Chereads / Senja Yang Tak Ku Gapai / Chapter 6 - Pagi yang cerah

Chapter 6 - Pagi yang cerah

jam alarm Dinda menunjukkan pukul 4.55 pagi. mereka terbangun karena suara alarm yang terpasang di smartphonenya .

Good Morning Dinda . " ucap Brian sambil sengaja memeluknya dengan erat.

heh Brian lepaskan. aw tangan aku sakit" ucap Dinda sambil meringis kesakitan

iya iya aku lepasin. sorry Din aku ngga sengaja tangan kamu kepegang. aku panggilkan dokter dulu ya." ucap Brian

Dokter. tolong tangan calon istri saya sakit lagi dok."ucap Brian

baik pak. saya akan segera memeriksa nya" ucap dokter. bentar ya saya suntikkan dulu obat penghilang rasa nyerinya." ucap dokter

iya dok makasih ya." ucap Dinda

setelah selesai dokter kembali keruang kerja nya. dan meninggalkan mereka berdua.

Hai pagi Dinda. Anda ngapain disini?" tanya boy terhadap Brian

siapa gw? ya jagain calon istri gw lah. yang ada lu ngapain disini?" tanya balik Brian

jangan mimpi. bisa jatuh ke jurang anda mimpi terlalu tinggi. " ucap boy

udah ish. ngapain sih ribut. aku pusing dengar ocehan kalian berdua. mau aku usir dari sini apa diam kunci mulut kalian." ucap Dinda

Iya iya. ini aku bawa bukunya ni. tadi pagi pa Anton mengabarkan bahwa hari ini kampus sedang kedatangan peserta study tour jadi semua kegiatan belajar mengajar ditiadakan dan kuis tetap berlangsung tapi melalui online. nanti beliau memberikan link nya." ucap boy

okey baiklah. jadi aku tidak harus bolos dengan keadaan seperti ini. Mana buku Mikrobiologi nya" ucap Dinda

Nih kamu pahami dulu. nanti transfer kan ilmunya ke aku ya." ucap boy

iya. mau kamu itu mah." ucap Dinda

gw kenapa jadi nyamuk sih disini melihat mereka." gumam Brian dalam hati sambil meninggalkan ruangan tersebut. Aku keluar dulu ya beli kalian sarapan.

Gausah repot-repot. Bentar lagi bibi akan datang sedang dijalan mengantarkan makanan. kalau anda mau keluar silahkan. jangan balik lagi itu lebih bagus." ucap boy

lu ngusir gw? okey aku keluar ya. Dinda sayang. Makasih buat semalem nya Moment yang sangat indah" ucap Brian dengan sengaja membuat boy cemburu.

Dinda jadi yang jagain kamu semalem Brian? kamu ngga diapa-apain kan?" tanya boy dengan cemas.

iya jadi pas kamu pulang. dia masuk kesini. trus aku diemin aja dengan membelakangi nya. mata aku ga kuat ngantuk jadi tidur. kirain aku dia sudah pulang saat aku tidur ternyata belum. dia juga tertidur dalam kondisi duduk disebelahku. saat alarm berbunyi kita berdua terbangun dan tangan Brian ada diatasku. Setelah itu dokter masuk untuk mengecek kondisi tanganku." ucap Dinda

ohh syukulah. kirain dia bertindak macem-macem lagi." ucap boy

tuk.tuk.tuk suara sepatu sangat berisik danberbatengan menghampiri lorong menuju kamar Dinda.

Hai Nia how are you?" tanya dina

hai. i'm fine. do you know where I'm from here?"tanya Dinda

ouuh. we know from boy. bahasa indonesia aja ya. aku sudah bisa belajar sedikit." ucap Dina

okey. ada kemajuan nih. hmm emang ya boy mulutnya receh." ucap Dinda

iih bukan gitu itu. yang namanya keadaan seperti ini harus terus ceria. biar lekas sembuh. ya jadi aku terpikir memberi tahu Dina, Maura dan Dion. gapapa kan?" ucap boy

iya sudahlah makasih ya. Sudah buat ramai ruangan ini " ucap Dinda sambil tersenyum

nampaknya pengusiran boy tidak ditanggapi oleh Brian. pria tampan dengan segala kelebihannya itu kembali kekamar Dinda dengan sangat rapih, tangan kanannya membawa buket bunga matahari dan disaku jasnya terselip berbagai coklat aneka rasa. Brian tau bahwa Dinda sangat menyukai coklat. maka dari itu dia pasti sangat senang.

Hai. wah nampaknya ramai sekali, perkenalkan saya Brian. calon istrinya Dinda." ucap Brian dengan tersenyum ramah

kamu itu kan anak dari pengusaha ternama yang sering muncul di televisi kan? serius calon istrinya Dinda?" tanya Maura

jangan ditanggapi Ra, dia hanya manusia stress. Lagi pula tidak mungkin akan terjadi. Main berasumsi sendiri ngaku-ngaku calon istri. ketemu saja baru dua kali." ucap Nita

yah. tepat sekali, nampaknya aku memang sudah terkenal ya. diantara teman-teman dinda" jawab Brian menanggapi Maura.

mungkin jika saat ini kamu enggan mengakui ku. no problem, tapi suatu saat semua itu akan berwujud. Nih aku bawakan bunga dan coklat kesukaan mu." ucap Brian

waahhh. Dinda itu coklat yang harganya menguras kantong asli. Ngasih coklat aja premium. berarti rasa cintanya sudah pasti tidak diragukan lagi." ucap Maura.

boy yang sedari tadi menatapnya dalam diam. tak ada sepatah kata pun terucap. seperti nya saat ini dia harus kembali menata hatinya. Apakah benar Dinda menyukai pria itu? lalu sebenarnya perasaan apa yang aku rasakan terhadap Dinda? ya Tuhan ku mohon kalaupun aku harus berjarak dengannya itu sangat teramat sulit. apalagi melepaskan nya pada pria yang jelas-jelas sudah membuatnya terbaring seperti ini." gumam boy dalam hati.

makasih sudah repot-repot membawakannya untukku."ucap Dinda. temen-temen ada yang mau coklatnya? ga mungkin aku menghabiskan semuanya kita bagi ya. satu orang 2 okey.

Asik. ngejenguk malah bawa makanan." ucap Maura yang sedang memegang coklat

stop. kenapa malah dibagikan? ini khusus buat mu bukan untuk yg lain." ucap Brian sambil mengambil kembali coklat yang sudah berada ditemannya Dinda. Nih, aku simpan langsung dalam tasmu.

permisi. Pasien Dinda hari ini sudah diperbolehkan untuk pulang." ucap dokter yang memasuki ruangan tersebut

terima kasih dok. "ucap Dinda

sama-sama. sering diganti perbannya jangan sampai menunggu lembab ya. agar mempermudah proses penyembuhan." ucap dokter

laksanakan dok." ucap dinda. Hallow boy. betah banget melamun. kenapa melamun disitu? aku pulang denganmu ya.

hee hmm. Kamu sudah boleh pulang hari ini?"tanya boy

nah kan kelamaan melamun jadi mulai lagi lodingnya. bahkan dokter Dateng kesini pun kamu tidak sadar? td dokter bilang aku sudah bisa pulang. jadi aku mau kamu yang mengantarkan ku kerumah dengan banyak permintaan. nanti aku lanjutkan dimobil permintaan nya ya." bisik dinda

Okey semuanya aku pamit duluan ya. "ucap brian