Chereads / The Reincarnation of Two Witch / Chapter 31 - Chapter 30,2: Pemberontakan

Chapter 31 - Chapter 30,2: Pemberontakan

Terlahir Kembalinya Dua Orang Penyihir

>TK2OP

Chapter 30,2: Pemberontakan

"Apa!?"

Seketika seluruh pasukan pemberontak yang tadinya menggunakan sihir anti terdeteksi kini kembali terlihat.

"CK!" Kine berdecit kesal

"Semuanya! Bersiap!"

Sheria langsung menggunakan sihir pendukung ke Kine dan seluruh pasukan. Serangan tadi kini dibalas oleh para pemberontak dengan hujan anak panah yang terselimuti elemen api.

"Semuanya! Ikuti aku. FROZEN WALL!" Tercipta sebuah Rune sihir di bawah Kine. Lalu di depan Kine munculah sebuah dinding es yang sangat tinggi. Di bantu oleh para penyihir lainya membuat dinding es itu sangat lebar.

Namun, kekuatan panah tersebut tidak sesuai perkiraan. Dinding es tersebut meledak kemudian hancur.

"Sheria! Fokus! Jangan sampai terluka," ucap Kine sambil loncat ke atas dengan sangat tinggi.

"Baik, maju!" balas Sheria kemudian menggunakan sihir pendukung tipe area. Seketika seluruh prajurit lari kedepan dan maju dengan sekuat tenaga.

"WIND STROM!" Kine mengeluarkan sebuah tongkat sihir tingkat S biasa. Kemudian merapal sihir tingkat tinggi, namun di paksakan agar tidak memiliki jeda rapalan.

Tornado angin yang di ciptakan Kine langsung menghisap semua panah yang berada di langit ke dalamnya. Lalu, tornado itu bergerak maju ke arah para prajurit pemberontak yang juga ikut maju. Beberapa saat kemudian, tongkat sihir yang di pegang Kine langsung berubah menjadi abu karena di paksa menggunakan sihir tingkat tinggi tanpa jeda rapalan.

"Steph wind!" Kine membuat pijakan di langit.

"Intermediate Secret Art. Win Elemen! Flash!" Kine kemudian menggunakan pijakan tersebut sebagai dorongan agar maju kedepan dengan sangat cepat.

Di saat tornado angin tersebut hampir mengenai pada prajurit pemberontak. Tiba-tiba saja sebuah petir yang sangat besar menyambar inti tornado. Seketika ternado tersebut meledak dan semua panah tadi menancap di tanah.

Hal tersebut sudah di perkirakan Kine. Saat efek debu dari ledakan tornado itu menutupi pandangan. Tiba-tiba saja Kine berlari dengan sangat cepat dan sudah berdiri di tengah-tengah semua prajurit musuh.

Para pemanah dan penyihir langsung menembakan serangan mereka ke atas. Kine pun menghilangkan pijakanya, dan jatuh kebawah.

"Sevent Forbidden Technique. Teknik pertama! Bursting Ogre!" Kine jatuh dengan cepat kebawah sambil di selimuti dengan api, yang terlihat seperti sebuah metode akan menghantam tanah.

Dan buumm!

Ledakan di tengah-tengah prajurit para pemberontak terjadi. Hal itu sekaligus memulai pertempuran para paladin dari kedua belah pihak yang saling menebas menggunakan pedang.

Kine saat ini dalam posisi terkepung. Dengan cekatan para pemberontak membekukan kaki Kine. Dan dari atas kumpulan paladin muncul menyerang Kine dengan sekuat tenaga. Namun Kine hanya tersenyum.

"Thrust Blast!" Kine menghilang berubah menjadi cahaya, yang menghilangkan semua efek debuff dan stunt. Sambil menebas lurus yang membunuh hampir 100 orang sekaligus.

Para prajurit musuh kaget, namun mereka selalu siaga. Baru saja Kine berdiri ia sudah di sambut dengan 2 buah bola api besar dan 5 buah tombak es yang dengan cepat menghantam ke arahnya.

"RePlace," ucapnya pelan. Lalu ia bertukar tempat dengan salah satu penyihir yang merapal sihir tersebut. Otomatis mereka membunuh temanya sendiri.

"Sevent Forbidden Technique. Teknik Ke tiga. Circle Of Dead!" Tiba-tiba saja dari dalam tanah muncul sekumpulan pedang yang berputar dengan sangat cepat dan bisa memotong apapun. Putaran tersebut semakin membesar dan pedang di dalam putaran itu semakin lama semakin banyak. Skill tersebut terus berputar hingga mencapai jangkauan 250 meter. Yang langsung membelah 1.500 prajurit biasa dan 500 penyihir menjadi dua bagian.

Di saat yang sama, seseorang dari atas menggunakan sepasang belati berwarna ungu jatuh dengan sangat cepat sambil berniat membelah Kine menjadi dua.

Kine otomatis menghindar kemudian mengeluarkan pedang barunya dan membalas serangan tersebut. Orang tersebut menangkisnya. Mereka berdua kemudian sama-sama mundur untuk memikirkan gerakan selanjutnya.

"Eh! Ra-rambut ungu? Tidak. Orang tersebut tidak mungkin dia. Namun, masih ada kemungkinan." Kine kaget melihat orang yang menyerangnya. Orang tersebut mengenakan sebuah jubah hitam dan sebuah topeng, kemudian saat serangan balasan tadi membuat tudung jubahnya terbuka dan memperlihatkan rambut ungunya yang indah.

**

"Team A-4 bergerak ke depan! Lindungi team C-7! Team penyihir B! Tembakan bola api. Tema penyihir D hati-hati jangan gegabah dan maju!" Lysa yang berada di atas langit menggunakan sihir wind Steph ciptaan Kine sambil menggunakan sihir anti deteksi. Mengkontrol semua prajurit dan strateginya menggunakan telekinesis yang di pasangkan ke seluruh prajuritnya.

Sedangkan di sisi lain.

Crank!

Pedang Sheria beradu dengan salah satu paladin. Kemudian sebuah anak panah terbang ke kepala orang tersebut.

"Kaka, hati-hati," Ucap Hida kemudian langsung mengarahkan panahnya ke orang-orang yang berniat menyerangnya.

"Terima kasih ya, aku tertolong," balas Sheria kemudian langsung melanjutkan menebas musuh-musuhnya.

**

"Triangle Offence!" Wanita yang menggunakan topeng Tersebut tiba-tiba saja berubah menjadi tiga. Kemudian menyerang Kine dengan sangat cepat dari tiga sisi.

"Absolute Barrier!" Tercipta sebuah pelindung berkilau di sekitar Kine.

Crank!

Ketiga pedang tersebut tertahan oleh pelindung Kine. Kine dengan cekatan langsung loncat mundur. Dan keluar dari segitiga yang sangat berbahaya tersebut.

Namun, di saat Kine mundur. Para pemberontak lainya malah berniat membantu wanita itu dan menyerang Kine.

Kine yang merasa kesal berbalik kemudian melemparkan sebuah bola yang bercorak lava ke arah kumpulan orang yang berniat menyerangnya.

Dan, bum!

Terjadi sebuah ledakan besar yang membunuh puluhan orang.

"Apakah kalian bodoh! Kalian bukan lawan orang ini. Mundur!" teriak wanita tersebut ke arah pasukannya.

Mendengar suara tersebut, Kine tertegun.

"Apa! Suara ini, ada yang tidak beres di sini." Kine kemudian langsung mengeluarkan pedang lainya. Karena pedang yang sebelumnya sudah hancur. Kemudian menggunakan Thrust Blast secara paksa ke arah wanita tersebut yang masih menatap para prajuritnya.

Zabs!

Tidak semudah itu, wanita tersebut sudah sadar sejak awal dan kemudian berpindah tempat, karena terlalu singkat untuk memikirkan jarak, tiba-tiba ia berada di atas para prajurit kerajaan. Yang berarti pasukan musuh baginya

"Tidak semudah itu," balas wanita itu kemudian menatap punggung Kine.

"Apakah kau yakin? Tujuanku bukan menyerangmu loh." Kine membelakangi wanita tersebut sambil menyeringai. Ia saat ini berada di atas para pasukan pemberontak.

"Apa?" Secara perlahan, topeng wanita tersebut retak, kemudian pecah.

Di saat yang sama, Kine berbalik dan melihat wanita tersebut

"Sudah kuduga, sebenarnya kau ini Kanna. Dan kenapa kau melakukan hal yang seperti ini? Bukankah kau orang yang baik?" Kine memasang ekspresi sedih.

"Baik? Hah? Hahahaha! Jadi aku harus baik terhadap orang yang membunuh lelaki yang ku cintai begitu? Tidak akan! Aku pasti, tidak. Aku harus, harus membunuh si Bangs*t itu! Karena itu. Aku membutuhkan kekuatan yang lebih, dan lebih kuat! Aku harus menaklukan kerajaan terbesar ini sebagai pijakan awal ku untuk menyerang kelurga sialan itu." Kanna memasang ekspresi menyeramkan. Namun, yang lebih membuat Kine kaget adalah dia melakukan itu semua hanya untuknya.

"Oh ya, siapa kau ini? Kenapa kau tau sesuatu tentang ku? Apa kau mata-mata dari keluarga sialan itu?" Kanna menatap kesal ke Kine.

"Tidak, aku bukan." Kine tersenyum kecil.

"Apakah kau tidak mengenaliku?" Kine menatap Kanna.

"Siapa!?" Kanna masih saja memasang wajah kesal dan memasang hawa menyeramkan.

Kine, menghela nafas. Kemudian ia menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. Kemudian di gerakannya hingga mencapai kebelakang kepala.

"Apakah sekarang kau mengenalku." Kine menatap lembut ke Kanna.

Kanna, seketika kaget. Dia mamatung karena sangat bahagia. Perlahan, ia menjatuhkan belatinya.

Kanna dengan reflek menggunakan MOVE untuk muncul di depan Kine. Kemudian memeluk Kine erat. Reflek, Kanna menangis begitu kuat.

Disaat itu juga, semua orang yang sedang dalam pertempuran terdiam. Mereka semua fokus ke Kine dan Kanna yang pertempurannya sangat luar biasa. Namun tiba-tiba saja hening, yang lebih membuat kaget lagi. Mereka semua melihat pemimpin kubu pemberontak, dan pemimpin dari kubu kerajaan berpelukkan.

"Kine, Kine, Kine, Kine, syukurlah kau masih hidup." Kanna memeluk erat Kine sambil perlahan meneteskan air mata saking bahagianya.

"Ya, aku masih hidup." Kine balik memeluk Kanna.

Kanna kemudian menggesek-gesek kepalanya di dada Kine saking bahagianya.

"Hehe. Akhirnya aku bisa memelukmu lagi. Kali ini, aku bersumpah akan melindungimu Kine. Walau itu harus melawan takdir aku akan melawanya. Aku sangat merindukanmu." Kanna kemudian mendongakkan kepalanya ke atas, dan menatap wajah Kine sambil memberikan Kode.

"Ya-yah, sepertinya aku juga sangat merindukanmu." Kine kemudian mencium Kanna. Kanna terlihat sangat bahagia.

"Eeehhh!!?" Sheria, Hida, dan Lysa terlihat sangat kaget. Bukan hanya mereka bertiga, tapi seluruh pasukan juga merasakan hal yang sama.

"Hey, Kine. Kalau begitu, sekarang bagaimana jika kita melanjutkan mengambil alih kerajaan ini?" Kanna menatap Kine lembut.

"Eh! Kukira kau sudah menyerah Kanna, tidak tidak. Kita harus mengehentikan ini semua." Kine menggelengkan kepalanya.

"E-eh! Walaupun kau masih hidup dan itu sangat membuatku bahagia. Namun itu masih belum cukup mengatasi kekesalanku ke keluarga sialan itu. Aku akan menamparnya dan kemudian membuatnya berlutut meminta maaf karena sudah menyakitimu." Kanna mengucapkan kalimat panjang sambil menatap kosong ke arah Kine.

"Hey! Kanna! Sudah hentikan itu!" Kine kemudian memegang kedua pundak kanna dan mengguncangkan tubuhnya karena ia mulai lepas kendali.

"Eh? Ka-kau? Membentakku? Kine, Kine membentakku? Apakah ini nyata? Kine membentakku. Tidak ini tidak nyata. Pasti ada alasannya ada alasannya." Kanna kemudian menuduk sambil mengucapkan kalimat yang sama berulang-ulang dan memasang hawa yang menyeramkan.

"Ah, sialan! Aku ceroboh!" Kine berbicara dalam hatinya sambil merasa menyesal.

"He-hey, Kanna. Su-sudahlah, kita hentikan saja ini semua. Ya?"

"Hentikan, hentikan? Hentikan ya? Ah iya! Pasti ada sesuatu dari kerajaan itu yang membuatmu membela mereka, bukan hanya itu. Kau bahkan berani membentakku. Siapa? Apa? Siapa? Apa? Siapa? Apa?" Kanna kemudian berbalik dan menatap pasukan kerajaan. Ia melirik kesana kemari dan mencari informasi dengan sangat akurat.

"Sialan! Gawat, gawat, gawat! Ini sangat gawat!" ucap Kine di dalam hati berniat memegang tangan Kanna.

"Ah, iya, aku ingat tadi saat pembukaan ada seorang wanita yang berdiri di belakangmu. Jangan-jangan dia yang membuatmu seperti ini?" Kanna kemudian berbalik lagi menatap Kine dengan tatapan menyeramkan. Di saat yang sama Kine kemudian memegang kedua tangan Kanna.

"He-hey, bukan seperti itu. Tenang okey tenang ya."

"Melihat ekspresimu Kine." Kanna kemudian melepaskan pegangan tangan Kine. Kemudian ia tersenyum dan memegang pipi Kine dengan lembut.

"Tebakanku benar. Kan? Jadi, biar kali ini kuberitahu. Apa yang akan terjadi jika kau berani selingkuh dariku ya? Sayang." Kanna tersenyum dengan lembut. Dia terlihat sangat cantik saat itu. Tapi hawa membunuhnya sangat kuat dan menekan semua prajuritnya di bawah. Kanna kemudian menggunakan Move dan berpindah 3 meter di depan Kine.

"Kanna hentikan!" Kine kemudian berlari maju dan memperlebar Wind Stepnya. Ia mencoba menggapai Kanna, namun semuanya telah terlambat. Kanna telah menghilang.

"Sialan!" Kine kemudian fokus ke tempat di mana Sheria berada. Disaat yang sama. Kanna sudah muncul di udara sambil memegang belatinya menghantam tajam ke bawah.

"RePlace!" Kine seketika bertukar tempat antara Sheria dan dirinya. Kine kemudian mengeluarkan pedang tingkat S lainya. Kemudian menahan serangan Kanna.

Zabs!

Terjadi sebuah ledakan hebat.

Pedang tersebut perlahan-lahan retak.

"Apa!? Sekuat apa kanna!"

Namun, di saat Kanna sudah tau bahwa itu adalah Kine. Kanna menghentikan serangannya, akhirnya Kine tidak jadi terluka.

"Sa-sayang, ka-kau melindunginya? Kau melindunginya kan!"

"Tidak! Aku hanya membuat ini semakin buruk! Aarrghh! Aku benci dengan reflek tubuhku." teriak Kine di dalam hati menyesali keputusannya.

"Tidak bisa di maafkan, tidak bisa di maafkan! Tidak bisa di maafkan! Membunuh si bit*hi itu saja tidak cukup. Aku akan menghancurkan kerajaan ini. Ya kerajaan ini sampai Tidak bersisa." Kanna memasang tatapan kosong sambil memancarkan hawa membunuh. Kemudian ia berteleportasi kembali ke depan pasukannya.

"Ka-kanna," panggil Kine pelan.

Tepat di saat yang sama. Kanna melempar sebuah artefak ke atas. Kanna kemudian menggigit jempolnya hingga berdarah dan kemudian menulis sebuah Rune sihir di udara. Artefak Tersebut kemudian bercahaya dan kemudian meledak. Dari dalam situ keluar enam orang jendral iblis yang tersisa. Mereka di kurung oleh Kanna di dalam Artefak tersebut. Dan mereka terus menerus di siksa hingga menjadi stress dan kehilangan akal sehat. Hingga yang dipikiran mereka hanya menghancurkan, balas dendam, dan membunuh.

"Eh! Apa?" Kine membeku kaget.

"Hancurkan seluruh istana ini," ucap Kanna singkat.

Seketika ke enam jendral iblis lainya melesat kedepan dengan sangat cepat dan menyiapkan skill menyerang yang area.

>>Bersambung<<

~Higashi