Terlahir Kembalinya Dua Orang Penyihir
Chapter 30,1 : Pemberontakan.
Kine berlari dengan sangat cepat. Hanya butuh 3 menit untuk ia sampai di akademi. Namun, yang di lihatnya adalah, akademi tersebut sedang di hancurkan dan di bakar oleh orang-orang yang sedang terbang di atas akademi. Mereka mengenakan jubah hitam yang pekat. Namun, beberapa saat setelah kedatangan Kine. Kine yang baru belum melakukan apapun. Orang-orang itu sudah pergi dari atas akademi.
"Apa, Yang terjadi? siapa mereka!?" Kine kemudian langsung mengaktifkan sihir pelindung. Dan lari masuk kedalam akademi yang sedang terbakar dimana-mana.
Kine melihat-lihat sekitar. Yang di lihatnya hanyalah mayat para murid yang bertebaran di seluruh akademi. Kine pun lari dan berteriak apakah ada orang yang masih hidup. Dan, beruntung. Masih ada yang hidup.
"D-di, bawah sini," ucap wanita itu pelan.
Dibawah sebuah batu yang sangat besar, ada seseorang yang sedang menahan batu tersebut menggunakann kekuatan Iblis. Dia adalah wanita yang waktu itu diperhatikan Kine. Kine langsung mengangkat batu tersebut dan membuangnya.
"Apakah kau baik-baik saja?" Kine mengulurkan tangan ke wanita itu.
"Y-ya, aku baik-baik saja. Terima kasih." Wanita tersebut mengangmbil tangan yang di ulurkan Kine. Kine lalu menariknya ke atas.
"Uhuk, uhuk, uhuk." Wanita tersebut batuk-batuk karena asap kebakaran tersebut. Kine yang menyadari itu langsung memperluas pelindungnya agar asap dan api tidak mengenainya.
"Hey? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Kine bertanya sambil kebingungan.
"Ke-kemarin, telah terjadi sebuah pemberontakan dari para bangsawan. Lebih dari 200 bangsawan telah memberontak untuk menjatuhkan raja saat ini. Waktu itu, salah seorang dari mereka datang kesini untuk bertanya apakah kita akan ikut memberontak? Dan kami semua menjawab tidak. Mereka seketika langsung menghancurkan akademi ini." Wanita itu menjawab dengan lemas. Dia terlihat sudah berjam-jam menahan batu besar tersebut. Akhirnya ia kelelahan karena kehilangan terlalu banyak mana. Di samping itu juga dia terlalu menghirup banyak asap.
"Hoy, hoy, hoy. Jangan bilang kalau si sialan Lein itu belum jera dan menjalankan rencana skala besar."
"Eh? Memangnya kau tau sesuatu tentang ini?"
"Ah, tidak lupakan." Kine melirik wanita itu.
"Perfect heal. Transfer mana." Kine langsung menyembuhkan wanita tersebut dan mengisi ulang manannya dengan mana milik Kine.
"Eh?" Wanita tersebut kaget dan melihat kedua tangannya. Dia merasakan tubuhnya kembali berenergi.
"Baiklah, sepertinya aku harus kembali ke istana untuk mencari informasi tentang ini." Kine melihat ke atas. Sambil melacak lokasi Rune teleportasi yang di buatnya malam itu.
"Eh? Terima kasih untuk penyembuhannya, tapi. Istana? Sebenarnya kau siapa?" Wanita tersebut menatap Kine dengan mata kebingungan.
"Ah, simplenya adalah. Orang yang pernah menyelamatkan rajanya." Kine tersenyum menatap langit, dia akhirnya mendapatkan lokasi dimana Rune teleportasi miliknya terakhir kali.
"Oke, mungkin ini saatnya aku pergi."
"Eh, tunggu-." Wanita tersebut mengulurkan tangannya kedepan mencoba mengambil tangan Kine. Tapi terlambat, Kine sudah menghilang terlebih dahulu.
**
Kine muncul di dalam kamar yang di sediakan untuknya waktu itu. Kemudian ia melirik sekitar, dan mendengar ada keributan yang sangat luar biasa di luar ruangan ini.
Kine berjalan ke pintu, dan membukanya, ia pun keluar. Kemudian ia melirik ke kiri dimana asal keributan itu berasal. Dan karena pintu ruangan itu sangatlah besar serta megah. Kine yakin itu adalah ruangan pertemuan atau aula.
"Silence eye," ucap Kine pelan. Kemudian ia melihat tembus pandang ke pintu tersebut. Terlihat ada puluhan bangsawan yang berada di bawah terlihat cemas. Dan ada seseorang yang berada di lantai dua menatap ke semua orang sambil mencoba menenangkannya. Kine ingat bahwa itu adalah dan putri mahkota, dan ada 2 putri lain di sampingnya yang terlihat cemas dan ketakutan.
Kine melirik kesana kemari, mencoba mencari sang raja. Namun sang raja tidak dapat ia temukan. Kine pun melirik ke pojok kanan atas, dimana di sana terdapat sebuah ruangan. Terlihat sang raja kembali terbaring lemah tak berdaya. Padahal ini baru seminggu lebih semenjak ia menyembuhkan sang raja, namun sang raja kembali di khianati.
"Move," ucap Kine singkat.
Tiba-tiba saja Kine muncul di belakang para putri kerajaan tersebut.
Puluhan bangsawan tersebut kaget, dan melihat ke Kine yang berdiri di belakang putri mahkota.
"Permisi, tuan putri. Bolehkah saya mengambil alih sebentar dari sini." Kine kemudian mengibaskan tangannya dengan lembut dan indah, sambil menunduk.
"Eh!?" Sang putri mahkota yang kaget langsung berbalik, kemudian mundur beberapa langkah.
"Kakak," kedua adiknya tadi langsung berlari kebelakang putri mahkota sambil ketakutan.
"Si-siapa kau ini? Kenapa kau bisa menggunakan sihir padahal sudah di pasang Rune anti sihir yang sangat kuat! Pasti kau memiliki tujuankan!?" Sang putri mahkota tersebut, walau terlihat ketakutan, dia tetap bisa bersikap tegas.
"Eh? Anda tidak mengenal saya?" Kine memiringkan kepalanya, Kine terlihat kebingungan. Harusnya ia sangat mengingat Kine.
"Siapa! Aku sama sekali tidak mengenalmu!"
>>Sistem<<
Tuan, saat ini rambut anda sedang di ubah warnanya serta wajah anda sedikit di perjelek.
<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>
"Ah, kau benar juga Tisa. Maaf aku lupa." Kine kemudian menaruh salah satu telapak tangannya ke mukanya. Kemudian di dorongnya ke atas hingga ke rambut, dan di geser hingga kebelakang kepala.
"Sekarang, apakah kau mengenalku?" Kine tersenyum.
Sang putri mahkota terdiam kaku selama beberapa detik.
"Pa-pahlawanku." Sang putri mahkota langsung berlari dengan cepat ke arah Kine. Dan memeluknya.
Kine kaget, kemudian Kine diam dan membiarkan dirinya di peluk. Karena mungkin sang putri sedang dalam keadaan tertekan.
"A-apakah sudah selesai tuan putri?" Kine menatap kebawah.
"A-ah, su-sudah." Sang putri kemudian mundur dan memalingkan mukanya. Ia merasa malu.
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Iya kenapa sang putri mahkota bersikap seperti itu?"
"Siapa lelaki itu?"
"Dan bagaimana dia bisa muncul tiba-tiba?"
Perbincangan dari para bangsawan di bawah membuat situasi kembali normal.
Kine kemudian menjawab sikap malu-malu putri dengan sebuah senyuman manis. Namun tak lama kemudian Kine langsung memasang wajah serius.
"Tuan putri, sebenarnya apa yang terjadi? Dan siapa dalang di balik semua ini? Apakah si Lein itu lagi?"
"Hummm, hunmmm." Sang putri menggelengkan kepalanya.
"Bukan, tetapi ini ulah orang lain lagi, aku tidak tau siapa. Yang pasti dia bisa menyegel jiwa ayahku, kemudian membawanya kabur sebagai ancaman dan peringatan," jawab sang putri pertama sambil menunduk sedih.
"Tunggu? Menyegel jiwa seseorang? Aku ingat ada seseorang yang bisa melakukan itu. Tidak, itu pasti bukan dia. Aku yakin." Kine berbicara di dalam hati sambil meyakinkan dirinya.
Namun, para bangsawan itu langsung berteriak protes dan marah-marah meminta kewajiban tentang keselamatan nyawa mereka. Kine yang terganggu merasa kesal.
"Tuan putri. Bisakah saya mengambil alih situasi ini sebentar."
"Eh? Pa-pastinya. Tapi, sebelum itu. Aku tidak ingin kau memanggilku putri lagi. Panggil aku dengan namaku, Sheria." Sheria memalingkan kepalanya sambil wajahnya yang memerah.
"Ah, baiklah kalau begitu." Kemudian Kine menatap dua gadis di belakang Sheria yang berdiri ketakutan sejak tadi.
"Lalu, siapa nama mereka berdua?"
Sheria kemudian berjalan dengan tenang ke arah mereka berdua dan menceritakan siapa sebenarnya Kine. Di saat mereka tenang, salah seorang maju memperkenalkan diri.
"Perkenalkan, namaku Hida, salam kenal tuan."
Kemudian yang satunya lagi ikut maju.
"Sa-saya, L-Lysa. Salam kenal."
Yang satunya tipe bersemangat dan yang satunya lagi tipe pemalu.
"Bagus." Sheria mengelus-elus kepala mereka berdua sambil tersenyum.
"Baiklah, dari sini aku yang akan mengambil alih." Kine maju ke ujung balkon.
"Perhatian semuanya!" Teriak Kine yang suaranya langsung menggema di seluruh ruangan.
Ruangan hening beberapa saat.
"Baiklah, mulai sekarang saya yang akan mengambil alih dan menangani semuanya." Mendengar itu, seluruh ruangan langsung kembali heboh.
"Hah! Lu siapa emang?"
"Apaan sih! Anak sore kemaren aja sok-sokan berkuasa!"
"Lu punya kuasa apaan woy!"
"Gausah bacot! Lu siapa!"
Kine menanggapi itu semua dengan terdiam, ia kemudian menutup matanya. Dan memfokuskan dirinya untuk menggunakan skill ....
"Death Time," ucap Kine pelan. Seluruh ruangan pun langsung terdiam. Mereka memegangi leher dan bagian tubuh masing-masing. Mereka semua melihat bagaimana bayangan Kine akan membunuh mereka. Dari yang memenggal kepala, membelah tubuhnya menjadi dua. Menusuuk jantungnya. Dan lain-lain.
"Tu-tuan. Aku tidak bisa bernapas." Tiba-tiba saja dari belakang Sheria dan kedua adiknya tertunduk lemas.
Padahal Kine mencoba menekan skillnya agar hanya bagian depannya saja yang terkena efek skill Tersebut. Namun itu juga memiliki efek kebelakangnya. Walau bukan semenyeramkan terbunuh. Mereka hanya tertekan akibat hawa membunuh yang di lepaskan Kine Alhasil mereka tidak bisa bernafas.
Kine yang sadar langsung menghentikan skill nya. Orang-orang sudah terjatuh dan terbaring di lantai. Dan kebanyakan dari mereka langsung mengompol akibat skill Tersebut.
>>Pemberitahuan<<
Gp meningkat:
+345
+723
+134
+942
+323
+657
+245
+576
+134
~
~
~
≠≈≈≠≈≈≠≈≈≈≠≈≈≠≈≈≠≈≈≠
"Sekarang? Adakah yang ingin bertanya lagi." Kine tersenyum sambil mengulurkan hawa membunuh.
"Ti-tidak."
Kine kemudian menghela nafas, ia pun bertanya ke Sheria.
"Hey? Kapan para pemberontak itu akan sampai dan menyerang istana?" Kine melirik kebelakang sambil menatap ketiga Kaka beradik tersebut.
"I-itu, menurut penelitianku. Harusnya mereka akan sampai sekitar 6 jam dari sekarang." Lysa yang pemalu tetapi sangat pintar menjawab pertanyaan Kine.
"Hummm, itu berarti penyerangan akan di mulai saat malam hari ya." Kine memegang dagunya sambil berfikir.
"Apakah kau sudah mendapatkan ide?" tanya Sheria dari belakang.
Kine mengangkat salah satu ujung bibirnya.
"Ya."
"Perhatian semuanya! Bawa seluruh prajurit yang ada pada kalian ke barisan depan pagar istana. Dan totalkann semua jumlahnya! Aku akan mencoba membuat perisai untuk melindungi istana. Bergerak sekarang!" Para bangsawan yang terlihat menyebalkan itu langsung berlarian keluar ruangan.
"Tu-tuan. Apakah kita bisa menang?" Hida yang biasanya semangat menunduk sedih yang di sertai dengan ekspresi cemas.
"Ah, tenang, aku ada di sini. Panggil saja kakak, atau bang Kine. Dan untukmu panggil nama saja." Kine melirik ke Sheria setelah menunduk dan tersenyum ke arah Hida.
"Maaf, aku tidak bisa menyembuhkan ayahmu. Karena sekarang jiwanya sedang terperangkap di sebuah alat penyegel. Karena itu, kita saat ini harus menang!" Kine menggenggam erat.
>>Sistem<<
Tuan? Anuu, itu.
Ini tentang kepribadian tuan saat ini. Apakah tuan yakin tidak akan mengamuk nanti? Bagaimana jika tuan lepas kendali dan menghancurkan segalanya yang tuan lihat?"
<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>
"Ah, Tisa. Terima kasih untuk perhatian mu. Tapi tenang saja, kupikir kejadian seperti itu tidak akan terjadi," balas Kine di dalam hati.
>>Sistem<<
Tapi tuan,
Heuh.
<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>
**
5 jam kemudian.
25.000 prajurit sudah bersedia di depan gerbang istana sebagai pertahanan, dimana 5.000 dari mereka adalah penyihir yang menggunakan bola api untuk menyerang para prajurit dari jarak jauh, dan sisanya adalah paladin.
Kine dengan santai berjalan ke paling depan semua prajurit tersebut, bersama sang putri mahkota, Sheria di belakangnya yang menggunakan sihir pendukung. Hida sebagai Archer dan Lysa sebagai pengatur formasi.
Sambil berjalan, Kine merubah warna rambut dan mukanya seperti di saat ia berada di akademi.
"Jadi. Apakah kalian semua sudah siap?"
"Si-siap, tapi kenapa masih belum ada orang?" Jawab seorang jendral dari pasukan di sebelah kiri Kine.
"Itu karena," Kine tersenyum.
Di saat Kine tersenyum 5.000 penyihir tersebut membuka pertempuran dengan melempar semua bola api dan sihir es kedepan.
Di saat Hampir mencapai tanah sekitar 1.000 meter di depan, tiba-tiba saja tercipta sebuah pelindung anti sihir yang melindungi seluruh pasukan mereka. Bukan hanya itu, bahkan pasukan mereka ada lebih dari 90.000 yang dimana berarti sihir pelindung tersebut sangat lah luas, dan Kine Hanya melihat satu sumber dari sihir pelindung tersebut menggunakaan silance eye.
"Apa!?" Kine kaget.
Di saat yang bersamaan, keberadaan musuh telah di ketahui.
>>Bersambung<<
~Higashi