Chereads / The Reincarnation of Two Witch / Chapter 27 - Chapter 28: Pil Iblis

Chapter 27 - Chapter 28: Pil Iblis

Terlahir Kembalinya Dua Orang Penyihir

Chapter 28: Pil Iblis

Mendengar kalimat Vero. Kine Tersenyum kecil.

"Apa? Kau mencoba menantangku? Kau sendiri lemah." Kine menatap rendah Vero.

Vero bergetar, kepalanya memerah karena sudah sangat kesal. Ia menggenggam dengan sangat kuat.

"Sialan!"

Vero lalu melempar sebuah lempengan besi ke Kine. Kine dengan santai menerimanya.

Disaat Kine menerimanya, dia tau kalau itu adalah sebuah Rune teleportasi. Vero langsung mengeluarkan Rune teleportasi miliknya kemudian mengaktifkanya. Otomatis mereka berdua berpindah ke tengah-tengah arena pertandingan yang digunakan pada tes terakhir kali.

"Hey, hey! Lihat, kedua orang yang ribut pada pendaftaran tadi ingin menyelesaikanya di atas arena. Ayo lihat, pasti seru."

"Ya, ya! Ayo lihat."

Gerombolan murid baru langsung berlari ke arah arena. Beberapa kakak kelas tahun kedua yang melihat ada sebuah keributan langsung penasaran. Dan mereka juga ikut menonton. Otomatis orang-orang yang menonton lebih banyak dari terakhir kali.

>>Sistem<<

Bukankah ini saat terbaik untuk mengumpulkan GP tuan?

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Tidak perlu kau beritahu aku juga mengerti sistem." Kine kemudian mengaktifkan mining secara manual.

Didepannya, Vero yang sudah sangat kesal karena dari tadi diacuhkan Kine, kemarahannya sudah mencapai puncak. Vero kemudian mengangkat tangannya kedepan. Tiba-tiba saja dari belakang sebilah pedang berwarna kuning kemerah-merahan terbang ke arah telapak tangan Vero.

Vero dengan cekatan langsung memasang kuda-kuda. Dan secara bersamaan merapal sebuah mantra. Dengan cepat vero hilang dari pandangan dan muncul di depan Kine.

Kine mengangkat alisnya karena kaget, ia dengan cepat menggunakan Move dan berpindah kebelakang Vero. Vero pun menebas dengan Ganas. Tebasanya yang berelemen cahaya dan diselimuti api. Terbang ke arah penonton. Namun tebasan itu menabrak pelindung arena yang sangat kuat.

"Tidak buruk juga, sampah." Vero langsung berbalik sambil menebas ke Kine.

Kine dengan cekatan memasang kuda-kuda dan merentangkan sedikit kedua tangannya.

>>Sistem<<

Anda kenapa malah diam!

Menghindar tuan!

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Ah! Iya! Pedangku sudah hilang, aku lupa hal itu." Kine kemudian merapal sebuah mantra ke telapak tangannya. Kemudian ia meninju ke arah depan dan tabrakan dengan tebasan Vero.

Bam!

Mereka berdua terpental mundur.

"Sialan! Apa kau meremehkan ku dengan menggunakan tangan kosong!? Ambil ini!" Vero melempar sebilah pedang logam yang cukup normal. Kine pun menangkapnya.

Disaat pedangnya sudah menyentuh telapak tangan Kine. Vero tersenyum licik. Ia langsung menebas lurus dengan sangat cepat. Kine yang sudah memiliki pengalaman bertarung yang tak terhitung dengan reflek menaruh pedangnya di depannya sebagai penahan.

Crank!

Pedang mereka berdua beradu.

"Hooo, sampah sepertimu memiliki reflek yang hebat rupanya," tatap Vero ke mata Kine sambil mendorong pedangnya dengan kuat.

"Mari kita lihat, siapa yang sampah." Kine balik menatap Vero. Dan kemudian mendorong dengan kuat pedangnya. Mereka berdua pun saling terpental kebelakang.

Dengan cepat, mereka berlari maju dan menebas ke arah titik fatal masing-masing dengan cepat. Terjadi sebuah pertarungan yang cukup menegangkan. Bahkan setiap tebasan mereka berdua pasti memercikkan api.

"Strom Blade," ucap Vero setelah merapal sebuah mantra.

Seketika Vero loncat kedepan dan menebas lurus. Terciptalah sebuah tornado tebasan yang sangat tajam. Angin di seluruh arena bertiup kencang.

Kine yang pandanganya sudah mulai terhalang karena tertiup angin.

"Break Down!" Teriak Kine. Kine seketika menghilang dari sudut arena. Dan muncul di atas dan tepat pada tengah arena. Dengan cepat Kine jatuh sambil melayangkan serangan.

Bam!

Serangan tersebut tidak mengenai Vero, namun cukup untuk menghilangkan tornado di arena. Kine langsung melirik ke sekitar. Namun ia tidak melihat di mana Vero. Tanpa disadari, Vero sudah ada di belakangnya. Ia langsung berbalik dan ....

"Lightning Shield!" Tebasan Vero tersebut terhalang oleh dinding pelindung yang diciptakan Kine. Itu tidak melukai Kine, tapi cukup untuk membuat Kine terbang kebelakang beberapa meter.

"Sialan! Aku akan serius." Kine menarik napas dalam. Kemudian menatap tajam ke Vero dengan hawa membunuh. Kine pun menggunakan serangan pamungkasnya.

"Thrust Blast," ucap Kine singkat.

Kine berubah menjadi cahaya yang menebas lurus dan kecepatannya setara dengan cahaya. Dalam sekedip mata, Kine sudah berada di sudut arena lainya. Dan tepat dibelakangnya Vero.

Zabs!

Tangan kanan Vero seketika terbang ke udara.

"Aaaaaaa!!!" Vero berteriak kesakitan, ia pun langsung tertunduk.

>>Pemberitahuan<<

Gp meningkat:

+134

+211

+154

+163

+184

+173

+132

+134

~

~

~

~

(Note: Lambang ini(~) berarti dan seterusnya dalam hadiah Kine.)

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

Kine melihat ke atas dengan tenang. Kemudian mengambil napas panjang. Pedang yang digunakan Kine tadi, tiba-tiba saja perlahan berubah menjadi abu, dan berguguran ketanah.

"Sudah kuduga, jika itu bukan senjata tingkat S+ ke atas, sekali menggunakan teknik ini pedang tersebut akan lenyap. Terima kasih kontribusimu." Kine menatap pedang yang perlahan berubah menjadi debu itu.

"Uwooooo!!" Penonton berteriak.

"Bagaimana bisa ia menggunakan sebuah taktik yang sangat mematikan itu."

"Mampus! Dia sekarang telah menyinggung keluarga bangsawan! Dia akan mati."

Semua orang berteriak karena keseruan dalam pertandingan. Namun rupanya ada beberapa orang yang ikut membenci Kine.

"Sialan! Sialan! Sialan!" Vero terus mengucapkan kalimat yang sama.

"AKU TIDAK BOLEH KALAH DARI SEORANG SAMPAH!" Vero kemudian mengeluarkan dua buah pil dari sakunya. Dan langsung memakannya.

Kine kaget dengan aura iblis yang tiba-tiba muncul dengan kuat di belakangnya. Ia langsung berbalik dan mendapati Vero yang matanya sudah berubah menjadi hitam dan wajahnya memiliki sebuah garis-garis berwarna merah kehitaman.

"Kau harus mati. Kau harus mati. Kau harus mati!" Vero terus mengucapkan kalimat yang sama. Perlahan, tangan kanan Vero tumbuh kembali. Vero dengan tenang mengambil pedang yang ada di lantai. Tanpa mantra apapun, Vero menghilang.

Kine mengangkat kedua alisnya, matanya membesar. Melihat Vero yang tanpa tanda apa-apa sudah ada di depannya.

"Mo, Move!" Kine yang masih sempat menghindar berpindah ke tengah arena. Namun di saat kine akan berbalik, dan melihat ke arah Vero. Tiba-tiba saja Vero sudah ada di depannya. Skill Move yang masih cooldown tidak bisa digunakan, dan ia tidak memiliki senjata apapun untuk bertahan. Terpaksa ia merapal sebuah mantra pelindung tingkat tinggi.

"ON GUARD!" Namun,

"A-apa?" Tebasan Vero menembus Pelindung tingkat tinggi yang dirapal Kine. Kine yang terkena tebasan, terbang dengan sangat cepat kebelakang kemudian menabrak dinding pelindung Arena.

Sekali lagi penonton berteriak. Mereka tidak berfikir bahwa Vero curang dan membawa Pil iblis. Namun, ada satu orang yang melihatnya.

Vero merapal sebuah mantra ke Kine yang masih ada di udara. Dan dia sekali lagi menebas lurus dan berencana membelah Kine menjadi dua. Namun, tiba-tiba saja ada seseorang yang muncul di depan Kine dan menahan serangan Vero. Kemudian ia menerbangkannya ke tengah arena.

Lalu, Tiba-tiba saja muncul sekitaran 9 orang berpakaian hitam di dalam arena. Mereka menyerang Vero secara bersamaan, Vero seketika berteriak kesakitan. Kemudian pingsan. Kesembilan orang itu lalu mengangkat Vero, dan menghilang.

Kine, yang sudah jatuh ke bawah. Kaget melihat hal itu. Siapa mereka?

Orang tadi yang dengan mudah menghempaskan Vero yang sudah memakan Pil Iblis turun, dan berbicara ke Kine.

"Apakah kau tidak apa-apa?" Orang itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

Melihat kekuatanya, Kine menjadi sangat waspada. Dia bangun sendiri tanpa menyambut tangan orang tersebut. Kemudian menatap tajam dengan hawa gelap ke arah orang itu.

"Siapa kalian ini?" Kine bangun sambil memegangi perutnya yang terluka. Dia menutupinya karena luka tersebut mulai beregenerasi. Dia tidak ingin ada orang lain yang mengetahui kemampuan beregenerasinya.

"Jangan terlalu waspada seperti itu. Kami hanya sebuah organisasi yang berada di bawah perintah langsung dari sang raja. Untuk menangkap orang-orang yang terlibat ataupun memiliki aura iblis." Orang itu tersenyum, namun Kine merasakan hawa membunuh dari senyumannya.

Kine diam, tidak menjawab sepatah katapun dari orang itu.

"Heuh, yasudah lah. Ambil ini." Orang itu melempar sebuah Potion tingkat tinggi ke arah Kine.

"Ambil itu sebagai kompensasi, sampai jumpa." Orang itu langsung menghilang seketika.

>>Pemberitahuan<<

Gp meningkat :

+45

+13

+63

+52

+156

+32

+62

~

~

~

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Sebenarnya, apa yang terjadi?"

**

Kine, kembali kerumah gubuk kecilnya. Saat ia sampai ia melihat ruangan yang lainya kosong, dan hanya ada jerami sebagai tempat tidur. Kine kemudian membeli sebuah kasur murah dari sistem, ia kemudian menjatuhkan badannya ke atas kasur tersebut.

>>Sistem<<

Tuan, apakah anda tidak apa-apa?

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Yah, tenang saja. Serangan seperti itu tidak melukai ku." Jawab Kine sambil tengkurap. Kemudian ia berganti posisi menjadi telentang.

"Hanya saja." Kine mengangkat tangan kanannya ke atas.

"Aku kecewa dengan diriku sendiri, serangan lemah seperti itu saja aku tidak bisa menahannya." Kine kemudian menggam dengan kuat. Lalu bangun dan duduk di atas kasur.

"Ahhhh! Andai saja senjata andalanku tidak hilang dan terpencar! Dan aku mengganti ke job mage/penyihir. Pasti akan mudah mengalahkan bangsawan seperti Vero. Dan tentu saja mungkin aku bisa seimbang dengan lelaki yang terus menanyakan tentang Kanna itu. Namun, sekarang aku tidak memiliki senjata sama sekali, jika memakai senjata normal itu tentu akan berubah menjadi seperti pedang yang kugunakan hari ini." Kine kemudian menenangkan diri. Dan diam sejenak selama hampir semenit.

>>Sistem<<

Apakah anda sudah tenang tuan?

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Ah, ya. Aku sudah tenang. Terima kasih sistem pengertiannya, sekarang kau sudah tidak seperti sebelumnya." Kine menatap layar sistem sambil tersenyum.

>>Sistem<<

Tentu saja tuan.

Namun, apakah tuan masih ingin saya hibur?

<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>•<>

"Tidak, itu tidak perlu." Kine lalu mengambil nafas panjang.

"Yah, aku juga tidak menyesal sih. Memberikan kesembilan senjata legendaris itu kepada mereka. Kuharap mereka sudah berkembang jauh dengan hadiah yang kuberikan. Aku menghabiskan uang hampir 5 kuadraliun untuk membeli puluhan ribu skill dan perlengkapan penunjang latihan mereka. Jangan mengecewakanku ya." Kine tersenyum sambil menatap ke atas. Lalu menutup mata, perlahan. Kine tertidur.

[Di Tempat lain]

"Apakah, anda belum cukup membunuh puluhan monster tingkat Kerajaan ini nona?" Terlihat seorang wanita yang mengenakan pakaian maid, namun memiliki sikap badan yang tegap dan tegas. Sedang menunduk ke seseorang yang berdiri di atas tumpukan mayat monster tingkat kerajaan.

"Tidak, ini belum cukup kuat Nala. Jika hanya ini, aku sudah pasti akan kalah telak melawan lelaki tidak tau diri itu. Besok, Kita akan melanjutkan dan menaklukan satu persatu dungeon," balas Kanna sambil menatap ke langit.

"Baik nona."

Setelah itu, kedua sosok itu menghilang dalam kegelapan. Mulai sekarang, sesosok yang menggambarkan benua Gein telah muncul.

(Note : Kine berada di benua yang berbeda, benua apa itu akan di bahas di chapter berikutnya)

[Disisi lain]

Di dalam akademi, tepatnya di sebuah kelas khusus. Terbuka sebuah portal hitam. Perlahan-lahan, satu persatu orang keluar dari portal tersebut. Mereka adalah para Guardians. Yang sedang berlatih di dalam dimensi Silviana, di dimensinya memiliki perbandingan waktu 10:1 dibandingkan dunia nyata. Namun, jika itu skill ruang dan waktu milik Kine. Dimensinya bisa memiliki perbandingan waktu 100:1 di grade 1. Dan akan terus bertambah seiring bertambahnya Grade.

"Haaaah, capeknya. Ini sudah 40 hari kita berlatih dengan mati-matian di dalam di dimensi milik Silviana." Seseorang menguap lelah sambil meregangkan tangannya. Ia adalah Raine.

"Yah, memang benar ini melelahkan," tambah Vedan yang keluar kedua.

"Hey, walaupun ini melelahkan, kupikir aku belum berkembang banyak." Skreg keluar dari dalam dimensi sambil agak murung.

"Ya, itu benar. Jika ingin membantu kakak. Kupikir kita yang sudah masing-masing mempelajari hampir seribu skill ini hanya akan menjadi beban baginya." Hogan memiliki pandangan yang sama dengan Skreg

"Hey! Jangan terlalu pesimis. Itu hanya akan membuang-buang hadiah dari kakak ini! Di dunia nyata saat ini hanya berlalu 4 hari. Masih sebentar. Kita harus terus bertambah kuat dan mencari keberadaan kakak. Aku yakin, sangat yakin kalau dia saat ini masih hidup." Artandra. Pemimpin The Guardians menyemangati anggotanya.

"Ya, aku setuju dengan ketua. Kita harus terus bertambah kuat. Agar kita bisa mencari keberadaan kakak. Bahkan jika perlu kita berpencar dan mencari ke 6 benua yang ada di dunia penyihir ini," tambah shemira yang kemudian memegang bahu Artandra dan mengepalkan tangannya. Ia ikut menyemangati semua orang.

"Namun, saat ini yang kita perlukan bukan hanya berlatih. Kita harus mencari informasi. Dengan salah satu skill spesial yang kupelajari. Setelah aku mengumpulkan semua berita. Terjadi pertempuran besar antara Kakak dan laki-laki yang menyerangnya di hutan Nola. Lokasi hutan itu berkisar 400km2 ke arah barat dari akademi. Membutuhkan waktu setengah hari jika kita menggunakan skill Steph dan terus menerus berlari." Thein tiba-tiba saja menggunakann sebuah kacamata. Dan saat ini ia lebih tertarik sebagai pencari informasi.

"Ya, karena itu, hari ini kita akan beristirahat. Besok kita akan langsung berangkat. Di sana pasti ada tanda-tanda ataupun sedikit petunjuk tentang kakak." Suara yang rendah dan pelan itu sangat Khas dengan Keithur. Walaupun ia terlihat seperti orang yang cuek, namun sebenarnya dia adalah orang yang peduli jika sudah ada sesuatu yang di anggapnya berharga.

"Karena itu, kita harus mengembalikan tenaga kita saat ini. Karena besok kita akan kembali melakukan hal berat, aku yakin jika berlari selama setengah hari itu tidak ada apa-apanya bagi kita kan!?" Artandra berteriak sedikit tegas.

"Ya! Pastinya!" Jawab semua anggota Guardians.

"Karena itu! Bubar sekarang!" perintah Artandra. Semua orang meninggalkan ruangan, kecuali orang yang memiliki kekuatan dimensi tersebut. Ia adalah Silviana.

Ia menatap lurus ke teman-temanya. Kemudian menunduk dan berdoa.

"Kakak, semoga kau baik-baik saja." Setelah itu, Silvana berlari mengikuti anggota Guardians yang berjalan keluar ruangan.

>>Bersambung<<

~Higashi