Terlahir Kembalinya Dua Orang Penyihir
Chapter 25,2 : Upgrade sistem.
Kine berjalan dengan santai mendekati gerbang akademinya. Saat itu ia melihat bahwa sudah terjadi banyak sekali perubahan pada bangunan sekolahnya.
Kine perlahan-lahan mendekati pintu gerbang. Dan mencoba masuk, namun. Seseorang menghentikanya.
"Hey, berhenti." Orang itu memegang pundak Kine.
"Hunnn? Ada apa?" Kine kemudian berbalik dan menatap 2 orang lainya yang menghentikanya. Terlihat bahwa mereka bertiga adalah satpam yang menjaga gerbang.
"Siapa kau ini. Asal masuk aja?" ucap satpam itu sambil tersenyum merendahkan.
"Heh? Jika aku bilang aku pemilik akademi ini gimana?" Kine kemudian membalas mereka dengan senyuman yang sama.
Kemudian mereka bertiga saling menatap beberapa detik. Lalu tertawa terbahak-bahak.
"Hahahaha! Jangan bercanda. Dengan pakaian lusuh seperti itu kau mengaku Pemiliki akademi ini?" Para penjaga itu terus tertawa.
Tapi, Kine mencoba melupakan mereka. lalu kembali jalan ke dalam akademi.
"Hey, berhenti. Siapa yang mengizinkanmu masuk." Salah seorang penjaga memegang pundak Kine, lagi.
Kine, yang sudah tidak bisa membendung kekesalannya. Langsung memegang tangan penjaga itu lalu memutar badannya. Saat badannya terputar dan berada di udara. Saat itu juga Kine mendorong badan penjaga tersebut terbang menabrak kedua penjaga yang lain.
"Kau belum berhak menyentuh pundakku." Kine langsung mengeluarkan hawa membunuh yang sangat mengerikan.
Tepat, di saat yang sama.
"Hey. Ada apa ribut-ribut ini?" Nala yang sedang menggunakan sihir fly terbang turun dari lantai 4 karena melihat kerusuhan.
"Heh. Bagus, kau akhirnya datang. Nala." Kine kemudian melirik ke Nala yang masih berada di atas sambil tersenyum kesal.
"Hey! Kau siapa memanggil Nona Nala tanpa hormat." Ketiga penjaga yang lainya langsung bangun dan kembali kesal.
Tepat, di saat yang sama. Nala langsung tau itu siapa. Dengan cekatan ia menggunakan Move untuk berpindah kebawah dan tunduk didepan Kine.
"Selamat datang kembali, Tuan." Nala menundukkan badanya dengan hormat.
"A-apa!?" Ketiga penjaga tadi kaget.
"Yah. Kau tau, pertama kali datang kesini sambutanku sudah sangat tidak menyenangkan. Mungkin lebih baik aku kembali pergi saja." Kine kemudian melirik ke arah jalan ia datang tadi.
"A-apa? Kumohon jangan Tuan, saya membutuhkan tuan untuk memeriksa akademi ini." Nala terlihat kaget. Kemudian menatap para penjaga tadi dengan sangat kesal.
"Apakah mereka bertiga membuat masalah pada anda Tuan?"
Kine kemudian tersenyum.
"Tidak kok."
"Fiuuh ... Baguslah." Nala terlihat lega, namun.
"Tidak ada, mereka hanya mencoba mengusirku tadi."
Mendengar itu. Nala merasa sangat marah. Dia pun bangun lalu mendekati ketiga penjaga tersebut.
"Kalian bertiga dipecat! Cepat pergi dari sini."
"Ampun. Madam! Kumohon berikan kami kesempatan lagi!" Ketiga penjaga tadi langsung sujud di depan Nala.
"Tidak ada maaf. Cepat pergi, atau!" Nala kemudian mengumpulkan sihir angin di tangan kanannya dan sihir angin di tangan kirinya.
"Hiiiii. Baik madam!" Ketiga satpam tersebut langsung pergi dengan cepat.
Nala kemudian berjalan mendekat Kine dengan tampang menyesal.
"Maaf, tuan. Aku sudah salah mempekerjakan orang." Nala kemudian menundukkan kepalanya.
"Hey, tidak apa kok Nala." Kine kemudian mengelus lembut kepala Nala.
"Sikap manusia itu tidak mungkin ditebak dengan mudah. Pasti setiap orang memiliki topeng di balik topeng lain milikinya. Jadi, ini bukan salahmu." Kine tersenyum lembut.
Nala langsung tersipu.
"Te-terima kasih. Tuan."
"Yah, udahlah. Mari kita lupakan hal barusan. Dan masuk kedalam." Kine berjalan masuk.
"Baik." Nala mengikutinya dari belakang, layaknya seorang pelayan.
Kine, berjalan masuk. Namun, ia sama sekali tidak berjalan melewati kelas-kelas atau tempat yang banyak murid. Dia memilih melewati tempat sepi dan langsung menuju ruang kepala sekolah. Setelah masuk, Kine kemudian duduk di sofa sambil menghela nafas karena lelah.
"Anda ingin minum, tuan?"
"Tidak, aku tidak terlalu haus. Yang lebih penting, bagaimana laporanmu?"
"Baik," balas Nala lalu mengeluarkan sebuah buku catatan.
"Terima kasih, tuan. Berkat anda, kami berhasil memenangkan turnamen antar akademi yang dilaksanakan 4 hari setelah anda pergi. Lalu aku menggunakan uang yang anda berikan untuk membeli peralatan sihir baru yang akan di bagikan ke para murid. Dan untuk skill yang anda berikan. Itu membuat semua murid disini memiliki tingkat pembelajaran 4x lipat lebih cepat dari akademi yang lain. Dan setelah 1 bulan anda pergi. Lagi-lagi Para Aorni datang menyerang. Namun tidak ada satupun murid yang kabur. Mereka semua bertarung, beruntung tidak ada korban jiwa. Hanya beberapa orang luka-luka. Kemudian saya yang menutup gerbangnya. Karena hal itu, nama akademi kita menjadi semakin naik dan naik. Hingga pada puncaknya saat turnamen penyihir dan paladin terkuat di pulau ini seminggu yang lalu. Akademi kita memenangkan keduanya di peringkat pertama. Karena itu saat ini akademi kita menjadi yang terkuat di pulau ini." Nala menjelaskan sambil memperlihatkan beberapa hologram ciptaanya dari angin.
"Hunnn, bagus. Bahkan melebihi harapanku. Lalu bagaimana dengan The Guardians? Apakah mereka membantu ketika penyerangan Aorni?" Kine kemudian memasang wajah serius.
"Ya. Mereka bersembilan adalah yang paling mencolok saat penyerangan. Dan mereka yang membantu saya menutup portal para Aorni. Untuk perkembangan kekuatan mereka. Saya rasa mereka adalah yang terkuat di akademi kita, jika mereka bersembilan bersatu dan bertanding dengan saya. Kesempatan saya menang hanya 20%." Nala kembali memperlihatkan hologram-hologram dari angin.
"Bagus, sangat memuaskan."
"Namun, tuan. Ada satu masalah. Yaitu tentang—." Disaat Nala belum menyelesaikan kalimatnya. Kine langsung memotong pembicaraan.
"Tentang sikap mereka?"
Nala kaget. Kemudian menundukkan badan.
"Ya, tuan. Maafkan saya karena tidak bisa mendidik sikap mereka dengan benar. Setelah mereka menjadi semakin kuat. Sikap mereka sangat sombong dan merendah-rendahkan murid lain. Bukan hanya itu, ada yang sampai memalak murid lainnya."
Kine kemudian tersenyum licik.
"Sudah kuduga, keputusanku tepat kembali saat ini. Namun, kau tidak perlu meminta maaf Nala. Karena tugas membina sikap mereka adalah tugasku." Kine kemudian bangun. Lalu menaruh telapak tangannya ke atas mukanya. Seketika wajah Kine berubah menjadi culun, menggunakan kacamata. Dan berjerawat.
"Serahkan padaku, Nala." Kine lalu berjalan keluar dari ruangan kepala sekolah.
"Tunggu, saya ikut." Nala kemudian juga mengubah wajahnya dan berjalan mengikuti Kine.
15 menit kemudian.
Kine berbicara dalam hati.
"Hunnn, waktu yang diperlukan untuk berjalan kesini adalah sehari lebih. Maka tinggal berapa jam lagi ya. Sistem," panggil Kine.
>>Pemberitahuan<<
Sistem tidak bisa merespon. Sistem dalam masa Upgrade.
Time: 37 menit lagi
<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>
"Hunn, baguslah. Kalau begitu, sekarang saatnya memulai semuanya." Disaat Kine membuka pintu keluar. Kine langsung merubah ekspresinya. Tidak jauh dibelakangnya ada Nala yang mengikuti."
>>Bersambung<<
~Higashi