Chereads / Lelaki cantik itu Amanda / Chapter 20 - Siapa Adam sebenarnya??

Chapter 20 - Siapa Adam sebenarnya??

Arya sampai lebih dahulu ke rumah Dirga karna Adam pamit untuk mandi terlebih dahulu karena berkeringat bermain layang layang.

"Silahkan masuk Ya.." Dirga mempersilahkan Arya untuk duduk di ruang tamu. Dirga sendiri sedang memeriksa beberapa dokumen.

"Lagi sibuk ya.. Aku ganggu gak nih.."

"Ahh nggak tenang aja cuma meriksa laporan perkebunan aja. Ada apa nih kesini gak ngasih kabar dulu..?"

"Gini mau bahas pembangunan pabrik. Tadi aku juga ketemu Adam di jalan bentar lagi pasti dia nyusul."

"Bukankah katanya akan di bahas minggu depan? kok kamu kesini lebih awal pasti ada hal lain..?" Dirga menebak maksud hati Arya.

"Emm.. gak juga sih.. skalian ingin refresing aja, di sini udaranya sejuk."Arya mencari alasan.

"Hmm Dir ngomong ngomong kamu kenal sama si Adam udah lama??"

"Ya kurang lebih Enam bulanan"

"Brarti dia bukan asli anak sini..?"

"Bukan Dia dari ibukota , dia disini ikut saudaranya. Dia masih sepupuan sama Lina..?"

"Trus kalau di jakarta Dia tinggal dimana..?" Dirga mulai heran dengan pertanyaan Arya yang terkesan KEPO..

"Kalau itu aku juga gak tau. Dia orangnya agak tertutup." walaupun aku tau rahasia terbesar Adam lebih baik aku simpan sendiri.

"Kamu pernah gak sih ngerasa kalau Adam itu sedikit aneh?"

-Bukan cuma aneh Adam itu memang berbeda karna dia itu perempuan- Batin Dirga

"Ya dia memang agak aneh. Tapi itu kan privasi dia, justru itu keanehannya adalah daya tariknya."Dirga mengatakan seperti itu karna dia sendiri juga tertarik padanya.

"HAII...Lagi ngomongin aku yaa.." tiba tiba saja Adam sudah berada di antara mereka berdua. Dirga yang baru saja ngomongin dirinya jadi terlonjak kaget.

"Astaga...Kamu ngagetin ajah Dam.."

"Emangnya kamu tadi denger kita ngomongin apaan?" Arya memastikan kalau Adam tak mendengarnya.

"Mana ku tau Baru dateng juga.." Amanda hanya cuek.Sedangkan kedua Lelaki itu hanya bisa bernapas lega. "Emangnya bener lagi ngomongin aku..?"

"Ah nggak kita kan lagi ngomongin masalah pabrik baru.. ya kan Dir. "Arya menyikut bahu Dirga.

"Eh iya..iyaa"

"Okee..Jadi kapan nih pembangunan akan di lakukan?" Amanda mulai membuka topik.

.

.

.

Setelah rapat terbatas antara ketiga pimpinan DIA TEA Arya pamit untuk pulang dia menawarkan untuk mengantarkan Adam pulang. Di dalam mobil mereka mengingat permainan layang layang tadi mereka pun tertawa lepas.

-Melihat Arya yang tersenyum seperti ini kok rasanya ademm gitu yaa..beda banget kalau pas dia lagi membahas kerjaan- Amanda ikut tersenyum melihat sisi lain dari seorang Arya yang biasanya serius dan tegas.

"Ohh ya Dam katanya asal kamu dari Jakarta ya..ngomong ngomong kamu tinggal di daerah mana.?"

"Emm ..Daerah pondok indah"

"Kamu gak ada rencana pulang kejakarta biar bareng sekalian.."

"Hmm Aku belum ada rencana lagi sibuk juga ngurusin yang di rumah produksi."

"kalau ada rencana pulang kabarin aku aja biar nanti sekalian kalau aku juga ke Jakarta." Adam hanya mengangguk.senyumnya tiba tiba hilang. Arya jadi merasa seperti salah berucap.

****

"Lin kok belum pulang sudah hampir malam."

"Eh mas dirga iya nih nanggung tinggal ngerekap laporan bentar lagi juga selesai."

"Gimana Lin ada masalah gak sama kerjaan kamu..?"

"Gak ada mas semua lancar. Bahkan penjualan kita juga lebih baik."

"Nanti aku antar pulang ya udah gelap gini.." Lina yang terlihat sumringah tersenyum malu malu.

"Boleh..makasih mas Dirga" Lina mengangguk senang karna akhirnya pujaan hatinya akan mengantarnya pulang.

"Linaa..." Dirga menarik tangan Lina. Lina yang berdebar hanyut oleh pesona Dirga.

"Ada apa mas Dirga..?"

"Aku ingin tanya sesuatu sama kamu masalah serius."

-Mas Dirga mau tanya apa ya..?Apa jangan jangan mas Dirga mau bilang suka sama saya.-

"Iya..mau tanya apa.." senyum mengembang sempurna di bibir Lina.

"Siapa Adam sebenarnya..?" Senyum Lina mendadak sirna.

"Maksud mas Dirga apa ya..?"

"Aku tahu Lin , Adam merahasiakan sesuatu yang besar, dan kau pasti paham apa maksudku." Dirga menggenggam tangan Lina agar Lina menjawab pertanyaannya. Tapi kini di tepis oleh Lina seraya menjauhi Dirga.

"Dia sebenarnya perempuankan..?"

"Aku tak punya hak untuk menjawabnya."

"Tapi Lin aku tak punya niat buruk aku hanya ingin tahu saja sebenarnya siapa dan kenapa dia menyembunyikan identitasnya??"

"Sudah saya bilang saya gak punya hak untuk menjawabnya. Yang jelas dia sudah saya anggap seperti kakak saya sendiri. Saya dan ibuk hanya ingin membalas budi dengan memberi bantuan selama dia disini."

"Tapi sampai kapan kalian akan berbohong. Lambat laun semua pasti akan terbongkar juga."

"Asal Mas Dirga tak memberi tahu siapapun semua akan baik baik saja.."

"Baiklah aku akan terus berpura pura sampai semua terbongkar dengan sendirinya. Tapi aku tetap akan mencari tahu siapa Adam sebenarnya."

"Terserah Mas Dirga saja. saya mau pulang sekarang." Mood Lina yang tadi bersinar terang kini benar benar sudah padam.

.

.

.

Dirga akhirnya mengantarkan Lina pulang dan sepanjang perjalanan mereka sama sekali tak berbicara. Sesampainya di rumah Lina membisikkan sesuatu pada Dirga.

"Mas Dirga tolong tetap jaga rahasia kakak." Dirga hanya mengangguk yakin.

"Den Dirga gak mampir dulu..?" Bik minah menyapa Dirga hangat.

"Besok besok aja bik sudah malam.."

" Ohh iya den. Neng Adam..eh maksud saya nak Adam juga udah tidur. Trimakasih ya den sudah mengantar Lina pulang.." Dirga hanya tersenyum lalu pamit pulang.

Lina masuk kedalam kamar dengan wajah cemberut, sama sekali tak dihiraukannya ibunya yang dari tadi ngoceh karna hampir saja ketahuan karna salah ngomong.

"Kenapa sih mas Dirga lebih peduli sama kak Amanda. Apalagi sekarang mas Dirga sudah tau kalau kak Amanda itu perempuan. Apakah mas Dirga suka sama kak Amanda??"

"Meskipun sekarang kak Amanda sudah merubah total penampilannya Kenapa masih saja mas Dirga tertarik dengannya?? Apakah perlu aku juga mengubah penampilanku agar mas Dirga tertarik padaku??

"Apakah mas Dirga sama sekali gak punya perasaan sama aku..??"

"Dan.. Apakah kak Manda juga suka sama mas Dirga??"

Pertanyaan pertanyaan itu terus bergelanyut di pikirannya. Setitik air mata menetes dari mata indah Lina. Cinta yang selama ini di pendam apakah tak ada secuilpun balasan untuknya??