Aku membelalak saat melihat apa yang muncul di layar ponselku yang kini dipegang oleh Yesa. Itu merupakan potret Siena dan Ares dulu, yang berasal dari unggahan lama di instagram milik Siena. 'Bagaimana mereka bisa menemukannya?'
Karena panik, aku secara reflek merenggut ponsel itu dari tangan Yesa dengan terlalu kasar. "Bukankah tadi kalian bilang hanya ingin bermain game? Siapa yang mengizinkan kalian melihat-lihat isi ponsel Papa?" hardikku.
Seketika, aku langsung menyesali perbuatanku ketika melihat Yara dan Yesa mulai menangis dengan saling berpelukan. Mata mereka terbelalak. Tampak jelas ketakutan di wajah mereka saat menatapku.
"Maaf, Papa. Aku enggak sengaja. Yesa enggak tahu kenapa foto itu bisa muncul. Maafin Yesa. Aku mohon jangan marahin Yara. Yesa yang salah. Jangan pukul kami," ujar Yesa sesenggukan dengan bibir bergetar.
Mereka menjerit ketakutan ketika kuraih tubuh mereka dan membawanya ke pelukanku.