Chereads / The Reincarnation of Two Witch / Chapter 11 - Chapter 15: Teman baru?

Chapter 11 - Chapter 15: Teman baru?

Terlahir kembalinya dua orang penyihir

Chapter 15: Teman Baru?

<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>

Status Kine:

Nama: Kinessis

Ras: Manusia

Umur: 17 tahun

HP(Health Point): 540/540

MP(Mana Point): -/-

Kekuatan: 2% dari kehidupan sebelumnya

Attack: 50 (tanpa Equipment)

Magic Attack: (tidak diketahui)

>Skill aktif :

-Body Regeneration

-Ruang Dan waktu

-Fly

-Rapalan Tanpa Suara

-Move

>Skill pasif:

-kosong

>Penyimpanan

-Blade magic x1

-Potion Pembawa kehidupan 2x

Uang: —

GP: —

<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>

Kine sekarang sedang berfikir keras di dalam kamarnya. Sambil duduk di atas kasur, ia berfikir bagaimana ia akan mengejutkan semua orang? Sementara ia sudah tidak memiliki sihir menyerang di atas tingkat 2. Argh!!

"Sistem, apakah ada sebuah misi untuk mendapatkan GP terlebih dahulu? Misi yang tidak mamakan banyak waktu?" tanya Kine sambil berfikir serius

>> Sistem <<

Mencari <•>

Di dapatkan, misi:

-Mendapatkan barang yang langka dari pasar di luar Akademi

Hadiah: 50 Gp

Apakah Tuan ingin menerimanya?

<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>

"Eh? Pasar? Di luar Akademi? Ouh ya, aku belum mengetahui lokasi Akademi ini di mana. Aku akan menanyakannya pada Kanna." Kine langsung bangun dari kasur dan mencari Kanna. Dia pun berniat merapatkan skill teleportasi. Tapi, dia sudah tidak memilikinya.

Kine menghela nafas panjang, sesaat kemudian ia mengukir sebuah lingkaran sihir di depannya. Sesaat kemudian Kine menempelkan lingkaran sihir itu di atas dahinya.

"Ummm, Kanna? Bisakah kau mendengarku?" ucap Kine yang masih mencoba sihir telepati miliknya.

" Eh! Iya, ada apa kine?" jawab Kanna yang agak tersentak.

"Ummm, apakah kau sibuk nanti sore?" tanya sambil berjalan menuju jendela dan melihat keluar.

"Ummmm, mari kita lihat." Kanna pun mengecek jadwal miliknya.

"Tidak, tidak sibuk. Memangnya kenapa Kine?" tambah Kanna yang lalu menutup buku harian milikinya.

"Bisakah kau mengajakku berkeliling ke luar akademi? Aku belum mengenali daerah di sekitar sini. Sekaligus, kita ... ummmm ... Kencan mungkin," ucap Kine sambil menggaruk-garuk pipinya yang memerah.

"Aaaaaahh!! Te-tentu saja. Kita belakangan ini belum bisa berduaan lama kan. Tentu saja tidak ada salahnya kita berkencan. Dan juga kita belum pernah berkencan selama di kehidupan ini. Aaaaa ... oke tunggu aku di dekat gerbang akademi." Kanna langsung memutuskan telepati miliknya karena salah tingkah.

"Haaah, Kencan ya? Sudah lama aku tidak merasakannya. Kali ini aku harus membuat Kanna tertawa, agar aku tidak menyesalinya nanti." Kine berbicara kepada diri sendiri. Sambil menatap ke atas, ia berharap bisa Membuat Kanna bahagia.

**

Sore Harinya~

Kine pun datang ke gerbang. Sambil mengenakan baju kemeja putih polos dan dasi merah yang dipakai sedikit longgar. Memakai celana jeans hitam serta gelang di tangan kirinya (gelangnya termasuk item sihir) dan juga jam tangan di tangan kanan nya.

"Eh? Kanna? Bukankah kau terlalu cepat 15 menit?" tanya Kine setelah sampai di gerbang lebih awal. Tapi dia malah melihat Kanna yang sudah bersandar di gerbang menunggu Kine.

"Yah, ummm. Mungkin karena aku terlalu bersemangat," jawab Kanna yang mengenakan sebuah baju berwarna Ungu. yang sangat serasi dengan rambutnya, dan memakai sebuah rok sedengkul yang membuatnya semakin sempurna.

"Yah, melihatmu dengan baju yang berbeda. Itu membuatmu terlihat lebih cantik," puji Kine sambil tersenyum.

"Yah, ummm. Makasih, tidak sia-sia aku memilih baju berjam-jam tadi untuk mendengar kalimat itu," jawab Kanna sambil sedikit memainkan ujung rambutnya dan menatap kesamping.

"Eh?" Kine agak bingung mendengar hal itu.

"Su-sudah ayo berangkat." Kanna langsung berjalan ke arah Kine dan memeluk tangan kanan nya. Lalu menarik tangan Kine keluar dari Akademi.

"Lalu? Tempat seperti apa yang ingin kau kunjungi Kine?" tanya Kanna yang memeluk tangan Kanan Kine.

"Ini dia, aku bingung harus kemana terlebih dahulu. Aku belum terbiasa dengan seorang perempuan. Dan ini pertama kalinya kami berkencan. Tempat seperti apa yang harus kami kunjungi? Jika langsung ke pasar barang antik mungkin itu akan merusak nama baikku. Bagaimna dengan minum teh?ya mungkin itu pilihan yang terbaik," gumam Kine di dalam hati memikirkan rencana terbaik

"Ummm, bagaimana dengan kita mulai ke toko teh (kafe)?" jawab Kine setelah berfikir keras.

"Hummm, Toko teh, ya. Kalau begitu toko teh yang paling enak ...." Kanna memegang dagunya dan berfikir.

"Ikut aku." Kanna langsung menarik tangan Kine. Sambil menunjuk-nunjuk sekitar.

"Ummm. Aku tidak menduga bahwa di sekitar sini juga ada banyak orang," ucap Kine sambil melirik sekitarnya. Dia melihat berbagai fasilitas-fasilitas yang lebih maju daripada ditempatnya dulu.

Mereka berjalan berdua sambil bergandengan tangan. Beberapa kali mereka sambil bercanda, lalu tertawa.

"Ouh ya, kita sudah sampai di toko teh paling terkenal di sini," ucap Kanna sambil menunjuk ke sebuah toko yang bertingkat 3 dan sangat mewah. Di depan pintu sudah terlihat bahwa ada beberapa pelayan wanita dan laki-laki yang ingin membukakan pintu masuk.

"Sungguh mewah. Ayok masuk," balas Kine sambil tersenyum dan berjalan masuk.

"Okey, ayo," respon Kanna.

Mereka berdua pun masuk kedalam dan para pelayan di sana menyambut mereka dengan baik. Mereka pun mengantarkan Kine dan Kanna ke meja biasa di lantai 1. Kine dan Kanna duduk di sekitaran ujung kanan. Setelah duduk Mereka memesan menu.

Mereka yang duduk berhadapan saling menatap.

"Hey, kine? Apakah kau menikmati saat-saat bersamaku?" Kanna bertanya sambil menyangga dagunya dengan tangan nya dan menatap Kine.

"Hei. Tentu saja aku sangat menyukainya. Sudah sangat lama sejak terakhir kali kita pergi berduaan kan?" jawab Kine sambil membalas senyum kanna

"Yah, kau benar, hehehe ... Eh tunggu." Kanna merasa senang dengan jawaban Kine. Tapi tiba-tiba ia mendapatkan telepati dari Nala.

"Hey, kine. Tunggu sebentar ya. Aku harus menjelaskan sesuatu Pada Nala." Rupanya Kanna pergi dari sekolah tanpa permisis dulu kepada para pelayannya. Sehingga mereka mengira bahwa kanna menhilang. Kanna pun bangun dari meja dan berjalan ke kamar mandi untuk menemukan tempat yang tenang.

"Ah, baik. Jangan lama-lama," jawab kine sambil berfikir kapan ia harus pergi ke toko barang antik. Untuk menyelesaikan misinya.

Di saat-saat Kine sedang merenung menatap ke depan sambil berfikir. Tiba-tiba saja datang laki-laki membawa 3 orang bersamanya menggebrak meja Kine.

"Hey! Awas. Ini kursi favoritku. Kau harus segera pergi dari sini!" ucap laki-laki tersebut yang berlagak sok kuat.

"Itu benar, sampah! Pergi kau dari situ!" tambah bawahannya.

Kine. Dengan datar mengalihkan pandangannya ke mereka.

"Aku sudah duduk di sini terlebih dahulu. Kau saja yang mencari kursi yang lain," respon Kine dengan nada datar.

"Kau! Tidak tau siapa aku. Hah?" teriak orang itu lagi.

"Ya, benar. Perkenalkan. Dia adalah Diva, anak dari salah pemimpin pulau di bagian barat ini," ucap 3 orang lainya sambil dengan bangga mengatakanya.

"Lalu? Ada apa dengan itu? Aku tidak peduli," tambah Kine lagi, lalu mengalihkan pandangannya. Dan menganggap mereka hanya semut yang berbicara.

"Ck! Jika itu maumu. Kalian bertiga, beri dia pelajaran," perintah Diva. Orang-orang itu pun mengepalkan tanganya dan menuju Kine.

"Ck. Sangat tidak menarik." ucap Kine pelan, tiba-tiba ....

>> Peringatan <<

Hawa permusuhan Telah terdeteksi dengan sangat sangat jelas. Memulai misi darurat

>> Misi darurat perlindungan diri Telah di mulai

Misi: Kalahkan 3 orang yang ingin menghajarmu

Proses: 0/3

Hukuman jika anda gagal menyelesaikanya: Anda akan dibawa ke puncak gunung berapi dan harus melawan naga api yang mendiami puncak gunung tersebut

Hadiah jika menyelesaikan misi:

70 Gp

Box Reward Acak 2x

Misi di mulai

<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>

"Hoy, hoy, hoy!! Kenapa di saat-saat seperti ini? Kenapa? Aku baru saja ingin bersenang-senang dengan Kanna!" teriak Kine dalam hati sangat kesal.

"Ah, sudahlah. Jika keinginan kalian begitu," ucap Kine pelan.

"Move." Seketika Kine muncul belakang mereka bertiga.

Kine pun menggunakan tinju kanan nya untuk menghantam leher kanan salah satu dari mereka. Dua orang lainya kaget. Lalu langsung mengarahkan tinjunya ke arah Kine. Kine yang sudah sangat berpengalaman pun menahan tinju mereka berdua dengan santai. Lalu memukul perut mereka berdua hingga terbang beberapa meter kebelakang dan menghantam meja tamu lainnya. Tamu-tamu yang lainya pun langsung berteriak.

"Hummm. Aku tidak menyangka. Bahwa kau adalah orang yang bisa memakai sihir. Tapi bukan cuman kau!" teriak Diva sambil menyodongkan tanyanya ke depan. Lalu merapal sebuah bola api. Yang besarnya 2 kali lipat dari kepala Diva.

"Hoy, hoy! Jangan bercanda!! Jika kau menembakkan itu di sini, kau akan mengenai orang lain!" teriak Kine mencoba menghentikan Diva.

"Aku tidak peduli. Terima ini. FIRE BALL!" teriaknya. Lalu bola api itupun terbang ke arah Kine dengan kecepatan tinggi.

"ck! Jika aku menghindar. Orang-orang di belakangku akan terkena efeknya. Terpaksa aku melakukan—." Kine berbicara dalam hati. Tapi sebelum bola api itu mencapai Kine. Seseorang menahan bola api itu dengan tangan kanannya

"Hey! Siapa yang memberimu izin menggunakan sihir di toko Favoritku!" teriak seorang perempuan berambut abu-abu dengan elegan menahan bola api itu. Kemudian meremasnya dan bola api itu berubah menjadi debu.

"Ka-kau? Pu-putri yuna? Kenapa anda di sini? Bukankah sekarang harusnya anda ada di benua ketiga?" ucap Diva sambil panik dan agak gemetar.

"Apakah? Aku tidak boleh pergi jalan-jalan?" ucap Yuna sambil memberishan bajunya yang agak kotor. Lalu menatap rendah Diva.

"Ck! Hari ini kau lolos. Tapi lain kali, aku tidak akan membiarkanmu." Diva lalu mengajak bawahanya pergi.

"Yah. Bukanya ada hal yang harus kau ucapkan?" ucap Yuna sambil berbalik menghadap Kine. Dengan rambut silver yang mengkilat ketika terkena cahaya. Badan nya yang bagus serta berbentuk. Dan matanya yang biru. Dia adalah idola para lelaki.

Tapi, Kine dengan datar dan tanpa menatapnya. Berkata singkat

"Yah, terima kasih. Tapi walau kau tidak menahannya. Aku bisa mengatasi itu sendiri," balas Kine singkat. Kemudian berjalan mendahului Yuna berniat kembali ke kursi

"HEY? Bukankah kau agak terlalu sombong, seseorang yang hanya bisa menggunakan 'MOVE'. Jika aku tidak menahannya kau pasti akan terluk parah," tambahnya kembali melihat Kine. Agak kesal.

"Kau, terlalu merendahkan orang lain. Dan meninggikan diri sendiri," respon Kine yang melirik sedikit dengan hawa membunuh

Seseorang pun buru-buru menghampiri mereka berdua.

"Hey! Tadi aku mendengar keributan. Apakah terjadi sesuatu di sini Kine?" Kanna berjalan ke arah Kine sambil terlihat khawatir.

"E-eh? Kanna?" ucap Yuna agak Kaget.

"Yunna?" balas kanna bingung.

Kine pun memotong mereka berdua.

"Ayo pergi dari sini, aku sudah tidak mood lagi minum teh. Maaf sudah merusak kencan kita," balas Kine yang berjalan ke arah pintu keluar.

"Eh? Kencan? Denganmu Kanna? Maksudnya apa?" tanya Yuna terlihat sangat kebingungan. Kine pun semakin dekat dengan pintu keluar.

"Yah. Aku akan menjelaskanya nanti. Tapi tidak sekarang. Maaf aku pergi dulu," tambah Kanna yang berlari kecil menyusul Kine.

"Eh? Ada apa sebenarnya ini? Kenapa Kanna sangat menuruti laki-laki itu? Bukanya dia biasanya bersikap sangat dingin. Kenapa dia sekarang terlihat sangat berbeda. Apa yang membuatnya seperti itu? Ini Tidak Adil!" teriak Yuna di dalam hati yang melihat mereka berdua pergi sambil menggenggam tangan nya kesal.

**

"Maaf, ya sudah mengacau tadi," ucap Kine sambil menunduk dan terlihat agak menyesal.

"Yah. Itu juga bukan salahmu kok. Mereka duluan yang memulai," jawab Kanna setelah mendengar penjelasan Kine.

"Ck! Si sialan anak itu. Liat saja aku akan melaporkan ke ayahnya nanti." Kanna terlihat menahan kesalnya di dalam hati

"La-lalu? kemana kita akan pergi selanjutnya." ucap Kanna yang mencoba merubah suasana. Tapi Kine langsung teringat sesuatu.

"Hummm. Bagaimana jika kita sedikit ke pasar antik? Aku mungkin bisa membelikan sesuatu yang sangat bagus sebagai hadiah untukmu. Itu bisa kugunakan sebagai permintaan maaf," balas Kine menatap Kanna.

"Hummm, okey. Tapi kenapa tidak ke toko saja jika ingin membeli hadiah?"

"Jika hanya di toko. Itu tidak akan memiliki efek apapun. Aku ingin membelikan sesuatu yang bisa melindungimu," jelas Kine lalu tersenyum indah.

"Ma-makasih,"jawab Kanna agak malu.

**

Di dalam perjalanan~

>> Pemberitahuan <<

Misi Telah berhasil.

Hadiah misi telah di kirim Ke Kotak pesan.

<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>

"Eh? Kotak pesan? Kenapa tidak langsung saja, ah sudahlah." Kine kemudian membuka kotak pesan. dan ada 3 hadiah yang belum ia bukan.

"Heee? Kenapa 3? Ouh ya. Hadiah misi sebelumnya dan hadiah untuk tuan ya. Baiklah. Ku terima saja semua."

>> Pemberitahuan <<

GP +1.000

Kotak barang 10x random

Kotak skill 3x random

Kotak Senjata 1x random

Telah diterima.

<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>

"Se-seribu? Sistem kau sangat baik. Oiya kenapa begitu banyak kotak random? Ah sudahlah, nanti saja ku buka. Sekarang aku harus menyelesaikan misi utama, dan yang paling penting membuat kencan ini kembali seperti semula."

Kine berjalan dengan menggandeng tangan Kanna. Kanna pun menuntunya ke pasar barang antik.

<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>

Status Kine:

Nama: Kinessis

Ras: Manusia

Umur: 17 tahun

HP(Health Point): 540/540

MP(Mana Point): -/-

Kekuatan: 2% dari kehidupan sebelumnya

Attack: 50 (tanpa Equipment)

Magic Attack: (tidak diketahui)

>Skill aktif :

-Body Regeneration

-Ruang Dan waktu

-Fly

-Rapalan Tanpa Suara

-Move

>Skill pasif:

-kosong

>Penyimpanan

-Blade magic x1

-Potion Pembawa kehidupan 2x

-Kotak barang 10x random

-Kotak skill 3x random

-Kotak Senjata 1x random

Uang:----

Gp: 1.070

<•><•><•><•><•><•><•><•><•><•>

>> Bersambung <<

~Higashi