Malam itu, Rais memutuskan untuk membantu Rehan, karena dia merasa hutang budi kepada Rehan yang sudah menolong nyawanya, yaitu dengan cara mendonorkan mata dan ginjal nya kepada Rais.
Rais : "Aku berhutang budi padanya, bahkan berhutang nyawa, aku harus membantu nya, selagi aku bisa kenapa tidak kan? Tapi... apa aku perlu tanyakan soal ini kepada ayah? Ahh... aku rasa ayah tidak boleh tahu tentang ini"
Tiba tiba Rehan muncul kembali di hadapannya.
Rais : "K... kau... "
Rehan : "Apa yang kau putuskan?"
Rais : "Baiklah, aku akan membantumu"
Rehan : "Terima kasih"
Rais tersenyum dan mengangguk.
Rehan : "Kenapa kau ingin membantuku?"
Rais : "Aku berhutang budi padamu, bahkan nyawa pun aku berhutang padamu"
Rehan : "Maaf, aku sama sekali tidak membantumu dengan syarat kau harus membantuku juga, tapi hal ini membuatku tidak bisa pergi dan harus meminta bantuan padamu"
Rais : "Tenang saja, aku mengerti. Sebenarnya apa yang terjadi padamu ? Ayah sama sekali tidak menceritakan tentang orang yang mendonorkan mata dan ginjal nya padaku"
Rehan : "Sejak ayahku meninggal, aku hanya tinggal bertiga saja, yaitu dengan ibu dan adikku"
Rais : "Lalu?"
Rehan : "Sekarang kami bertiga terpisah"
Rais : "Terpisah? kenapa?"
Rehan : "Ayahku adalah keturunan dari keluarga yang kaya raya, kakekku merupakan seorang pengusaha yang sukses, sampai akhirnya Kakek ingin memberikan separuh warisannya padaku dan juga adikku. Tapi adik dari ayahku yaitu Rendi, dia benar benar tidak ingin keluarga ku mendapatkan sebagian warisan keluarganya, sampai akhirnya mereka melenyapkan kami bertiga"
Rais : "Ya ampun, kejam sekali dia"
Rehan : "Tapi yang aku tahu, ibu dan adikku masih hidup, saat ini mereka masih terpisah, aku ingin ibu dan adikku bersama kembali untuk saling menjaga"
Rais : "Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan?"
Rehan : "Aku akan masuk ke dalam tubuhmu, aku akan menemui ibu dan adikku sebagai dirimu"
Rais : "Tapi... apa kau tidak akan melakukan hal yang akan membuatku kenapa napa kan?"
Rehan : "Tidak, kau tenang saja, aku juga tahu batasan ku"
Rais : "Baiklah"
Rehan : "Saat kau tidur, aku akan masuk ke dalam tubuhmu, kau akan sadar apa yang kau lakukan meskipun tubuh mu sedang di ambil alih oleh ku"
Rais : "Oke, bagus kalau begitu"
Malam itu, saat Rais sedang tidur lelap, Rehan perlahan memasuki tubuh Rais, dan akhirnya tubuh Rais bisa di kendalikan oleh Rehan. Pagi nya, Rais yang sedang di masuki oleh Rehan meminta ijin kepada Pak Aji.
Rais/Rehan : "Ayah?"
Pak Aji : "Ya Rais, ada apa?"
Rais/Rehan : "Aku mau minta ijin"
Pak Aji : "Ijin apa?"
Rais/Rehan : "Dalam waktu beberapa hari, aku ingin menginap di rumah temanku"
Pak Aji : "Hah? kenapa? tumben sekali"
Rais/Rehan : "Tidak apa apa Yah, aku hanya ingin menyegarkan otakku saja disana"
Pak Aji : "Dasar kau ini, memangnya di rumah ini otakmu tidak segar apa?"
Rais/Rehan : "Bukan seperti itu Yah, boleh kan?"
Pak Aji : "Ya sudah, kau boleh pergi, tapi jaga diri baik baik ya"
Rais/Rehan : "Iya pasti" jawabnya singkat
Rais (Rehan) pun bersiap untuk pergi menemui Zihan dan juga Ibu, Rehan merasa sangat bahagia walaupun dia harus menemui mereka sebagai orang lain.