Chereads / Keluarga Yang Terpisah / Chapter 7 - 7. Menjadi Nyata

Chapter 7 - 7. Menjadi Nyata

Ketika mereka sudah pulang, Rendi berniat untuk melenyapkan ayahnya sendiri, karena dia ingin menguasai seluruh kekayaannya sendirian dan tidak ingin berbagi dengan siapapun juga.

Rendi : "Ayah, jika ayah tetap ingin memberikan warisan itu kepada mereka, aku tidak akan segan segan untuk melenyapkanmu!"

Tuan Reksa : "A.. apa maksudmu?"

Rendi : "Apa Ayah tahu, apa penyebab Kak Reza kecelakaan? itu karena aku memblongkan rem mobilnya, hahahaha!"

Tuan Reksa : "Apa? jadi kau... "

Rendi : "Ya! aku yang melenyapkan nya! Karena jika dia hidup, aku hanya akan mendapatkan sedikit warisan mu!"

Tuan Reksa : "Keterlaluan kau Rendi!!!"

Rendi : "Hahaa, maaf Ayah, aku juga harus melenyapkan mu untuk selamanya" ujarnya lalu mencekik nya dengan tambang

Akhirnya, Tuan Reksa pun mati di tangan anak keduanya.

Rendi : "Ayo!! kita harus mengejar Fatma dan kedua anaknya itu, mereka juga harus mati!!!" ujarnya mengajak anak buah sebanyak banyaknya.

Rendi dan semua anak buahnya pergi menyusul Ibu Fatma, Rehan dan Zihan.

Singgah cerita...

Rehan : "Ibu tunggu, jangan terburu buru seperti ini Bu"

Ibu : "Ayo cepat, ibu muak berada disini!"

Zihan : "Bu tenang bu, Kenapa ibu bisa semarah ini?"

Ibu : "Ibu muak melihat wajah Rendi! menyebalkan!"

Tiba tiba terdengar suara klakson motor dan mobil..

"Tiddiiidd.... tiddiiidd... "

Rehan : "Ya ampun! ada yang mengejar kita, ayo! " ujarnya sambil berlari

Akhirnya Rendi berhasil menabrak mereka bertiga sampai tidak sadarkan diri. Ibu di masukkan ke dalam mobil yang berbeda, sedangkan Rehan dan Zihan di masukkan ke dalam mobil yang sama. Rehan dan Zihan di bawa ke sebuah hutan dan di turunkan disana, anak buah Rendi menunggu mereka sampai sadarkan diri.

Tidak sampai beberapa lama, Rehan sadar.

Rehan : "A.. aduh... di... dimana Zihan? Z... Zihan... " panggil nya lemas

Rehan terkejut karena melihat Zihan berada di belakangnya dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Rehan : "Zihan? ya ampun! Zihan bangun Zihan, ini kakak"

Saat itu Zihan tidak bangun juga, sampai akhirnya anak buah Rendi datang secara diam diam tanpa di ketahui oleh Rehan yang sedang panik membangunkan Zihan.

Rehan : "Zihan kakak mohon bangun, kita akan cari ibu sama sama, kita sudah berjanji untuk selalu menjaga nya dalam keadaan apapun kan? Bangun Zihan. Aku rasa mimpiku saat itu terjadi sekarang, kenapa mimpiku menjadi nyata seperti ini? ya Allah lindungilah kami semua dari mereka"

Tiba tiba anak buah Rendi mengeluarkan pedang dan menusuk punggung Rehan dari belakang.

"JLEBBBBB!!!!"

Rehan : "A!!!!"

"Hahahahahahahaha" tawa anak buah Rendi

Rehan : "K... kalian.... "

Anak buah : "Mampus kau!"

Rehan : "Kalian... kalian kan yang merusak perkebunan ku saat itu?! k...kenapa kalian melakukan semua ini?" ujarnya kesakitan

Anak buah : "Karena kau akan berusaha mengambil warisan milik tuan kami kan?"

Rehan : "Tidak, aku tidak menginginkan warisan itu, tolong... cukup sakiti aku saja, jangan sakiti adikku!"

Setelah itu Rehan tidak sadarkan diri karena luka tusukannya yang cukup dalam.

"Ayo, kita buang mereka ke danau!" seru anak buah Rendi

Akhirnya, Rehan dan Zihan di buang ke danau.

Sedangkan keadaan Ibu, dia masih di sekap oleh Rendi di mobilnya.

Ibu : "Lepaskan aku Rendi! Lepaskan!"

Rendi : "Inilah akibat kau menolak cintaku dulu, dan kau malah memilih Kak Reza dari pada aku!"

Ibu : "Aku tidak sudi memiliki suami bejad sepertimu Rendi! Lebih baik aku tidak menikah seumur hidupku!"

Rendi : "Sialan!" ucapnya kesal lalu menampar Ibu Fatma

Saat mereka melewati hutan, Rendi memberhentikan mobilnya, dia melihat sebuah jurang yang dalam dan berpikir untuk membuang Ibu Fatma kesana.

Ibu : "J... jangan! jangan lakukan ini Rendi, aku harus mencari kedua anakku!"

Rendi : "Haaha, kau akan mati bersama anak anakmu!"

Ibu : "Tidak! anakku masih hidup, mereka pasti sedang mencari ku sekarang"

Rendi : "Hahah, jangan mimpi kamu, ayo cepat! Buang dia ke jurang"

Anak buah Rendipun akhirnya membuang Ibu Fatma ke jurang.

Ibu : "Aaaa....!!!!!" teriaknya

Rendi : "Hahahahaha! mampus kau! sekarang dendamku sudah terbalaskan! aku sangat puas sekali, hahahaha"