"Kamu bisa bohongi asisten kamu. Tapi tidak dengan aku. Kalau kamu mau cerita, ceritakan saja. Aku siap dengerin. Mau nangis juga boleh. Tapi kamu makan dulu." Bujuknya.
Dari semalam aku memang tidak nafsu makan. Tapi kata kata Seno membuatku sadar bahwa masih ada orang yang peduli dengan aku.
"Ehem." Suara batuk Mas Banyu?
Aku masih belum mempercayai telingaku. Saat aku membalikkan badanku. Benar banget. Manusia es ini berdiri tepat di belakangku.
"Sorry ya Seno. Tapi Garin hari ini udah janjian makan sama aku." Ucap Mas Banyu sambil mengembalikan makanan ke Seno.
Kapan aku membuat janji dengan dia? Aku tidak mengingatnya sama sekali. Atau ini hanya alasannya saja.
"Seno, masuk dulu. Kita urusin dulu pembayaran minggu ini." Pintaku.
"Aku tunggu kamu di mobil." Sela Mas Banyu.
"Hmm. Iya." Jawabku.
Aku pergi meninggalkannya. Bukan alasan. Tapi memang benar aku ada urusan dengan Seno. Dan itu juga urusan bisnis.
