Chereads / Lelaki cantik itu Amanda / Chapter 34 - Potong pita

Chapter 34 - Potong pita

"Appaa..Pak Heru lebih memilih bergabung ke DD GROUP??."

"Benar pak. Dia juga telah berhasil mengambil alih 20% sahamnya kembali. Dan kini dia mengincar 5% saham KA GROUP." ucap seseorang di ujung panggilan.

Sudah Kurang lebih enam bulan Amanda berjuang melobi beberapa klien agar mau bergabung di perusahaannya. Dan berhasil mengambil alih kembali saham yang di rebut musuhnya.

"Brengsek..! berani sekali dia. Tak kusangka ternyata dia lebih cerdas dari yang kuduga. Kau.. pastikan tender proyek di Lombok kita yang menang."

"Baik pak." Pak Surya menutup teleponnya dan membanting handphonenya di atas sofa berwarna merah tua.

"Brengsek."

"Siapa yang brengsek pa..?" seseorang tiba tiba saja masuk.

"Oh ..kau Arya tumben kau mampir ke kantor papa?"

"Ya..ada janji di sekitar sini jadi aku mampir dulu. Sepertinya memang sudah lama aku tak kesini."

"Kau sepertinya lebih sibuk dari papa ya.."

"Kenapa pagi pagi papa udah emosi..? Apakah ada masalah di kantor?"

"Apa kau ingat putri Bima yang menolak dijodohkan denganmu..?"

"Aku bahkan belum mengenalnya. Memangnya kenapa..?"

"Untung kau tak jadi menikah dengannya. Dia ternyata bukan gadis yang baik penampilannya saja seperti preman, tak punya sopan santun dan bahkan berani memaki maki papa."

"Nah bener kan Arya bilang juga apa, dari Awal kan emang Arya gak mau di jodohin sama anak teman papa itu."

"Sejak hari itu papa sudah tak berteman lagi dengan Bima. Dia kini menggantikan posisi Ayahnya.Dia ternyata sangat licik dia merebut beberapa klien papa."

"Ya papa harus lebih hati hati kalau begitu"

Arya tak pernah tau kalau papanya selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau agar lebih berkuasa. Sebenarnya Pak surya lah orang licik yang telah merebut klien pak Bima sebelumnya. Sedangkan Amanda yang cerdik merebut kembali apa yang telah Pak Surya ambil.

"Ngomong ngomong kapan kau akan mengenalkan seorang gadis pada papa. Kau sudah hampir 30 tahun sudah saatnya kau menikah."

"Nanti akan Arya bawa. Tapi Arya tak mau di jodoh jodohkan lagi."

"Lalu kapan..?"

"Ya... nanti.. nanti pokoknya kalau dia sudah kembali."

"Dia..? jadi benar kau sudah punya calon..?" Arya sedikit malu.

"Entah lah Arya juga belum yakin. Tapi Arya janji aku akan bawakan papa calon mantu yang baik dan cantik."

"Ya.. yang penting jangan seperti putri Bima itu.. Entah siapa namanya..Pokoknya Papa gak suka. Dan lagi jangan Lama lama."

"Iya...doain saja deh pa.."

"Bagaimana dengan bisnismu..?"

"Lancar kok..bentar lagi juga mau peresmian pabrik baru." Arya mendapat panggilan dari seseorang.

"Ya udah Arya pergi dulu pa.. Sudah ditunggu klien." sebelum pergi Arya memeluk papa nya sebentar.

***

"Beberapa hari lagi peresmian pabrik baru DIA TEA. Tapi masih belum ada kabar dari amanda.apakah dia benar benar sudah melupakannya..? Sudah enam bulan lebih tak ada kabar. Masih hidup gak sih tu anak.?" Dirga bermonolog sendiri didepan cermin kamarnya.

"Apakah dia sudah melupakanku..? Sementara aku sudah hampir gila memikirkannya."

"Haahh..Kenapa di otakku cuma ada dia.." Dirga mengacak acak rambutnya sendiri.

****

"Selamat datang tamu undangan hari ini kita berkumpul disini untuk acara peresmian PT DIAA industri."

Beberapa orang berpakaian rapi tampak berlalu lalang menghadiri acara peresmian pabrik DIA TEA. Pabrik yang di namai PT DIAA industri singkatan dari ketiga nama pendirinya yaitu Dirga ,Amanda, dan Arya.

Namun sayang di hari yang penting ini salah satu pendirinya tak bisa hadir. Bahkan tak pernah terdengar kabarnya. Hari ini media memang tampak tak diundang dan tak ada yang meliput. Sepertinya memang sudah di setting oleh seseorang.

Arya dan Dirga tampak sibuk menyalami tamu undangan yang datang. Arya yang tampak gagah dengan setelan jas berwarna hitam dan dasi berwarna abu abu bermotif garis garis.

Sedangkan Dirga tampak lebih casual dengan kemeja biru muda dan jas berwarna abu abu yang tak di kancingkan. Meskipun mereka berdua tersenyum namun dalam benak mereka merasa tak enak karna Amanda tak ada untuk turut serta meresmikan pabrik dari bisnis hasil kerja kerasnya.

Tak lupa Lina tentu saja orang yang paling sibuk mengurus ini dan itu. Ingin segalanya tampak sempurna sepertinya dirinya menyiapkan untuk menyambut seseorang.

Hari ini Lina tampil sangat cantik dengan dress berwarna pink pastel selutut rambutnya sedikit dikepang di bagian kanan dan kirinya lalu disatukan kebelakang. Riasan minimalis dan flawless tapi cukup membuatnya tampak berbeda dari biasanya.

Sebenarnya Arya Dan Dirga ingin menunda peresmian pabrik dan menunggu sampai Amanda datang namun karna rumah produksi sudah tak mampu membuat produk yang lebih banyak dan lagi pabrik Arya yang sebelumnya digunakan untuk memproduksi mengalami sedikit kendala mesin. Dan lagi Amanda yang memang tak pernah memberi kabar.

Akhirnya mau tak mau pabrik yang memang sudah siap harus segera di resmikan dan dibuka untuk memenuhi permintaan pasar yang terus melonjak.

"Para hadirin yang terhormat kini saatnya untuk acara puncak yaitu pemotongan pita sebagai simbol diresmikannya dan dibukanya PT DIAA INDUSTRI. kepada pak Arya dan pak Dirga kami persilahkan!"

Arya dan Dirga bersiap menuju ke arah pita merah yang terbentang. Mereka mengambil gunting yang sudah di siapkan.

"SATU...DUAAA..TII.." tiba tiba ada satu tangan lagi yang membawa gunting dan ikut menjulurkan tangannya ke arah pita.

Tangan yang mengenakan gelang tali berwarna biru sama seperti yang di pakai Dirga dan Arya. Ketiga tangan yang memakai gelang yang sama bersatu memotong pita berwarna merah pada hitungan ketiga .

Seketika kedua Lelaki itu menoleh mendapati seseorang berambut pendek diatas bahu yang kini adalah rambut aslinya dengan jepit kupu kupu berwarna biru pemberian dari Dirga bertengger diatas rambutnya. Dan kini gadis itu sedang bertepuk tangan seperti tamu yang lain karna pita telah terpotong.

"AMANDAAA...??" kedua Lelaki itu kompak berteriak tak percaya.Sedangkan sang gadis menoleh dengan senyum yang mengembang sempurna.