotes dan Hali pun ikut kesal.

"Ayo kita pergi, kita sudah terlambat." tangan Syifa kemudian ditarik menuju lobi hotel. Ternyata pria itu sudah memesan taksi online dan mereka langsung menuju tempat pernikahan.

Syifa melirik dengan mata ekor dan dia menangkap wajah lesu dari wajah tampan si atasan. Jika dari tadi Hali masih bisa tersenyum kala memuji sekarang sebuah tatapan menerawang kosong.

15 menit berlalu, keduanya pun sampai di tempat yang dituju. Syifa menyamakan langkah Hali seraya kadang-kadang melihat pada bosnya.

Penerima tamu yang berupa sepasang muda mudi mengarahkan agar mereka masuk ke dalam. Kali ini Hali melangkah lebih dulu sementara Syifa menyusul. Entah kenapa wanita itu merasa langkah Hali agak lebih cepat.

Mendadak gerakan kaki berhenti yang membuat Syifa menabrak punggung dari CEO tersebut. Janggal, Hali tetap tegak lurus sambil tetap menatap ke depan.

Hendak meminta maaf tapi Syifa lebih memilih ke arah di mana pria itu memandang. Manik coklat miliknya membelalak sempurna tatkala menatap sosok pengantin wanita cantik.

Si mempelai juga sangatlah terkejut akan kehadiran dua orang yang seharusnya tidak berada di pesta pernikahannya dan tepat ketika itu juga Syifa mengetahui alasan kenapa Hali bertingkah aneh.

Semuanya sebab Marisa, mantan kekasih Hali yang akan menikah.

❤❤❤❤

See you in the next part!! Bye!!