Melvin menerima laptop yang diberikan gadis berkuncir kuda itu. Melvin mengernyit, hanya ada rekaman CCTV yang mengalami gangguan frekuensi semacam glitch disana.
"Apa ini?" tanya Melvin.
"3 jam sebelum kebakaran semua CCTV mendadak berubah seperti itu. Dan satu lagi. Jika kamu bilang kebakaran itu hanya sebuah kesalahan system. Mengapa CCTV kita juga mengalami nasib yang sama, Melvin?"
Melvin tersentak, pria itu menoleh kearah sang ayah.
"Jadi mereka ...."
"Ya. Keluarga besar Robertson yang bertanggung jawab! Mereka menyabotase semua system disana."
Pak Surya bangkit. Ia berjalan kearah jendela besar. Memandangi kota Jakarta dari lantai 10 gedung Adipati Tower.
Menghela napas panjang Melvin berkata, "Apa kalian punya sesuatu selain rekaman ini?" tanyanya kepada gadis CIRCLE.
"Maaf Tuan, semua bukti dan jejak mereka sudah lenyap bagai abu tertiup angin. Dan kalau saya boleh berasumsi, mereka sudah merencanakan ini jauh sebelum mereka memulainya. Permainan mereka benar-benar terstruktur dengan sangat rapi, Tuan." kata gadis ber-Nametag Nadia.
"Tapi seharusnya rencana mereka bisa tercium sebelum eksekusi, bukan??" Kata Melvin, "3 jam itu waktu yang sangat lama untuk menjalankan aksi mereka. Dengan peluang keberhasilannya amat sangat kecil. seharusnya kalian bisa menangkap atau paling tidak menggagalkannya."
"Tidak semudah itu Melvin," pak Surya membalikkan badan, "Saat CCTV mengalami masalah kami dikejutkan dengan kehadiran salah satu Robertson di Indonesia. Jadi Papah mengerahkan setengah anggota CIRCLE untuk menangkapnya."
"Lalu, Apa Papah berhasil menangkapnya?"
Pak Surya menggeleng. "Saat CIRCLE hampir menangkapnya, orang itu menghilang. Bahkan untuk menjadikan dirinya umpan, mereka juga merencanakannya dengan sangat matang."
Pak Surya menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Seperti yang sering Papah katakan sewaktu kamu kecil dulu. 'Dengan umpan yang tepat, kamu bisa mendapatkan ikan apapun yang kamu inginkan'." Jelas pak Surya mengingatkan.
Melvin menyugar rambutnya, "Melvin akan ke London untuk mencari bukti lainnya."
"Tidak!" kata pak Surya. Pria paruh baya itu kembali duduk di sebelah Melvin, "Bagaimana kabar calon istrimu?"
Melvin mengernyit, "apa maksud Papah?"
"Apa tidak terjadi sesuatu pada calon istrimu beberapa hari terakhir?"
Melvin menyatukan alisnya. Pria itu berpikir, apa saja yang terjadi pada Kania belakangan ini.
"Tidak. Semuanya berjalan seperti biasanya. Bahkan tadi pagi aku mengantarkan Kania ke kantornya. Dan gadis itu juga tidak menceritakan apapun padaku."
"Bagaimana dengan keluarganya?. Teman-temannya?. Atau mungkin perusahaannya?" tanya pak Surya menyelidik.
"Tidak. Aku yakin Kania dan keluarganya baik-baik saja. Dan perusahaannya juga tampak baik---" Melvin tercekat. Ia menatap ayahnya dengan cemas.
"Ada apa, Melvin?"
"Perusahaan Kania!" Melvin menceritakan tentang kejadian penggelapan uang yang terjadi di perusahaan Magatama. Menurut penyelidikan Melvin beserta orang-orang kepercayaannya, bukan hanya penggelapan uang saja yang terjadi. Melainkan penjualan aset perusahaan secara diam-diam tanpa di ketahui calon istrinya.
Dan anehnya, semua kecurangan itu sama sekali tidak meninggalkan jejak sedikit pun. Bahkan badan audit publik yang hendak dikirimnya mendadak mengalami insiden kecelakaan, sehingga semua jejak digital keuangan perusahaan itu masih belum menemukan titik terang.
"Apa kamu tidak curiga dengan semua kejadian itu?? Mengapa semua kejadian di Magatama.Corp tampak saling berhubungan satu sama lain?"
"SHIT!!!" Melvin mengumpat. "Mereka sudah tau siapa sebenarnya, Kania!"
Melvin meremas rambutnya, frustasi. Ia merutuki kebodohannya karena tidak menyadari pergerakan Robertson di lingkaran Magatama.
"Nadia, Farah, Jessy, kalian awasi calon menantu saya. Jangan sampai terjadi sesuatu pada Kania!" perintah Pak Surya.
"Emma, Dinda, Laras, kalian jaga Vian. Walau kemungkinan Vian akan ikut terkena dampak sangat kecil, saya tidak ingin mengambil risiko sedikit pun!"
"Baik, Tuan!" Kata gadis CIRCLE serempak.
Mereka keluar dari ruang 0val dengan bergegas. Meninggalkan tuan besarnya bersama Melvin dan Gea.
Pak surya mengusap wajahnya, gusar. Ia tidak menyangka kalau Robertson bisa bangkit dengan sangat cepat. Jika ia tahu kejadiannya akan serumit ini, mungkin ia akan menghabisi semua keturunan Robertson tanpa terkecuali.
Tapi apakah itu jalan yang terbaik?
Tapi cepat atau lambat Kania pasti akan mengetahuinya. Gadis itu pandai, sangat pandai. Bahkan kalau ia disuruh memilih antara Melvin dan Kania mana yang lebih pandai, jelas ia akan memilih Kania. Tak heran juga mengingat kedua orangtua Kania juga sangat pandai maka putri mereka pun sama pandainya. Dan pada akhirnya rahasia terbesar dalam hidupnya akan terkuak dengan kecerdasan sang menantu.
Tidak, rahasia ini tidak boleh terdengar siapapun termasuk keluarganya sendiri. Kalau perlu ia akan membawa rahasia ini sampai ke liang lahatnya nanti.
"Apa Papah yakin mereka bisa menjaga Kania dan Vian?" Melvin bertanya sambil menatap pintu yang dilewati gadis CIRCLE.
Pak Surya tersentak, ia berkata, "70% CIRCLE adalah pria, dan yang 30% nya wanita seperti mereka. Dan tugas utama para gadis adalah mengawasi dan membaur bersama dengan target mereka. Mereka juga dilatih secara khusus untuk perkelahian jarak dekat dan masing-masing dari mereka membawa satu pistol untuk melindungi diri mereka atau untuk melumpuhkan target.
Jadi, kau tidak perlu mengkhawatirkan mereka. Jika ada gadis CIRCLE, maka sudah tentu akan ada CIRCLE pria yang ikut menjaga mereka dari 'dalam bayangan'."
"Pistol??" Melvin langsung melirik Gea yang sedari tadi berdiri dibelakangnya.
"Apa dia juga membawa salah satu mesin pembunuh itu?" tanya Melvin kepada sang ayah.
Pak Surya tersenyum miring, "Gea, apa kamu membawanya."
Gea langsung mengeluarkan pistol berjenis Glock Mayer 22 dari balik jas ungu lavender nya. Bahkan pistol itu dilengkapi dengan sound suppressors.
"Oh, astaga ..." Melvin terkejut.
Pak Surya terkekeh, "jangan tertipu dengan paras mereka yang cantik, Melvin. Jika kau ingin anggota tubuhmu masih utuh, jangan coba-coba untuk merayu mereka."
"Aku juga tidak tertarik dengan gadis arogan." Timpal Melvin cepat.
"Mulai hari ini dan seterusnya Gea akan menjadi sekretaris pribadimu. Dia juga yang akan mengawasimu selama Robertson belum runtuh." Pak Surya memberi perintah.
"Apa?!! Aku tidak mau ada seorang gadis yang menjagaku! Itu akan sangat memalukan jika sampai ada yang tau!" ucap Melvin.
"lagi pula untuk apa Papah memperkerjakan para gadis itu untuk tugas berbahaya seperti ini?"
Pak surya menghela napas, "Kalau ada seorang lelaki bertubuh besar seperti yang berjaga di depan pintu ruangan ini sedang mengawasimu, apa yang akan kau lakukan?"
"Lari dan menghilang secepat mungkin." Kata Melvin menjawab.
"Lalu, jika yang sedang mengawasimu adalah seorang perempuan cantik dengan tatapan menggoda, apa yang akan kau lakukan?"
Melvin berdehem, "Oh. Oke aku paham apa maksud Papah."
Pak Surya menghela napas, "Jangan sampai Kania apalagi Vian mengetahui tentang semua rencana kita, Melvin. Papah tidak mau Kania terpuruk lagi jika ia sampai mengetahui kejadian-kejadian ini."
"Baik, Pah aku janji. Tapi aku punya permintaan khusus untuk Papah." Melvin mencoba bernegosiasi.
"Apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin pernikahanku dengan Kania di percepat. Dengan begitu aku bisa mengawasinya 24 jam tanpa terlewatkan sedikitpun."
"Alasan! Bilang saja kau sudah tidak tahan dengan pesona gadis itu."
Melvin hanya menyengir mendengar komentar ayahnya.
"Berbicara soal Vian, ada dimana saudara kembarmu itu?" tanya pak Surya sambil melirik kearah Melvin dan Gea bergantian.
---xXXx---
(sound suppressors: Peredam suara, peredam bunyi, silencer, atau suppressor adalah sebuah alat yang dipasang pada atau bagian dari laras senjata api(moncong senjata) untuk mengurangi suara dan kilatan cahaya yang dihasilkan dari tembakan. Dikutip dari Wikipedia)
**********