Chereads / Keluarga Yang Terpisah / Chapter 8 - 8. Terpisah

Chapter 8 - 8. Terpisah

Beberapa hari kemudian...

Saat itu seorang bapak sedang berjalan di pinggiran danau, tiba tiba dia melihat seseorang terdampar di pinggir danau.

"Ya ampun!" ujar bapak itu

Dia melihat seorang pria terdampar di pinggiran danau dan ternyata itu adalah Rehan.

"S.. siapa pria ini? Sepertinya dia masih hidup, tolooong... tolooong... !!!"

Serentak warga langsung datang kesana karena mendengar teriakan bapa tadi.

"Ya ampun! kasihan pemuda tampan ini" ujar salah satu warga

"Iya, tolong panggil kan ambulance, dia masih hidup dan masih bisa tertolong, sebelum semuanya terlambat, soal biayanya biar saya saja yang menanggung" ujar bapa tadi

Salah satu warga disana pun memanggil ambulance, tidak sampai beberapa lama ambulance datang dan Rehan langsung di bawa ke rumah sakit.

Di rumah sakit...

Rumah sakit yang Rehan tempati adalah rumah sakit langganan tempat anak bapa tadi berobat. Makanya dia sudah sangat mengenal dokter dokter disana. Nama bapa itu adalah Pak Aji.

Perlahan... Mata Rehan terbuka...

Dr. Indra : "Kau sudah sadar?"

Rehan : "S... saya dimana?" tanya nya lemas

Dr. Indra : "Kau sedang di rumah sakit, tadi ada yang membawamu kemari"

Rehan : "T... tolong panggilkan orang yang sudah menolong saya Dok, s... saya ingin bertemu dengannya, boleh kan?"

Dr. Indra : "Tentu saja" ujarnya lalu keluar

Pak Aji : "Dokter Indra, bagaimana keadaan pemuda itu?"

Dr. Indra : "Sepertinya keadaan dia semakin memburuk, kami sudah berusaha pak, dan dia ingin bertemu dengan orang yang sudah menolongnya, sebaiknya kau masuk sekarang"

Pak Aji : "Baiklah Dok"

Pak Aji pun masuk untuk menemui Rehan.

Pak Aji : "Bagaimana keadaanmu?"

Rehan : "Tidak baik Pak"

Pak Aji : "Cepatlah pulih, kasihan keluarga mu pasti menunggu kan?"

Rehan : "Keluargaku sudah terpisah Pak, aku tidak tahu mereka ada dimana sekarang"

Pak Aji : "Apa?"

Rehan : "Terima kasih, bapak sudah menolongku"

Pak Aji : "Iya sama sama, kau tidak perlu memikirkan biaya rumah sakit, biar saya saja yang mengurus semuanya"

Rehan : "Kenapa bapak baik sekali padaku?"

Pak Aji : "Karena... kau seperti anakku Rais"

Rehan : "Rais?"

Pak Aji : "Yaa, sudah satu bulan dia koma"

Rehan : "Apa yang terjadi padanya?"

Pak Aji : "Dia sakit ginjal, dan setelah mengalami kecelakaan dia juga mengalami kebutaan, sampai sekarang belum mendapatkan donor mata, kasihan sekali anak saya:("

Rehan : "Pak, jika aku ingin balas budi.. apa bapak akan menerimanya?"

Pak Aji : "Maksudmu?"

Rehan : "Sepertinya.. hidupku tidak akan lama lagi pak"

Pak Aji : "Kau jangan bicara seperti itu"

Rehan : "(Tersenyum) Waktu ku memang sedikit lagi pak, jadi tolong... turuti permintaanku, aku ingin balas budi pada Bapak yang sudah membantuku"

Pak Aji : "Permintaan apa?"

Rehan : "A... aku... aku ingin memberikan mata dan ginjal ku untuk anak bapa"

Pak Aji begitu sangat terkejut saat mendengarnya, sedih bercampur senang yang dia rasakan saat itu.

Pak Aji : "A.. apa kau... benar benar akan memberikan mata dan ginjalmu untuk anak ku?"

Rehan tersenyum dan mengangguk.

Pak Aji : "Nak, bapa harap kau akan sembuh kembali, jangan bicara seperti itu"

Rehan : "Jika terjadi sesuatu padaku, ambillah mata dan ginjal ku ini pak"

Pak Aji hanya meneteskan air mata saat mendengarnya.

Rehan : "Apa aku boleh melihat Rais?"

Pak Aji : "Tentu saja, kebetulan ruangan Rais ada di sebelahmu" ujarnya lalu membuka tirai ruangan Rais yang bersebelahan dengan ruang rawat nya Rehan.

Rehan : "Jadi itu Rais anak bapak?"

Pak Aji : "Iya, dia Rais anakku satu satunya"

Rehan : "Dia mengingatkanku pada adikku, adikku sepertinya seumuran dengannya"

Pak Aji : "Oh ya?"

Rehan tersenyum dan mengangguk.

Saat itu Rehan terlihat seperti baik baik saja, tetapi keesokan harinya, saat Pak Aji menjenguk Rehan, keadaannya sudah tidak bernyawa lagi, Rehan di nyatakan sudah meninggal dunia karena benturan yang keras dan tusukan di punggungnya sangat dalam. Pak Aji pun menuruti keinginan terakhir Rehan, dia mendonorkan mata dan ginjal Rehan untuk Rais anaknya. Rehan pun di makamkan di TPU yang tidak jauh dari rumah Pak Aji. Seluruh biaya rumah sakit dan pemakamannya di tanggung oleh Pak Aji.