Chereads / Lelaki cantik itu Amanda / Chapter 28 - Amarah

Chapter 28 - Amarah

Malam ini Amanda dan Lina sedang lembur di rumah produksi. Amanda lembur untuk mempersiapkan produk baru sedangkan Lina lembur mengerjakan laporan yang di bawa Arya tadi pagi untuk di gabungkan dengan laporan miliknya. Semua pegawai sudah pulang karna waktu kerja hanya sampai jam 4 sore sedangkam kini waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.

"Lin aku udah hampir selesai, Apa kau masih lama..? Aku akan menunggumu kalau masih lama."

"Tak perlu kakak pulang saja duluan."

"Baiklah nanti biar aku minta Dirga mengantarmu pulang kalau kau masih lama disini."

"Tidak usah."

"Memangnya kenapa lin.. ini kan kesempatan buat kamu."

Dirga yang melihat lampu rumah produksi masih menyala memastikan kalau masih ada orang di dalam. Di luar Dirga mencuri dengar Percakapan antara Lina dan Amanda.

"Udah deh kak.. Kak Manda gak usah munafik."

"Maksud kamu apa Lin.."

"Kakak gak usah sok sok an mau deketin aku sama mas Dirga."

"Loh emangnya kenapa.Aku kan udah janji sama kamu jadi aku pasti akan bantu kamu.."

BRAKKK

Lina menggebrak meja. Membuat Amanda kaget dan tak mengerti.

"Kakak gak usah sok polos, gak usah munafik mau bantuin aku buat deket sama Mas Dirga. Sedangkan kakak sendiri juga suka kan sama Mas Dirga."

"Nggak Lin.. kamu salah faham aku dan Dirga kami cuma bersahabat."

"BOHONGG..." kali ini Lina mendekati Amanda. "Aku gak bodoh kak. Aku tau dan aku juga bisa merasakan Kalau kalian itu saling menyukai satu sama lain."

"Lin.. jujur Dirga memang pernah bilang suka padaku, tapi Aku benar benar tak punya perasaan sama sekali padanya. Aku lebih ingin kalau kau yang bisa bersanding dengannya."

Mendengar ini ada hati yang patah di balik pintu. Hanya dalam sehari hati yang semalam melambung tinggi kini jatuh dan pecah berserakkan.

" Kalau kakak jujur lalu yang semalam itu apa..? Aku melihat sendiri dengan mata kepalaku kalau kalian jalan berduaan di pasar malam seperti orang berkencan. kalian tersenyum bersama, kalian sama sama bahagia, dan saat kakak pulang kakak mencium Mas Dirga kan..?"

"Apa..? mencium ? Aku tak pernah mencium siapa pun Lin.. Kau salah paham Aku semalam hanya berbisik pada Dirga untuk berterima kasih hanya itu tak lebih."

"Udah lah kak . Percuma juga kakak deketin aku sama Mas Dirga karna dia tak pernah melihatku sebagai seorang perempuan. Dia hanya menganggapku sebagai teman dari adiknya."

"Percayalah padaku Lin. Aku akan berusaha membuat Dirga suka padamu.."

"SUDAH CUKUP." Lina dan Amanda menoleh kearah suara.

"Dirga.." Amanda menutup mulutnya tak percaya kalau dari tadi Dirga mendengar semuanya.

"Ternyata ini kah balasan dari perasaanku padamu..?" Dirga terlihat berbeda ada Amarah dalam dirinya.

"Dirga pliss dengarkan aku dulu.."

"Kau pikir aku ini apa Amanda.. kalau kau memang tak suka padaku kenapa kau memberi harapan palsu padaku dan malah ingin melemparkan ku pada orang lain. haa? memangnya hatiku ini mainan perasaanku ini bukanlah barang yang bisa kau alihkan pada orang lain kalau kau tak menyukainya."

"Tapi Dirga..Lina sangat menyukaimu, dia sudah menaruh rasa padamu sejak lama.."

"Tapi yang aku suka itu kamu.. bukan Lina." Lina yang tak tahan mendengar penolakan dari Dirga berlari pulang sambil menangis.

"Lina tunggu lin.." Amanda berusaha mengejar Lina, tapi tangannya di tahan oleh Dirga.

"Aku belum selesai bicara.." Amanda masih berusaha melepaskan tangannya.

"Dirga kau tak kasihan pada Lina..?"

"Apa kau sendiri tak kasihan padaku.. haa??" Seketika Amanda melemah.

" Perasaanku tulus padamu.. baru semalam kau membuatku bahagia tapi kenapa malam ini kau hancurkan HATIKUU.." ucapan Dirga yang lembut di awal di akhiri dengan teriakan diujung kalimatnya.

"Aku.. aku.. Maafkan aku Dirga.. maafkan aku." Amanda mulai menangis.

"Aku sungguh tak mengerti padamu.kalau kau tak menyukaiku tak seharusnya kau memberikanku pada orang lain hatiku ini bukan barang. Apalagi orang itu adalah lina yang sudah ku anggap adik."

"Sudah lah... sekarang terserah padamu." Dirga beranjak pergi meninggalkan Amanda yang menangis sendiri.

Tanpa mereka sadari ternyata Dinar ikut mendengar segalanya. Saat Lina keluar dengan menangis Dinar ingin tau apa yang terjadi. kini yang Dinar tau kakaknya suka pada Adam dan mereka terlibat cinta segitiga dengan Lina. Saat Dirga keluar dari rumah produksi Dinar bersembunyi di balik tembok.

Dirga pulang dengan keadaan kacau. Dia melempar semua benda di kamarnya. Dirga meluapkan emosi dan amarahnya dengan memukul samsak tinjunya.

Ayahnya Dirga yang mendengar beberapa benda pecah dari kamar Dirga meminta dirga agar membuka pintu tapi Dirga tak menggubris dia tetap meninju samsaknya sekuat tenaga.

"Dirga kau kenapa..?"

" Mas Dirga patah hati yah.." Dinar tiba tiba muncul.

"Patah hati memangnya Dirga lagi pacaran sama siapa..?"

"Sebenarna anu yah..anu..mas Dirga.." Dinar membisikkan sesuatu di telinga ayahnya.

"APAAA..?" Pak Adinata shock bukan main. Dia tak menyangka putranya menyukai seorang Lelaki dan itu adalah Adam.

"Iya ayah dan mereka terlibat cinta segitiga."

"Segitiga..?"

"Iya Mas Dirga suka mas Adam sedangkan Lina suka dengan mas Dirga. Mas Dirga marah karena Mas Adam malah ingin menjodohkan Lina dengan Mas Dirga." pak Adinata benar benar tak mengerti dengan jalan pikiran putranya.

****

Amanda pulang kerumah bi Minah di dalam rumah Amanda mengetuk kamar Lina dan memanggilnya. Tapi Lina tak mau membukanya tak mau mendengar penjelasannya. Didalam kamarnya Lina menangis mendengar kata kata Dirga yang tak pernah menyukainya.

"Lin buka lin!! dengarkan aku dulu.."

"Lin maafkan aku..aku tak bermaksud seperti itu..tolong lin.."

Lina sama sekali tak peduli pada penjelasan Amanda. Amanda pun menyerah membiarkan nya tenang dulu.

Didalam kamar Amanda mengingat yang terjadi.

"Kakak munafik"

"kakak mencium mas Dirga kan?"

"Apa kau tak kasihan padaku?"

"Kenapa kau hancurkan hatiku?"

"Hatiku ini bukan barang"

"sekarang terserah padamu"

Suara Lina dan Dirga bergema di telinganya. Amanda merosot di balik pintu kamarnya. Dia tak pernah menyangka semua ini akan terjadi. Yang satu adalah sahabatnya dan yang satu sudah seperti adiknya.

Amanda membuka laci nakasnya dan melihat jepit kupu kupu pemberian Dirga. "Maafkan aku Dirga."