Aku terdiam termenung, dengan kepala yang aku sandarkan pada dinding dibelakang ku. Mataku melihat kearah jarum jam yang terus memutari setiap angka. Waktu terasa sangat lambat setiap detiknya.
Dalam keadaan merenungi nasehat yang dikatakan oleh Kak Dwiki, aku berbicara pada diriku sendiri di dalam hati.
"Aku rasa untuk saat ini aku belum siap, belum sanggup untuk bertemu secara langsung dengan Kak Zaki. Aku masih butuh waktu sedikit lagi. Aku yakin cepat atau lambat, kita pasti akan bertemu. Tuhan, tolong bantu aku untuk menghindar darinya lebih lama lagi hingga aku bertemu dengannya di lain waktu. Sampai saat itu tiba, aku berjanji akan menemuinya, menyelesaikan masalah yang terjadi, dan mengatakan semua kata yang aku pendam sangat lama."
Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Kak Dwiki keluar dengan pakaian yang sudah lengkap.
"Vin, habis ini kita berangkat ya!" kata Kak Dwiki sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Hmm? Kenapa kak?" balasku yang baru tersadar dari renunganku.
"Habis ini kita langsung berangkat. Kamu memikirkan apalagi sampai gak fokus?" tanya Kak Dwiki.
"Ohh... Maaf kak! Aku tidak mendengar apa yang kakak katakan tadi. Mmm... Aku cuma merenungkan nasehat yang kakak berikan tadi."
Aku terdiam dan tertunduk sebentar. "Kak...! Untuk saat ini aku belum siap jika harus bertemu dengan Kak Zaki lagi. Jika takdir nanti mempertemukan kita kembali cepat atau lambatnya, disaat itu tiba, aku akan menyelesaikan masalah ini. Benar apa yang kakak katakan. Aku berfikir kalau masalah ini tidak baik jika harus berjalan lebih lama lagi." kataku sambil mengangkat kepalaku.
"Tidak apa-apa. Aku sudah mengatakan padamu, jangan sampai memaksakan diri. Tapi aku bangga padamu, kamu sudah niatan untuk memperbaiki masalah ini." balas Kak Dwiki yang masih menyisir rambutnya yang sudah diberikan gel rambut. "Ayo kita berangkat." ajaknya.
"Baik kak. Mau berangkat bareng pakai motorku atau bagaimana kak?" tanyaku.
"Kita naik motor sendiri-sendiri saja. Jadi kamu pulangnya nanti tidak usah mengantarku terlebih dahulu. Kecapekan kamu nanti." kata Kak Dwiki sambil berjalan dan membuka pintu.
Aku berdiri dan mengambil tas yang berada di sebelahku.
"Baik kak. Terimakasih sekali lagi atas semuanya kak." ucapku dengan tulus.
"Sama-sama. Aku bisa jadi pendengar yang baik kok. Kalau kamu mau cerita lagi, kamu bisa datang kepadaku."
"Siap, kak! Kita langsung ke kafe atau Kak Dwiki mau beli makan dulu?" tanyaku.
"Tidak, kita langsung berangkat saja. Aku tadi sudah beli nasi bungkus sebelum kamu sampai disini. Kamu sudah sarapan?"
"Sudah kok kak. Aku tadi sudah sarapan saat aku mengirim pesan ke kakak tadi."
Kami menaiki motor masing-masing, dan berangkat menuju kafe.
****
Di depan pintu kafe terdapat papan pengumuman dengan ditempeli kertas informasi tentang syarat dan ketentuan untuk bisa mendapatkan promo hari valentine hari ini. Disini juga tertulis daftar makanan dan minuman yang menjadi menu promosi. Ada satu perbedaan tentang promosi makanan yang tertulis disini, yaitu jika yang datang bersama dengan teman saja akan mendapat potongan harga kurang dari yang datang bersama pasangan ataupun keluarga.
Rupanya semuanya sudah datang kecuali kami. Memang kami datang di waktu yang sangat mepet.
Sejauh mataku memandang, ruangan kali ini sangat berbeda dari biasanya. Hampir semua ruangan dipenuhi dengan warna pink yang melambangkan cinta dan kasih sayang.
Di event hari valentine ini sudah terpasang pernak-pernik yang berhubungan dengan tema valentine. Dinding yang ditempeli dengan berbagai macam benda dengan bentuk hati. Meja yang biasanya tanpa hiasan, kini disetiap meja terdapat vas bunga dengan beberapa bunga mawar pink.
Di bagian front desk terdapat banyak balon berbentuk hati di setiap sudutnya. Balon ini nanti akan diberikan kepada keluarga yang membawa anak-anak mereka. Balon berbentuk hati 8ni akan diberikan secara gratis.
Ini semua hasil kerja keras kemarin. Kemarin kafe ini ditutup lebih awal, karena kita harus mendekorasi ruangan yang besar ini.
"Kerja keras bersama kemarin terbayar sudah dengan indahnya ruangan kafe saat ini. Tempat ini sangat romantis, pasti bakal menyenangkan kalau bisa datang bersama pasangan kesini." batinku.
Aku dan Kak Dwiki menghampiri mereka yang sudah datang terlebih dahulu. Mereka sedang duduk bersama seperti biasanya untuk briefing pagi.
"Assalamualaikum, selamat pagi Pak Nando." kataku memberi salam yang diikuti dengan salam dari Kak Dwiki.
"Wa'alaikum salam." jawab mereka serentak.
"Selamat pagi juga Vin. Selamat pagi juga Dwiki." balas Pak Nando. "Mari kita mulai briefing pagi hari ini."
Dibriefing hari ini Pak Nando menjelaskan bahwa hari ini adalah event valentine yang kafe kita adakan. Pak Nando sudah memposting informasi tentang event ini diberbagai macam sosial media, dari Facebook, Twitter, Instagram, dan aplikasi sosial media yang lain.
Hari ini pasti akan ada banyak pembeli. Seperti hari Sabtu dan Minggu, hari ini juga akan ketambahan 2 orang pekerja part time. Pak Nando hari ini tidak bisa membantu, karena akan ada banyak teman-temannya yang akan datang. Jadi, 1 orang pekerja part time akan ditugaskan membantu bagian depan untuk membersihkan meja-meja mengambil piring dan gelas yang kotor.
"Oh iya... Saat istirahat nanti kalian bisa memilih dan membuat makanan dan minuman yang kalian inginkan. Dengan syarat perorang tidak melebihi dari seratus ribu rupiah. Hal ini tidak akan memotong jatah uang makan kalian untuk hari ini. Nanti kalau sudah, kalian input dan cetak struk makanan yang akan kalian makan. Jika total harga makanan kalian tidak sampai seratus ribu, maka sisanya akan saya bayar secara tunai." jelas Pak Nando.
Semuanya berteriak kegirangan mendengar apa yang dikatakan oleh Pak Nando barusan. Sampai saat ini, aku belum pernah merasakan makanan di kafe ini. Makanan yang terlintas di kepalaku adalah pasta aglio e olio. Aku sangat suka makanan yang berbahan dari mie. Memikirkannya saja sudah membuat air liurku memenuhi rongga mulutku.
Suasana menjadi sedikit gaduh, semua membicarakan tentang bakal makan apa nanti atau mengambil minuman apa nantinya.
"Ssst... Diam dulu sebentar!" kata seru Pak Nando.
Semua mulai terdiam dan memperhatikan Pak Nando yang semula ramai saling berbicara.
"Info terakhir, nanti sebelum pulang kalian bisa bergantian masuk ke ruanganku. Hari ini adalah hari gajian kalian. Uang lembur saat event pada hari minggu kemarin, akan aku bayarkan nanti." kata Pak Nando.
"Yeay... Hari gajian!" teriak Kak Andi dan Kak Dimas bersamaan.
Semua tertawa terbahak-bahak bersama.
Ini adalah gaji pertamaku, aku berpikir akan dapat berapa ya gajianku selama bekerja kurang dari 2 minggu ini. Sebagian gajiku akan aku berikan kepada bunda untuk biaya sekolah adikku dan untuk keperluan sehari-hari. Aku nanti akan menyisakan sedikit dari uang gajianku, sekiranya nanti cukup untuk uang bensin dan uang makan.
"Oh iya... Nanti jangan lupa sekalian bawa struk makanan kalian. Batas seratus ribu rupiah itu bisa kalian bagi untuk makan di istirahat pertama dan kedua. Ataupun langsung kalian pakai di istirahat pertama. Semua tergantung kalian. Sisa uang dari seratus ribu itu akan aku bayar pada kalian saat pengambilan gajian nanti." terang Pak Nando.
"Baik, terimakasih pak!" kata kami serempak.
Begitulah briefing pagi untuk hari ini. Kami semua menuju ke atas, Pak Nando ke ruangannya sedangkan kami ke ruangan karyawan untuk menaruh barang dan berganti pakaian.
"Kalian mau ambil makanan apa untuk nanti?" tanya Kak Dimas dengan antusias.
"Kalau aku nasi goreng seafood saja, sama lemon tea. Totalnya untuk 2 kali porsi adalah 70 ribu rupiah. Lumayan sisa 30 ribu untuk jajan." kata Kak Vendi sambil tertawa.
"Kamu tuh, uang saja yang dipikirkan. Sekali-sekali makan yang berkelas kenapa? Gak bosan apa makan nasi goreng?" sindir Kak Dimas. "Kalau yang lain gimana?" tambahnya.
"Aku belum tau mau makan apa. Nanti saja aku pikirkan." jawab Kak Dwiki.
"Kalau aku makan siangnya beef bowl, kalau makan malamnya belum tau ingin makan apa. Kalau kamu mau makan apa Dim?" Kak Andy balik bertanya.
"Aku akan makan yang enak-enak. Nanti siang makan cordon bleu dan minum lecy squash. Makan malamnya paket beef teriyaki rice bowl. Pas deh 100 ribu! Kapan lagi makan yang beginian, mumpung ini gratis dari Pak Nando." kata Kak Dimas sambil tertawa.
"Kalau kamu Vin? Apa kamu sudah memilih makanan?" tanya Kak Andi.
"Iya sudah kak. Nanti siang aku makan Chicken teriyaki saja. Kalau malamnya Smooked beef aglio olio, mac n cheese, dan beef burger. Dan apapun makanannya, minumnya tetap es teh, khas warga negara Indonesia." kataku sambil memikirkan makanan itu di kepalaku.
"Kamu yakin Vin?" tanya Kak Dwiki.
Semuanya melihatku dengan terheran dan raut wajah mereka yang seolah-olah tak percaya dengan apa yang aku katakan.
"Yakin kak! Aku suka makanan yang yang berbahan mie atau pasta." kataku tegas.
"Bukan itu maksudku! Maksudku apa kamu yakin bisa makan itu semua sendirian?" tanya Kak Dwiki.
"Iya kak! Soalnya makanku banyak. Kalau Kak Dwiki tidak percaya, nanti bisa mengecek makananku ada sisa apa tidak!" kataku sambil meyakinkan Kak Dwiki.
"Tubuhmu kurus begini, makanmu kok banyak? Lari kemana saja semua makanan yang kamu makan?" ejek Kak Andi.
"Aku memelihara banyak cacing kelaparan kak. Mungkin mereka yang mencuri semua makananku." kataku dengan wajah polos.
Semua yang ada di ruangan ini tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang baru saja keluar dari mulutku. Aku hanya tersenyum dengan wajah malu.
.
.
.
*****