"Raja dijenguk oleh seorang wanita nyentrik. Katanya wanita itu adalah neneknya."
Damian menoleh pada Tara. Berusaha bertanya pada tatapannya. Apakah Tara mengenal wanita sentrik.
"Kamu ingat siapa namanya?" tanya Tara pada Tio.
Tio berdecak. "Itulah," geramnya, "kutanyakan siapa namanya, dia bilang aku anak kurang ajar yang mau tau urusan dia. Mulut wanita tua itu pedas." Tio menggertakkan gigi mengingat kejadian tadi.
"Mama." Gumam Tara. semua orang yang ada diruangan itu menoleh padanya, "pasti dia mama."
"Mama?" Tio membeo.
Tara mengangguk. "Mamaku, Yo. Mantan istri Ayah."
"Ah, begitu." Tio mengangguk.
Raja masih memeluk Tara. Anaknya itu tidak berani bercerita walau dia sangat ingin bercerita pada Ayahnya. Dia memerhatikan wajah Ayahnya yang tetap tenang tanpa ada ketakutan atau khawatir.
"Aku menunggui dia, Kak," gumam Tio, "tapi karena aku kebelet mau buang air, jadi kutinggal. Kupikir tidak apa-apa meninggalkan dia dengan Raja yang tidur."
