Chereads / Lelaki cantik itu Amanda / Chapter 22 - Aku sudah tau siapa kamu

Chapter 22 - Aku sudah tau siapa kamu

Dua manusia yang kini berada di atas bukit menikmati setiap hembusan angin yang menerpa tubuh mereka.Adam dan Dirga merentangkan kedua tangan mereka seakan memeluk udara menghadap ke arah pemandangan indah yang kini menampakkan matahari yang beranjak menjadi senja.Langit berwarna jingga mulai bersembunyi di balik perbukitan.

Dirga yang tadi melihat setitik air mata lolos dari mata indah Adam yang masih terpejam pura pura tak melihat apapun.

"AAAAARRRHHHH..."Dirga berteriak keras.

"Kamu kenapa??"Amanda melihat aneh pada Dirga yang tiba tiba berteriak.

"Cobalah..kau pasti akan merasa lega.."

Amanda mencoba berteriak seperti Dirga dengan kedua tangan masih direntangkan sambil memejamkan mata.

"AAAAARRRRHHHHH...."

"Gimana seru kan...?"

"AAAAARRRHHHHH....AAAAAARRHHHH..."Dua orang kini berteriak bersama sama.tapi Adam alias Amanda terlihat lebih menghayati teriakkannya.Setiap teriakannya terdengar seperti hati yang tersayat.Suara yang kini jelas terdengar kalau itu suara seorang perempuan.

Amanda menumpahkan semua kegundahan dihatinya.air matanya kembali menetes.Amanda buru buru menghapusnya sebelum Dirga melihatnya.

"Dirga siapa yang yang mengajarimu hal seperti tadi..?

"Aku sering melakukannya kalau lagi jenuh,ada masalah,putus cinta dan saat ibuku meninggal."

"Kau pernah putus cinta..?"

"Tentu saja aku cukup populer di sekolah dan di kampusku dulu.Aku tak kalah mempesona di kalangan cewek cewek yang menjadi fans ku.gak Kalah lah dari kamu. ." Amanda tersenyum tipis."Apa kau belum pernah patah hati??"Amanda menggeleng pelan.

Jangankan untuk patah hati.Pacaran saja dia belum pernah.

Tapi kini Amanda paham rasanya patah hati.Hatinya terasa disayat sayat terasa perih dan sakit di dalam dadanya.rasa sakit pada luka yang tak terlihat.Patah hati karna telah mengecewakan Orang tuanya.

Amanda sadar dia telah melakukan kesalahan dengan kabur dari rumah dan bahkan menolak untuk pulang.Tapi dia memang benar benar belum siap untuk pulang.meskipun rindu selalu membayangi kala mengingat Orang tua dan adik adiknya.

Amanda dan Dirga kini duduk berdua di atas rerumputan menikmati senja yang indah.

"Dirga..kenapa kau tak jatuh cinta lagi..??"

"Sebenarnya aku sedang ingin fokus pada pekerjaanku.tapi kini aku sudah merasakan jatuh cinta lagi."

"Benarkah..?Siapa orangnya..?"

"KAMU.."

"Apa kau sudah gila..??"Amanda tertawa geli.Amanda mulai beranjak dari tempatnya tapi Dirga menahannya dengan menarik tangannya.

"Tapi aku serius.." Amanda berbalik dan menatap wajah dirga yang memang menunjukkan kalau dia sedang benar benar serius.

"Apa kau penyuka sesama jenis..?"

"Kau gila..tentu saja aku normal."

"Lalu kenapa..kau"

"Aku sudah tau siapa kamu.."

Deg

"Aku sudah tau rahasiamu"

Deg

"Aku tau kau sebenarnya perempuan." Amanda menutup mulutnya tak percaya.

"Dari mana kau tau..?Apa Lina yang..?"

"Bukan Lina yang memberi tauku aku sudah tau cukup lama."

"Sejak kapan..?"

"Sejak kita menginap di hotel waktu itu."

"Maaf aku..aku gak sengaja mengintipmu saat kau tidur. "

PLAKKK

Tangan Amanda mendarat di pipi kanan Dirga

"Tapi aku gak mengintip yang bawah..aku hanya mengintip yang atas.."

PLAKKK

Tangan Amanda kini mendarat di pipi kiri Dirga.

"Beraninya kau...mengintipku.apa kau tak punya sopan santun" Amanda akan menampar Dirga lagi tapi dicegah.

"Ma ..Maaf tapii aku benar benar tak sengaja karna posisi tidurmu yang.. bajumu tak sengaja terbuka waktu itu.."

"Hahh"Amanda membuang nafas kasar."Lalu sekarang apa maumu kau akan membongkar rahasiaku pada semua orang..haa??"

"Kalau itu tujuanku pasti sudah aku lakukan dari dulu..Aku hanya ingin tau siapa kamu sebenarnya.dan kenapa kau sembunyi di sini.."

"Apa itu penting bagimu..?"

"Adam..emm entah siapa namamu sebenarnya..aku tulus dan serius suka sama kamu"

"sejak kapan kau suka padaku?? apa sejak kau tau rahasiaku..?"

"Entah lah sejak kapan rasa ini ada tapi jujur aku mulai merasakan hal aneh saat didekatmu."

"Aku...Aku sembunyi disini karna kabur dari rumah..karna aku di jodohkan" Amanda akhirnya jujur pada Dirga tentang masalah yang sedang membelitnya.

"Bolehkah kita berkenalan sekali lagi..?"Dirga mengulurkan tangan dan tersenyum tanda memulai persahabatan dari awal.

"Namaku Amanda.. Amanda Alvia Danudirja"Amanda menyambut tangan dirga.

"Dirga Faiza Adinata" mereka berdua berjabat tangan dengan saling bertukar senyum.

"Apakah tamparanku sakit..?"

"Tentu saja ini saja masih berasa panas.."Dirga menggosok gosok pipinya.

"Maaf ya.."

"Aku juga minta maaf karna telah mengintipmu waktu itu"

"Tapi apa kau benar benar tak mengintip yang bawah??"

Amanda melirik Dirga curiga.

"Sumpah..aku tak mengintipnya.Aku hanya sedikit curiga dengan benda berwarna biru muda milikmu itu.." Amanda yang malu wajahnya memerah.

"Amanda kenapa kau tak pulang..?"

"Aku masih tak ingin di jodohkan."

"Apa kah calonmu itu tua bangka..?Atau kan dia berwajah jelek..?"

"Setahuku dia masih muda tapi aku belum pernah melihatnya.."

"Bagaimana kalau ternyata dia tampan.Apa kau tak menyesal??"

"Mau tampan atau jelek aku tetap tak mau menikah dengan orang yang belum aku kenal.Aku ingin menemukan jodohku sendiri.Sejak dulu aku tak pernah bisa bersosialisasi seperti orang orang lain.Pertemananku dibatasi hanya orang orang tertentu yang dipilih ayahku untuk menjadi temanku.Karna itu aku belum pernah pacaran ataupun punya kekasih.karna segalanya di atur oleh ayahku."

"Sebegitu over protektifnya ayahmu itu..Apakah kau anak tunggal..?"Amanda menggeleng.

"Aku anak pertama dari tiga bersaudara.tapi ayahku hanya protektif kepada anak anak perempuannya.kadang aku iri pada adik Lelakiku.."

"Dirga sudah hampir gelap mari kita pulang.."

"Baiklah.." mereka berdua beranjak meninggalkan bukit dan menaiki motor trail.

"Amanda..."

"Ya..?"

"Aku serius dengan ucapanku tadi kalau aku menyukaimu.kau tak perlu menjawabnya sekarang.aku ingin kita memulainya dengan persahabatan.tapi aku mohon pikirkanlah.."

Amanda hanya mengngguk.

Bagaimana aku bisa menerima perasaan Dirga.Sedangkan aku tau Lina suka padanya.Tak mungkin aku menghancurkan hati Lina yang sudah ku anggap seperti adikku sendiri.dan lagi pula aku lebih merasa Dirga seperti seorang kakak bagiku.

"Owh ya aku lupa memberitahumu sesuatu..sesuatu yang sangat mengejutkan.."

"Apa itu..??"

"Ayahku ingin menjodohkan mu.maksudku ayahku ingin menjodohkan Dinar dengan Adam."

"AAAPPAAA...??" Amanda berteriak tepat di telinga Dirga.

Apakah semua Ayah selalu ingin mendojohkan anaknya..??

Apakah anak tak berhak untuk menentukan jodohnya sendiri..?

Mungkin maksud mereka baik.Tapi tidakkah hidup anaknya adalah pilihan hidup sang empunya yang akan menjalaninya..??

Apakah Amanda akan kabur lagi untuk lari dari perjodohan yang tak masuk akal ini??

Perjodohan yang sebenarnya antara sesama perempuan?

Membayangkannya membuat Amanda semakin pusing.Ingin rasanya dia kembali ke atas bukit dan berteriak di atas sana.