Rehan : "Heyy!!!!"
Serentak orang orang itu berhenti merusak kebunnya.
Rehan : "Siapa kalian?! kenapa kalian merusak perkebunan ku?!" teriaknya kesal
Orang 1 : "Kau tidak perlu tahu siapa kami, yang jelas.. kami akan membuat sawah dan perkebunan mu rusak tak tersisa, hahahaha!"
Rehan : "Hentikan! Apa salahku pada kalian? kenapa kalian melakukan semua ini?!"
Orang 2 : "Banyak tanya kau!!"
Tiba tiba orang orang itu langsung menyerang Rehan, Rehan pun terpaksa melawan mereka sendirian, dan akhirnya karena lawan terlalu banyak, Rehan kalah. Setelah Rehan terbaring lemah di perkebunan, mereka semua pergi begitu saja.
Rehan : "T... tungguuuu! aduh!" ujarnya kesakitan
Tiba tiba Ibu datang kesana dan terkejut melihat keadaan Rehan yang sudah terbaring lemah dengan luka luka pukulan di wajahnya.
Ibu : "Ya ampun Rehan!!! Rehan, kau kenapa?!" ujarnya sambil membantu Rehan bangun
Rehan : "Lihat Bu, ada yang merusak perkebunan singkong kita"
Ibu : "Ya ampun, siapa yang melakukan semua ini Han?"
Rehan : "Aku juga tidak tahu siapa mereka Bu, yang jelas mereka itu seperti preman, sebanyak 7 orang"
Ibu : "Apa? 7 orang?!"
Rehan : "I.. iya"
Ibu : "Siapa mereka sebenarnya? apa tujuan mereka?"
Rehan : "Aku juga merasa aneh bu"
Ibu : "Jangan jangan..... "
Rehan : "Jangan jangan apa bu?"
Ibu : "Tidak Rehan, bukan apa apa. I.. itu wajahmu biar ibu kompres ya, ayo kita pulang"
Rehan : "Tidak perlu bu, aku baik baik saja kok, nanti saja kompres nya, aku mau lihat ke sawah dulu"
Ibu : "Ya sudah, ayo"
Di sawah, Ibu dan Rehan sangat senang melihat sawah nya yang begitu indah dan sangat hijau dengan padi padinya yang sebentar lagi mungkin akan di panen. Mereka melihat orang orang suruhan nya bekerja dengan senang hati dan dengan penuh semangat.
Rehan : "Ayo semangat ibu ibu bapak bapak"
Ibu 1 : "Siap Den"
Bapak 1 : "Tanah nya sudah agak kering den, makanya kami bekerja agak lama"
Rehan : "Tidak apa apa Ibu Ibu, bapak bapak, jangan terlalu terburu buru, yang penting pekerjaan nya selesai dengan benar, semangat untuk kalian ya"
"Iya Den" jawab mereka
Rehan dan Ibu bantu bantu sedikit dan turun tangan ke sawah. Para pekerja sangat senang karena perlakuan mereka yang begitu rendah hati kepada mereka, mereka tidak pernah merasa berada di paling atas. Tidak sampai beberapa lama, Rehan dan Ibu pun pulang.
Sesampainya di rumah...
Zihan : "Kalian darimana? Aku pulang di rumah tidak ada siapa siapa"
Ibu : "Kami habis dari sawah dan perkebunan"
Zihan : "Oooh"
Rehan : "Kakak dan Ibu sudah memasak makanan kesukaanmu, sudah di makan kan?"
Zihan : "Belum, aku ingin makan bersama kalian, rasa nya tidak enak jika aku makan sendirian"
Rehan : "Ya sudah Kakak mandi dulu, setelah itu kita makan bersama"
Zihan : "Eh tunggu tunggu! Kakak kenapa?" ujarnya sambil meraba raba luka di wajah Rehan
Rehan : "I... ini... "
Ibu : "Biar ibu saja yang cerita kan semuanya, kau mandi dulu sana"
Rehan : "Baiklah" ujarnya lalu pergi
Zihan : "Bu, apa yang terjadi pada Kak Rehan?"
Ibu : "Ada yang merusak perkebunan singkong kita Han"
Zihan : "Apa?!"
Ibu : "Kakak mu melawan mereka sampai babak belur"
Zihan : "Siapa mereka bu? kenapa mereka melakukan semua itu?"
Ibu : "Ibu juga tidak tahu mereka siapa"
Zihan : "Ya ampun, aku jadi khawatir deh sama Kak Rehan"
Ibu : "Ibu juga, tapi semoga saja orang orang itu tidak akan mengganggu kakak mu lagi"
Zihan : "Semoga saja, aku siapin air hangat dulu untuk mengompres luka nya Kak Rehan"
Ibu : "Ya sudah sana, kau memang adik yang sangat pengertian"
Setelah kejadian itu Ibu tidak pernah merasa tenang jika Rehan dan Zihan pergi keluar rumah, seperti ada suatu hal yang di sembunyikan oleh ibu.