Chereads / Senja Yang Tak Ku Gapai / Chapter 8 - Mataharipun Tersenyum

Chapter 8 - Mataharipun Tersenyum

Sesekali boy dan Dinda merasa terkejut melihat sudut ruang hotel yang saat ini dipijaknya sangat mewah dengan disain interior nuansa alam dan glamor.

Waah. Kaka serius milih hotel ini? budget berapa nih ka? Rupanya Kaka sekarang sudah jadi miliarder ya. menurut ku harga hotel ini permalam sekitar 100 USD. 12 juta rupiah per kamar?"tanya Dinda

Kamu salah. Kaka ga pernah ngeluarin uang sebanyak itu. sayang, lebih baik digunakan untuk resepsi pernikahan Kaka"ucap ka Bayu. Ini hotel milik Brian. berterima kasihlah padanya

what? seriously? Aku ga nyangka dia punya saham juga di Indonesia. Makasih loh Brian, ternyata ini adalah sebagian dari ide licik mu menarik perhatian ka Bayu? aku harap ka Bayu tidak termakan dengan sogokan mu."bisik Dinda ditelinga Brian.

Aku tidak berniat menyogok nya. Karena ini adalah permulaan untuk mendapatkan hatimu."ucap Brian pelan sambil mengedipkan sebelah matanya

Baiklah. Dimana kamarku?"Ucap Dinda

Aku sengaja memisahkan satu yang VVIP. didalamnya terdapat 4 kamar. Jadi kita bisa dalam satu ruangan."Ucap Brian

Okey. percepat lah. sudah lelah rasanya ingin berbaring sejenak."ucap Dinda

Disana nomer 091." ucap Brian

Karena kamu sudah baik denganku. Aku minta boy bersebelahan kamarnya dengan ku. okey?"tanya Dinda

silahkan saja. tidak masalah bagiku"ucap Brian dengan senyum manisnya

Huh. Nyaman sekali tempat ini. 5 menit berbaring dulu" gumam Dinda.

satu pesan masuk. Dinda, aku sudah diluar. aku tunggu ya, jangan sampai Brian tau kita akan mengunjungi wisata berdua. tapi kabarilah ka Bayu agar tidak khawatir denganmu" Pesan masuk boy

Baiklah. tunggu sebentar ya. aku siap-siap dulu. "balas Dinda

Tidak seperti wanita lain yang memakan waktu lama untuk berdandan. Dinda hanya menggunakan bedak tabur, lipbalm favorit nya dan tak lupa parfum aroma teh

Ka. aku keluar dulu ya " ucap Dinda

okey. hati-hati. Kaka akan menyusul mu nanti setelah menjemput Yuni."ucap ka Bayu

Ka Yuni ke sini? wah akan lebih seru. aku kangen sekali dengannya. bye Kaka."Ucap Dinda

Yuni adalah calon istri ka Bayu. Profesinya sebagai dokter spesialis Penyakit dalam yang termuda diantara teman-teman di rumah sakitnya bekerja. Usianya 28 tahun, Ia lulus dengan predikat cumlaude. maka dari itu menjadi dokter termuda, wajahnya pun tak kalah cantik bahkan hampir mirip dengan Dinda. kalau jalan berdua orang-orang menganggap nya adik dan kakak. Padahal itu tidak benar.

Dinda.. kamu lama sekali sudah seperti patung aku menunggumu." ucap Boy

terlalu berlebihan. baru telat 2 menit tingkahmu seperti anak-anak."ucap Dinda

Baiklah. Aku sudah sewa mobil untuk hari ini. ayo silahkan naik Dinda."Ucap boy sambil membukakan pintu mobil

Makasih boy. kamu adalah sahabat aku yang paling-paling mengerti aku."ucap Dinda

Aku ingin mengajakmu ke pantai untuk hari ini. Memenuhi salah satu dari permintaan mu. Tulisan apa yang ingin kamu lanjutkan?"tanya boy

rahasia. kalau ingin tau, kamu harus beli semua karyaku saat sudah diterbitkan ya."ucap Dinda

siap. aku orang pertama yang akan membeli karyamu." ucap boy

Bali merupakan pulau terindah, ramai wisatawan mancanegara mengunjungi tempat ini bukan karena semata-mata hanya keindahan alam nya tapi juga penduduk nya yang sangat ramah. Jarak tempuh yang dilalui sekitar 20 menit. Sesampainya di pantai. Ada wanita muda yang sangat menarik dan seperti memiliki jabatan di tempat ini karena pakaian dan sikapnya menghampiri mereka berdua.

Boy.. Hay boy."ucap Merry

ya. aku kaya pernah mengenal mu. Me..Merry?"tanya boy sambil terputus-putus. Kamu ada disini?

Iya ini aku Merry. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Iyaa aku pindah setelah SMA. itupun mendadak karena harus melanjutkan bisnis papah disini. Dan aku melanjutkan kuliah disini juga. Aku hampir pangling melihatmu boy makin tampan saja. terakhir bertemu saat di kelas satu SMA di tempat les." ucap Merry sambil mengedipkan matanya.

bisa saja. Oh iya ini kenalkan sahabat aku Dinda."ucap Boy.

Hai. aku Dinda salam kenal ya."ucap Dinda

Hai. salam kenal juga Din, sahabat sejak lama? seperti nya aku tidak pernah melihatmu bersama boy."ucap Merry

ya. aku dan boy sahabat dari kecil. rumah kita bersebelahan, sekolah kita selalu barengan. tapi Tempat bimbel kita beda. karena aku lebih senang private dibanding bareng-bareng, lebih sulit memahami materi saat kondisi kelas tidak kondusif. maka dari itu kita tidak pernah bertemu."ucap Dinda

pantas saja aku tidak pernah bertemu denganmu. Oh iya aku gabisa lama-lama masih ada urusan. see you next time. bye" ucap Merry

bye Merry." ucap Dinda dan Boy berbarengan

Dinda kita makan dulu ya. Disini nemunya serba laut alias seafood. Aku pesan makanan favorit kamu okey. Kepiting saus Padang, cumi saus tiram, sama orange jus? mau apa lagi yang ditambahkan?" tanya boy

sudah boy. thankyou. Nasinya jangan lupa" ucap Dinda

siap laksanakan."ucap boy. Mba ini pesanannya ya.

iya mas. silahkan cicipi dessert andalan kami ice cream goreng. sambil menunggu pesanan."ucap pelayan

wah ice cream goreng? really? ko bisa ngga cair ya? Boy kenapa cuma 1 sih? okey kita makan bersama ya." ucap Dinda

iya karna dilapisi roti trus digorengny dlm keadaan tertutup alumunium foil setau aku sih gitu. Aku ga mesen jadi gatau akan diantarkan dessert ini. Berhubung sendoknya hanya ada satu. jadi aku duluan yang mulai mencoba nya. Aaaa.. buka mulut kamu aku suapin ya. aku ga ijinin kamu makan ini sendiri" ucap Boy

Suapin? malu Boy nanti disangka anak-anak yang lagi disuapin sama kakanya"ucap Dinda sambil tertawa. aa mana sini aku penasaran. aam yummy

lagi yaa. Din "ucap Dinda

gantian dong masa aku terus, skrng kamu."ucap Dinda

Abis ini baru aku. buka lagi ya mulutnya. aaa.."ucap boy sambil mengayunkan tangannya.

amm. ko keras ya ini apa"ucap Dinda sambil merogoh mulut nya dan mengambil benda asing yang masuk ke mulutnya. Cincin? kenapa bisa ada didalam makanan ya?. Mba ini cincin mba bukan? terjatuh didalam ice cream goreng.

Bukan ka. itu hadiah dari masnya, pria tampan didepan kaka. "ucap pelayan

Boy? jadi ini ide kamu? hampir saja tertelan. bisa mati aku menelan cincin ini."ucap Dinda

Iya dari aku. Sini aku pakaikan. "Ucap boy. cincin ini lambang kebahagiaan yang hakiki kepada orang yang sangat menarik karena sudah membuatku merasakan apa itu arti cinta dan kamu gaakan mati hanya karena hal konyol, kamu itu cerdas pasti bisa merasakan hal janggal ketika itu terjadi.

Boy aku senang sekali. cincin nya indah, seperti Indahnya saat kamu terus melakukan misteri yang membuat aku terpaku dengan sikap manismu." ucap Dinda

Akhirnya kamu bisa juga membuat aku meleleh seperti disorot sinar Alfa pada terapi radiologi" ucap boy

Alaynya dirimu. Aku harap kamu bisa selalu menjadi Polivinil Pirolidon dan kita akan selalu langgeng dengan kekuatan Metyl Paraben." ucap Dinda

Jadi sekarang kita bermain bahasa medis? Okey. aku artikan keinginanmu yang baru saja kamu ucapkan. "aku harap kamu bisa selalu menjadi Polivinil pirolidon (pengikat) dan kita akan selalu langgeng dengan kekuatan Metyl Paraben (pengawet)". Really?" ucap Boy

yeaayy Good job. "ucap Dinda

Silahkan dinikmati. Semoga rasanya mengundang Kaka dan masnya sering-sering datang kesini lagi" ucap pelayan

Okey mba. Makasih yaa"ucap Dinda

Tidak ada percakapan tertuang. Dinda dan Boy fokus melahap hidangan yang sudah dipesannya tadi. Setelah menyelesaikan makan, mereka berdua berjalan menuju tepi pantai. dan duduk berdampingan.

diiringi suara desiran ombak. Nita mengeluarkan smartphone nya untuk mengupdate ceritanya yang sudah lama terbengkalai karena kesibukan nya.

Dengan lihai jari tangan nya mengetik kata perkata nan terjuntai menjadi kalimat.

Dinda Sudah dulu menghalunya. Lihat itu disana matahari akan tenggelam" ucap Dinda.

wah. Indah sekali, sudah lama aku tak melihat ini" ucap Dinda

Perhatikan Din kearah sana, Aku selalu bahagia dengan berada disamping mu begitu pun matahari itu tersenyum ikut menyampaikan rasa bahagia ku saat ini." ucap Boy

Kalau matahari bisa tersenyum. apa aku membuatmu gerah saat disampingmu? matahari kan panas?"tanya Dinda

bukan sisi itunya. Yang aku liat dari sudut pandang cahaya nya yg selalu membuat menusia mudah menyelesaikan pekerjaan nya, yang membuat manusia mengingat akan waktu. Jadi itu lambangnya dari matahari pun tersenyum untuk kebahagiaan para Penduduk bumi. "ucap Boy

Okey terimakasih penjelasan nya pak Boy pencuri hati. Boy aku mau kamu mengerti keinginan ku untuk tidak terikat dengan Istilah pacaran. Jadi kalau memang kita di takdir kan bersama, aku akan menerima mu nanti saat hari sakral itu tiba. Itupun masih lama. aku ingin menyelesaikan Study ku. Kamu juga kan? Perjalanan kita masih panjang. 3,5 tahun S.ked, koas 2 tahun, Intership 1 tahun itupun baru dokter umum. bukankah kita sama-sama ingin melanjutkan ke spesialis? "tanya Dinda

Iya aku pasti menunggu kamu Din. Aku akan menerima keputusan terbaik mu. Kita selesaikan study dulu. Kita wujudkan impian kita masing-masing ya. Tapi kamu yakin langsung melanjutkan spesialis? Terlalu rentan untuk wanita saat menikah diusia tidak muda lagi. Spesialis itu kurang lebih 4-5 tahun. Apa tidak sebaiknya mengambil spesialis saat sudah Menikah saja?"tanya Boy

Kita kenapa jadi bahas menikah ya? Kamu sudah kebelet?" tanya Dinda sambil tertawa.

Bukan gitu. aku hanya mengingatkan mu saja."Ucap Boy. Sudah jam 20.00 Mau pulang apa tetap disini?

Cepat sekali waktu. Pulang lah. wah banyak sekali telpon tidak terjawab dari ka Bayu."ucap Dinda sambil melihat ponselnya