"Uhuk, uhuk… Kakak tidak mengatakan apa-apa barusan. Kamu tidak mendengar apa-apa. Baiklah, sudah waktunya tidur!" Cecile Luo terbatuk dan sengaja mengubah topik pembicaraan.
Untungnya, ketika Candy mendengar kata 'tidur', matanya langsung berbinar dan ia segera naik ke kasur. Ia masuk ke dalam selimut, lalu membuka selimut dan menepuk sisi di sebelahnya sambil berkata, "Kakak! Tidurlah sekarang!"
Cecile Luo memandangi tempat tidur yang sudah dikenalnya ini dan beberapa kejadian muncul di benaknya.
"Kakak?!" desak Candy sambil memiringkan kepalanya.
Cecile Luo cepat-cepat menyingkirkan pikiran di kepalanya dan naik ke tempat tidur. Begitu ia berbaring, Candy berguling masuk ke lengannya dan bersandar di dadanya, "Selamat malam, Kakak!"
"Selamat malam, Candy."
Wajah merah muda Candy meredup. Candy menutup matanya dan tak lama kemudian, gadis kecil itu tertidur. Cecile Luo awalnya sedikit khawatir karena ia pernah mendengar bahwa membujuk seorang anak untuk tidur adalah pekerjaan yang sulit dan ia tidak memiliki pengalaman sama sekali. Jika ia sampai membuat Candy menangis lagi, bisa-bisa Eugene Mu akan kembali mengamuk. Tapi, untungnya Candy sangat menurut dan bisa tidur sendiri.
Cecile Luo memeluk Candy dengan sangat lembut dan hangat. Mendengar napas lembut Candy membuatnya melepaskan sarafnya yang terasa penat sepanjang hari. Tanpa sadar, Cecile Luo juga sudah masuk ke alam mimpi.
Ketika Eugene Mu keluar dari kamar mandi, ia melihat pemandangan ibu dan anak yang tidur sangat berdekatan. Tak disangka, pemandangan ini sangat harmonis. Penampilan Candy mirip seperti ibunya. Hanya saja, mata Celine Luo biasanya selalu bersinar dengan keserakahan dan perhitungan sehingga membuat Eugene Mu jijik setiap kali melihatnya. Sedangkan, Candy sangat polos dan imut sehingga semua orang pasti akan mencintainya. Candy sangat berbeda dengan Celine Luo.
Namun, sekarang… Saat pandangan Eugene Mu tertuju pada tubuh Cecile Luo, jejak pemikiran yang mendalam muncul di wajahnya. Penampilan wanita ini ketika tidur, begitu polos dan tidak berbahaya. Wajahnya yang putih dan lembut tampak memerah saat tertidur dengan sedikit senyuman di bibir mungilnya. Bulu matanya panjang dan lentik seperti kipas, persis dengan Candy.
Siapapun yang melihat pemandangan ini akan berpikir bahwa Cecile Luo dan Candy adalah sepasang ibu dan anak dengan perasaan yang baik. Tatapan Eugene Mu menjadi lebih dalam dan tubuhnya perlahan bergerak mendekat Cecile Luo. Semakin lama, ia semakin mendekat.
"Baiklah…"
Cecile Luo tiba-tiba berbalik dalam tidurnya dan bergumam lembut. Eugene Mu baru tersadar bahwa dirinya sudah setengah menekan tubuh Celine Luo. Sedikit lagi, ia hampir mencium bibir merah muda wanita itu.
"Sial! Obat apa yang wanita ini berikan padaku?!"
Eugene Mu tiba-tiba melompat dan seolah dikejar, ia cepat-cepat berjalan ke kamar mandi. Kemudian, suara air terdengar lagi dari kamar mandi.
———
Ketika Cecile Luo bangun keesokan harinya, tidak ada orang di sekitar. Hanya ada dirinya seorang yang berbaring di tengah tempat tidur yang besar. Cecile Luo langsung duduk, melihat ke kiri dan ke kanan, lalu melihat jejak orang tidur. Ia menggigit kukunya dengan canggung.
"Kemarin, aku jelas meletakkan Candy di tengah tempat tidur! Apa karena kebiasaan tidurku terlalu buruk, Candy jadi merasa sempit? Tapi, jika begini, bukannya Eugene bisa saja menjatuhkanku dari tempat tidur?"
Tidur di kamar orang lain dan hampir membuat orang lain jatuh dari tempat tidur. Sungguh jahat, Cecile Luo merasa bersalah. Ia segera bangkit dan bergegas mandi. Saat ia melihat ponselnya masih berada di meja samping tempat tidur, ia langsung menyambungkannya ke pengisi daya.
Begitu dihidupkan, ponsel itu terus berbunyi sampai membuat Cecile Luo terlonjak kaget. Ia bergegas untuk memeriksanya dan menemukan tujuh atau delapan panggilan tidak terjawab kemarin. Semuanya berasal dari nomor sama yang tidak dikenalnya. Mungkin karena Cecile Luo tidak menghidupkan ponselnya, akhirnya nomor tersebut mengirimkan pesan teks untuknya.