Meskipun kemarin Cecile Luo dan Eugene Mu berguling-guling di atas seprai, Eugene Mu tetap tidak memiliki hak untuk memfitnahnya seperti ini. Pria ini terlalu sombong! Sangat keterlaluan! Percuma dia memiliki wajah yang begitu tampan! pikir Cecile Luo.
Cecile Luo mendorong dada Eugene Mu dan berusaha untuk berdiri. Namun, jarak di antara mereka berdua sangat dekat sehingga ia tetap tak bisa menghindari untuk menyentuh tubuh Eugene Mu meskipun sudah berusaha keras. Pinggang ramping Cecile Luo tidak berhenti bergerak dan terus bersentuhan dengan perut kekar Eugene Mu berulang kali hingga Eugene Mu merasa panas.
Sorot mata Eugene Mu menggelap dan menjadi lebih berbahaya, namun Cecile Luo bahkan tidak menyadarinya. Setelah beberapa kali mendorong, Cecile Luo tidak bisa bergerak. Eugene Mu hanya berdiri dan mencoba menjatuhkannya. Sentuhan lembut menghantam dada Eugene Mu lagi dan lagi hingga jakun Eugene Mu mulai naik turun.
Tiba-tiba, Eugene Mu memegang dagu Cecile Luo dan mengangkat wajahnya sambil bertanya, "Kamu ingin merayuku lagi?"
"Apa... Apa?!" Mata Cecile Luo terbelalak dengan bingung. Di mana aku sedang merayunya? Jelas-jelas aku ingin menjauh dari tubuhnya, oke? pikirnya.
Eugene Mu tidak mendengarkan penjelasan Cecile Luo dan malah memperhatikan bibir Cecile Luo yang sedikit terbuka karena gelisah, Ia tidak bisa mengendalikan api yang membara dalam dirinya dan akhirnya ia melakukan apa yang ingin dilakukannya sejak bangun di pagi hari. "Sesuai maumu!"
Bibir tipis Eugene Mu yang agak dingin itu menyerang bibir Cecile Luo dengan sengit hingga menelan semua seruannya. Cecile Luo tidak menduga bahwa saat mereka berdua masih berbicara, tiba-tiba sekarang pria itu menciumnya dengan sangat kuat. Ia memukul bahu Eugene Mu dengan keras dan ingin mendorongnya. Namun, Eugene Mu hanya menggelitik perjuangannya. Wanita ini terus memenuhi pikirannya sepanjang hari ini. Bukannya ini namanya merayu?
Tepat ketika Eugene tidak bisa menahan diri dan mendorong wanita di pelukannya ini ke lantai untuk melakukan apapun yang dia inginkan... Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki datang dari lantai dua. Segera setelah itu, suara lembut Candy terdengar di belakang keduanya, "Ayah! Apa yang Ayah lakukan?"
Eugene Mu bergerak dengan kaku dan segera melepaskan Cecile Luo. Ia terpergok berada di atas tempat tidur oleh putrinya… Tidak, ia ketahuan melakukan hubungan intim di sofa.
Cecile Luo sangat malu, terutama ketika melihat tanda ciuman di dadanya. Pipinya sontak memerah sehingga ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ya Tuhan! Dia, dia, dia... Apa yang sedang terjadi?
Jelas-jelas Eugene Mu si pria yang menyebalkan itu menciumnya. Namun, kemudian ia masih merasa penasaran. Jika bukan karena Candy yang tiba-tiba muncul, mungkin Eugene Mu akan melepaskan pakaiannya dan tidak akan ada yang menemukannya.
Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah Angelo Luo memberinya obat lagi hari ini? Lebih buruk lagi, kejadian ini juga dilihat oleh Candy! Apa ini bisa dibilang merusak moral anak bangsa? pikir Cecile Luo dengan panik.
Sementara itu, Candy tidak menyadari ketidaknyamanan orang tuanya. Ia mengedipkan matanya yang besar, lalu tiba-tiba mengerucutkan bibirnya sambil menatap Eugene Mu dan Cecile Luo. Akhirnya, ia mengangguk-anggukkan kepalanya dan menyimpulkan, "Candy mengerti! Ayah dan Kakak sedang membuat suara tepuk tangan dengan kasih sayang!"
"Kamu... Candy, apa yang kamu katakan? Apa... Apa itu suara tepuk tangan? Siapa... yang memberitahumu?" Cecile Luo nyaris tersedak air liurnya sendiri saat mendengar kata yang keluar dari anak lucu itu.
Candy menjawab sambil tersenyum, "Tante yang mengatakannya? Katanya, seorang pria menekan tubuh seorang wanita untuk membuat suara tepuk tangan dan akan mengeluarkan suara letupan. Kemudian, akan ada seorang bayi kecil. Ayah dan Kakak juga sedang membuat bayi?"
Candy menggigit jarinya, memiringkan kepalanya, dan memandangi kedua orang dewasa itu dengan bingung.