Setelah kejadian di toilet restoran itu, aku dan alya mulai menjalin komunikasi, terkadang kami bertemu diam-diam di belakang mami, keseringannya sih aku yang datang ke rumah alya.
Kejadian di restoran itu gak pernah bisa aku lupakan begitu pun alya. Kadang di saat lagi berdua di rumahnya kami membahasnya, dan tertawa-tawa bersama. Alya selalu memujiku sebagai pakar sex, alya bilang belum pernah merasa kepuasan seperti yang alya dapatkan dariku... Ahhhhh masaaaaaaaa.... Sedikit sombong sih ya, tapi kenyataannya hasrat alya selalu terpuaskan dengan permainan lidah dan jariku, hehehe.....
"sayang.. Sejak kapan kamu jadi lesbian ?"suatu malam,setelah selesai makan malam alya bertanya
"ehem...bisa di bilang sejak aku lahir kali, hehehe... "
"ughhhh kamu.. Masa sih?"alya mengacak rambutku gemas
"heeh,masa kamu gak percaya sih"gerutuku menjawab ketidak percayaan alya
"bukan begitu, aku cuma penasaran aja sayang"ucap alya sambil meraih tanganku dan meremasnya
"dari kecil aku gak pernah tertarik memainkan permainan anak perempuan, papi salah juga sih, selalu membelikanku mainan anak cowok, dan aku lebih nyaman bergaul dengan cowok daripada cewek, tapi aku tak pernah keberatan pakai dress"jelasku polos.
Alya mendengarkanku dengan tatapan sayang, bibirnya menyunggingkan senyuman khasnya yang membuatku tergila-gila, ku tatap bibirnya yang ranum tanpa polesan lipstik, basah dan menggoda, aku meneguk salivaku, menahan hasrat tertahan, tanpa bermaksud menggoda, alya membasahi bibirnya,dan aku semakin gak tahan di buatnya, ku ulurkan jemariku, menyentuh permukaan bibirnya yang menggoda, ku permainkan dengan lembut, lalu perlahan, ku masukan jariku kedalam mulutnya, ku sentuh giginya yang putih dan rapi, alya menjilat ujung jariku dengan lidahnya dan menghisap jariku perlahan, badanku bergetar menerima sentuhan lidah alya di ujung jariku, ku rengkuh tubuh alya, dan ku cium bibirnya penuh nafsu, alya membuka mulutnya, ku lesakan lidahku ke dalam mulut alya, lidahku bertemu dengan lidah alya yang hangat, alya mengerang di balik ciuman itu,ku hisap madu manis di bibir alya.
Ku telusuri lingerie alya dengan tanganku yang bebas, menyentuh permukaan lingerie itu dengan lembut sebelum ku tarik paksa dari tubuh alya, alya menjerit kecil ketika ku tarik lepas kain yang menutupi badan moleknya, kulitnya yang halus dan putih terpampang tanpa penutup apa pun... Hhhhhhh, kebiasaan alya kalau tahu aku akan datang pasti tidak akan memakai apa-apa di balik bajunya. Tanganku bergerilya menjelajahi setiap inci kulitnya, terkadang erangan dan desahan silih berganti memenuhi telingaku, membuatku semakin liar memanjakan tubuh alya.
Hari berganti hari.... Tak terasa hubunganku dengan alya sudah memasuki bulan ke 3. Kami tak pernah kehilangan barang sehari pun untuk bertemu, dan jujur saja hubungan kami tidak ada yang tahu, backstreet lah bahasa kerennya.
Mami pun tak pernah merasa kehilangan di saat butuh aku untuk menjadi sopir pribadinya, karena setiap pergi selalu ada kehadiran alya, dan kami begitu pintar menyembunyikan hubungan kami di depan mami, alya dengan lugas meyakinkan mami bahwa dia sudah menganggapku sebagai adiknya, karena kebetulan alya adalah anak tunggal, jadi kalau pun kami pergi bersama tidak harus berbohong sama mami, dan mami tidak pernah keberatan.
Tapi ada satu masalah yang sebenarnya sangat pelik untuk kami, kami tahu hubungan ini tak akan pernah kemana-mana, untuk orang Indonesia hubungan seperti adalah hal yang tabu, belum banyak orang yang bisa menerima dengan pikiran terbuka, apa lagi terikat dengan adat yang sangat kuat, dimana perempuan harus menikah dan mempunyai keturunan generasi penerus. Mau bagaimana lagi, kami hanya menjalani rencana Tuhan saja...fiuhhhh.
Dan... ini sesungguhnya di luar kendaliku, alya bukan perempuan single seperti yang kalian pikirkan, dia wanita yang sudah menikah namun belum juga di berikan keturunan. Dan suaminya tinggal di luar negeri, gak usah nanya dimana, pokoknya di luar negeri deh.. hehehe..
Kalian pasti berpikir, aku sangat tidak tahu diri dan jahat, iya kan? berani datang dalam ke kehidupan seseorang yang sudah gak sendiri lagi, alias aku ini pelakor..Hiks..... dan kalian juga pasti berpikir aku tidak tahu malu,karena aku berani mengencani alya di rumahnya,wait...untuk ini aku bisa kasih alasan,yang aku datangi bukan rumah utama alya, alya mempunyai beberapa property di Jakarta, dan yang kami sering tempati adalah rumah pribadi alya. Ahhh percuma ku jelaskan juga,kalian pasti sudah menjudge duluan... hufffff..baiklah.
Hujan turun malam itu, aku masih berkutat dengan pekerjaan yang si kutu kupret berikan padaku, si kutu kupret itu panggilan kesayanganku buat general manager yang jadi atasanku, masih ada beberapa dokumen yang perlu di revisi buat meeting besok, hp ku tak berhenti berbunyi, alya terus bertanya jam berapa aku pulang kerja. Bikin senewen aja jadinya, akhirnya ku silent setelah aku membalas chatnya, dan aku pun kembali fokus dengan pekerjaanku.
Akhirnya selesai juga, ku renggangkan kedua tanganku ke atas, dan ku kedip-kedipkan mataku, lelah juga. Ku lirik jam yang melingkari pergelangan tanganku, omaygot gak terasa sudah jam 9, sekali lagi ku cek dokumen-dokumen itu, setelah di rasa gak ada yang salah, aku cepat-cepat membereskan mejaku, dan terburu-buru pergi meninggalkan ruangan.
Di parkiran Pak Soleh kepala security sudah jongkok manis di samping mobilku.
"ngapain Pak? "tanyaku sambil mengeluarkan kunci mobil. Pak Soleh cengengesan melihat ke arahku.
"jagain mobil mbak yoana takut ada yang angkut"jawabnya bercanda.
Aku sudah tahu maksud dari jawaban Pak Soleh"tumben gak ngebul? "sengaja aku pura-pura bertanya.
"Hehehe... Puasa mbak dari tadi" see!! gak pake bak bik buk ku sodorkan uang lembaran 50 Ribu.
"bagi-bagi sama yang lain, jangan di kekepin sendiri"ujarku.
"asyiappppppppp.... "dengan muka sumringah Pak Soleh menerima pemberianku"terima kasih mbak yoana, semoga panjang rejeki selalu.."doanya...
"Aamiin... "balasku seraya masuk ke dalam mobil.
Sambil menghidupkan mobil, ku raih hpku di dalam tas,eh busyehhhhhhh chat alya hampir memenuhi layar hpku. Sambil memasang headset, ku telepon alya.
"hai babe... what's up? "tanyaku setelah alya mengangkat teleponku.
"okay aku ke rumahmu sekarang... oh okay, iya aku belum sempet makan, okay babyyyyyy... see you soon... muach I love you.. "bisa tebak gak pembicaraan kita? gak usah kepo deh Hahaha...
Satu jam kemudian aku sudah sampai di rumah alya, sebelumnya aku sudah memberi kabar mami, biar gak khawatir.
Setelah capcipcup, ku bersihkan diri, dan kembali ke ruang makan, alya sudah duduk di meja makan dan melayaniku untuk makan.
Selesai makan kami bersantai di ruang keluarga, alya tampak berbeda malam ini, gak secerewet biasanya, cenderung lebih banyak diam. Biasanya dia selalu nempel kalau duduk berdekatan,tapi hari ini beda, aku jadi penasaran.
"baby... what's wrong? "tanyaku tanpa tendeng aling-aling"tadi kamu sibuk ngechat aku dan nanya jam berapa aku pulang, sekarang ada orangnya kamu diem aja"
Alya mengangkat wajahnya dari layar hp yang dari tadi sibuk dia mainkan. Lalu alya meletakan hpnya diatas meja, tangannya meraih mukaku, dan mengecup bibirku beberapa kali.
Aku semakin bingung di buatnya, kulepaskan jemarinya dari wajahku"ada apa? "tanyaku lembut, ku tatap mata coklat terangnya dalam-dalam.
Alya menghembuskan nafasnya keras-keras, seperti ingin melepaskan sesak di dadanya.
"Ada yang ingin aku omongin sebenarnya, aku gak tahu apa respon kamu setelah mendengarnya"ucap alya.
"gimana kamu akan tahu responku,ngomong aja belum"
Alya memutar tubuhnya hingga menghadap padaku"sayang...."mata indahnya mengerjap-ngerjap gemas.
"hmm... apa? "tanyaku, dan semakin aku penasaran di buatnya.
Alya menggoyang-goyangkan kepalanya gelisah. Tatapannya perlahan turun"ada yang mau aku omongin"ujarnya pelan.
"Iya apa.. "tanyaku gak sabaran"babe..?aku nunggu lho ini"kataku mulai kesal. Aku memang bukan orang yang sabaran, jika melihat teman bicaraku semakin membuatku penasaran.
"aku bingung harus dari mana dulu ngasih tahu kamu.."ujarnya semakin gelisah.
Ku raih jemari lentiknya,ku dekatkan kemulutku dan mengecupnya bergantian, hanya cara ini yang bisa membuatnya tenang dan bisa menyampaikan apa yang mau dia sampaikan.
"sayang... aku harus kembali ke Jerman dalam waktu dekat ini... "alya menatapku,ada pancaran kesedihan terbit.
"so...? " aku masih memainkan jemari alya.
Alya menarik jemarinya dari genggamanku"aku gak akan kembali ke Indonesia buat stay... "ucapan Alya seperti lecutan petir, padahal alya mengucapkannya dengan nada pelan.
"what?? "teriakku tanpa sadar, Alya hampir tersedak mendengar teriakanku. "serius babe? a apa alasannya? "suaraku sedikit bergetar.
Tiba-tiba suara hpku berdering, awalnya aku mengacuhkannya,tapi hpku gak mau diam terus berdering, alya hanya menatapku, ah sial siapa sih, ku raih hpku dengan gak sabar"halo..."suaraku agak meninggi Ketika menjawab telepon itu.
"yoannnnn.... kesambet apa kamu? sampe budek telinga mami"owalahhhhh ternyata ratu syurgaku yang telepon.
"ya amplop mamiiiiiii.... kirain yoan tukang panci keliling yang nagih kreditan, maapkeun..maapkeun ya mami sayang.... Ada apakah mami menelepon sang putri? banjir lagi kah tempat cuci piring, atau Pak Uday gangguin mami lagi? "masih sempat ku godain bidadari syurgaku, aku gak mau jadi anak durhaka donk, walau hatiku lagi gak karuan.
"Bukannnnn.... di rumah aman,mami juga aman,cuma mau nanya kamu pulang gak? "Tanya mami centil seperti biasa.
"kayaknya yoan gak pulang mam.. "ku tatap alya, dan alya menganggukan kepalanya menyetujui.
"ya udah kalau gitu...mami jadi bisa honeymoon sama papi... Hihihi.. Salam buat Alya ya yo.. "
"Baiklah mami sayang, salam balik dari Alya...okay selamat malam, salam sama papi.. hati-hati jangan terlalu lincah entar pada sakit pinggang"pamitku sambil mengingatkan.
Aku kembali fokus pada Alya"lanjutin.."pintaku
"Braden memintaku stay disana, dia sudah menyiapkan segalanya untuk aku ikut program bayi tabung. Aku udah pernah cerita tentang ini kan sama kamu sayang? "alya mengangkat matanya dan menatapku.