"Kemana sih si Adam dari tadi gak kelihatan." Dirga tampak cellingak celinguk mencari sesosok Lelaki jadi jadian. Matanya menangkap seseorang yang berlari dari balik pilar didekat tangga. Dirga mencoba mengikuti arah perginya sosok yang di cari carinya dari tadi ya Dirga melihat Adam si Lelaki jadi jadian berjalan meninggalkan ballroom hotel menuju ke sisi utara hotel.
Langkah Dirga terhenti saat Lina tiba tiba saja memanggilnya dan mengajaknya menemui seseorang. Lina mengenalkan Dirga pada Pak Wahyu seorang manager salah satu supermarket.
"Mas Dirga beliau ini dari Sunny Mart Supermarket yang paling banyak order produk kita ,Beliau ingin berkenalan dengan pimpinan DIA TEA. Dari tadi aku juga nyari nyari Adam dan mas Arya tapi gak ketemu." Dirga menjabat tangan Pak Wahyu dan berbincang bincang mengenai penjualan DIA TEA yang sangat pesat.
Di tempat lain tampak Arya sedang mengangkat telepon dari seseorang.
"Halloo..Ohh Papa.." Karna suara di dalam ballroom sangag berisik Arya mencoba mencari tempat yang agak sepi.
". . . "
"Arya masih akan di kota ini agak lama..karna setelah launching Arya dan teman teman Arya akan mulai mempersiapkan pembangunan pabrik DIA TEA."
". . . "
"Untuk sementara biar Novi yang menghandel pabrik di jakarta."
". . . "
"Udah deh paa. . Arya disini lagi sibuk jangan ngomongin
nikah dulu lahh...nanti kalau memang udah datang jodohnya Arya pasti nikah kok.. ya udah deh paa Arya masih sibuk .."
Arya menutup panggilan telepon dari papa nya Surya kusuma Atmaja. "Arrgg Papa nih yang di bahas nikah melulu." Arya mendesah sambil menggerutu kesal.
"Toolooongg. ." Arya celingak celinguk seperti mendengar sesuatu. Dia mencari arah sumber suara, Arya melihat air dalam kolam bergejolak dengan dua tangan yang melambai lambai dan kepala yang sudah terbenam di dalam air.
Arya melepas jas dan sepatunya meletakkannya di tepi kolam melonggarkan dasi berwarna abu abu bermotif garis garis yang bertengger di kerah kemejanya.
Arya lalu melompat ke dalam kolam renang menggapai sesorang yang hampir tenggelam.Tangannya meraih pinggang seseorang yang memakai jas tersebut. Arya kaget karna ternyata orang itu adalah Adam yang kini sudah berwajah pucat dan tak sadarkan diri.
Dua orang kini sudah tampak berada di tepi kolam Arya berusaha membangunkan Adam menepuk nepuk pipinya tapi Adam tak merespon. Arya menekan nekan dada Adam agar air masuk kedalam tubuhnya keluar untuk sejenak Arya ragu untuk memberikan napas buatan tapi rupanya Adam memang memerlukan napas buatan untuk membantunya mendapatkan kembali oksigennya.
Arya membuka mulut Adam dan mulai meniupkan udara ke dalam mulut Adam sambil sesekali masih menekan nekan dadanya. "Dam bangun dam..!" kini air nampak mulai keluar dari mulut Adam tapi dia masih belum sadar. Arya kembali memberikan napas buatan entah kenapa jantung Arya terasa bergetar begitu kencang bibir Adam terasa lembut disapu oleh mulutnya yang memberikan udara. Arya mencoba beberapa kali hingga akhirnya Adam alias Amanda membuka matanya.
Amanda membuka matanya dia melihat kepala sesorang di depannya, dia merasakan mulutnya beradu dengan mulut sesorang. Mata Amanda berkedip kedip memastikan ini bukanlah mimpi dorongan sisa air dari tenggorokannya membuatnya terbatuk batuk dan kini membuatnya yakin ini bukanlah mimpi.
"Uhuk. ..uhukk.." Arya yang merasa napas Adam sudah kembali membuatnya menepi dari tubuh Adam dengan napas yang sedikit tersengal Arya bersyukur Adam sudah sadar.
"Aahh akhirnya kamu sadar juga.."
-Arya. . ?Arya yang nolongin aku..?napas buatan..? bibirku..?ciuman pertamaku..?? Amanda menyentuh bibirnya ciuman pertamanya yang di idamkan setiap perempuan kini direnggut oleh Arya dengan situasi konyol seperti ini.
"Ar . .Arya... ?"
"Kamu kok bisa jatuh ke kolam sih?"
"A.. Akuu. .Aku tadi merasa sesak di dalam jadi nyari angin disini dan... yaa kodokk aku tadi kecemplung ke kolam gara gara tuh kodok sialan." Amanda mengingat kalau dia tadi terkejut melihat katak.
"Kodok..??" Arya menyerngitkan dahinya "Mana mungkin dihotel besar seperti ini ada kodoknya." Arya terkekeh mendengar pernyataan Adam.
"Atau jangan jangan tuh kodok berubah wujud jadi kamu..??
"Haaa haa haa haa kamu ini ada ada saja.. ini kan bukan negri dongeng.. hahahaha." Baru kali ini Amanda melihat Arya yang biasanya terlihat jarang bicara sekalinya bicara hanya membahas masalah bisnis kini tertawa dengan lepas tawa yang benar benar menggambarkan sisi lain dari seorang CEO SEGARA RASA GROUP .
"Lagian di dalam dongeng pangeran katak tuh nyiumnya tuan putri.. lah ini aku jadi merasa jeruk minum jeruk.. hahahaha"
Amanda menjadi malu mengingat kejadian tadi realita bahwa ciuman pertamanya di ambil oleh seseorang yang telah berhasil merebut hatinya sejak pertama kali bertemu.
Arya yang menyadari perubahan wajah Adam yang memerah karna malu kini dirinya pun juga mulai malu dan jadi salah tingkah.
"Emmm Arya..." Arya yang berdiri hendak menjauh kembali menoleh.
"Makasih ya udah nolongin aku. kalau gak ada kamu... entah lah mungkin aku tinggal nama.."
"Gak masalah lagian kebetulan tadi aku juga lagi ada di sekitar sini."
Arya menelpon seseorang memintanya untuk membawakan handuk dan dua setel pakaian resmi, tak lama ada petugas hotel yang datang dan memberikan pesananan atasannya tersebut.
"Nih keringin dulu badanmu pakai handuk keburu masuk angin nanti, dan ini baju ganti buat kamu. Acara di dalam masih berlangsung jadi kita harus cepat cepat kembali ke dalam." Arya memberikan handuk berwarna putih dan satu setel pakaian resmi pada Adam.
"Ayo buruann!" Arya mengajak Adam untuk berganti baju di kamar mandi di sisi laim kolam renang.
Didalam kamar mandi Arya buru buru melepas pakaiannya yang basah tampak tubuh berkulit putih berotot dengan otot perut kotak kotak sempurna terpampang di depan mata Amanda. Amanda buru buru menuju ke dalam bilik toilet memilih mengganti bajunya di sana.
Degupan jantung Amanda yang belum mereda gara gara ciuman yang lebih tepatnya napas buatan tadi kini berdentum semakin keras seakan mau meledak melihat Arya yang menanggalkan pakaiannya hampir saja tadi dia melihat Arya yang hampir melepas celananya yang basah kalau dia tadi tidak buru buru kabur.
Ternyata perasaan itu tak hanya di miliki oleh Amanda. Arya pun merasakan hal yang sama mengingat bibir Adam membuatnya semakin kacau. "Sepertinya aku memang perlu ke psikiater gak bisa di biarin terus. Lama lama nanti kepribadianku yang jadi taruhannya. "Batin Arya sembari menggeleng gelengkan kepalanya mencoba menyangkal suara degupan jantungnya.
Mereka berdua kini kembali kedalam hotel dengan rambut yang sama sama basah, sambil menahan diri masing masing agar tak gugup Arya yang mencoba mencairkan suasana meminta Adam untuk kembali membaur dengan para tamu dan menikmati hiburan dari para penyanyi yang kini berkolaborasi menyanyikan lagu milik Armada band yang berjudul Pergi pagi Pulang pagi.